Semua kata terukir indah menjadi kalimat-kalimat syair yang menggertarkan jiwa. Mengalunkan nada-nada indah serta berkarisma, mengalir deras tanpa terhambat titik koma, karena itu semua sudah diluar kepala terlafal jelas menjadi sebuah cerita. Tetapi disini, di ruangan ini, aku terkurung mati kutu. Bukan syair atau pun puisi yang memiliki nilai seni melainkan aturan dan larangan yang harus dipatuhi.
"gue gak peduli" terdengar suaraku yang menentang perkataan seseorang.
Aku terlalu bosan dengan semua ini selalu terulang bahkan karena terlalu sering terdengar semua yang terucap telah menempel sempurna di pikiran ini.
"Sekali lagi saya tegaskan kepada anda jika anda mengulangi kembali apa yang anda lakukan tuan dan nyonya akan meminta oma untuk tinggal di sini"
"Udah berapa kali sih gue bilang, gue gak perduli kalo mereka mau minta oma tinggal disini. Gue malah seneng karena dengan itu gue jadi gak kesepiankan, lagian juga oma pasti ngerti kenapa gue bisa jadi kayak sekarang. Jadi mending anda bilang sama mereka, minta aja oma buat tinggal disini gampangkan gitu aja susah. Karena oma gak bisa jadi ancaman buat gue ngerti!"
"Baik jika itu yang anda mau saya akan sampaikan"
"Ya udah sampein aja satu lagi bilang juga sama mereka mending gak usah lagi urusin hidup gue."
Setelah menyelesaikan kalimat itu aku pergi dari tempat itu, meninggalkan orang-orang yang hanya tertunduk tak berani melihat kearahku. Hanya orang itu yang berani karena selama ini dia yang selalu mengurus semua hal yang berkaitan denganku. Karena mereka orang yang di katakan sebagai orang tuaku mereka hanya perduli dengan urusannya, dengan kepentingannya dan dengan uang-uangnya yang membuat mereka jika ditanyakan untuk apa uang-uang itu mereka pasti akan menjawab demi aku anaknya, demi kebahagiaanku, tapi apa semua itu palsu aku tak menginginkan itu. Bukan, bukan itu yang kuinginkan dari mereka, bukan. Yang kuinginginkan dari mereka hanya lah kasih sayang mereka, perhatian mereka, bahkan hanya sekedar makan bersama atau melihat keadaan dan menyapaku di pagi hari saja itu adalah hal yang amat mustahil. Dan sekarang mereka bilang akan meminta oma untuk tinggal disini. Mereka mengatakan itu sebagai ancaman padahal itu bukan sesuatu yang akan merubahku, merubah diriku, merubah sifatku karena aku tahu oma akan selalu berada di pihakku karena dia juga tahu bagaimana keadaanku.
***
"Halo oma, oma pasti disuruh mereka buat tinggal disinikan" terdengar kekehan kecil di seberang sana.
"Iya mereka minta oma buat tinggal disana, lagi pula oma malahan seneng loh jadi kan oma bisa nemenin kamu disana."
"Tapi oma mereka itu cuma ngancem aku kayaknya mereka mikirnya aku bakal takut sama oma."
"Jadi kamu gak takut sama oma?"
"Ya gak lah oma, buat apa aku takut sama oma"
"Dasar ya! anak nakal kamu ini"
"Aku emang nakal oma"
"Hahaha iya oma tau kamu emang anak nakal yah! yaudah besok oma sampe di sana sore kayaknya, soalnya oma masih ada urusan disini gak apa-apakan?"
"Oma beneran jadi tinggal disini? Oma mau aku jemput di bandara?"
"Jadilah, tanpa orangtua kamu minta pun oma pasti bakal kesana buat tinggal sama kamu. Jadi kamu kalo makan gak akan sendiri lagikan. Gak usah kamu pasti masih di sekolahkan?"
"Ya juga sih oma. Yaudah deh kalo oma gak mau."
"Kalo gitu oma tutup dulu telfonnya yah"
"Iya oma see you..."
"See you to, belajar yang bener ya!"
"Iya oma"
tut...
Telfon pun ditutup, setelah itu aku membaringkan diri di kasur empuk ini. Sebenernya aku sudah lelah hidupku seperti ini tapi jika tidak seperti ini mereka akan lebih tidak peduli denganku, karena dengan hidupku yang seperti ini walaupun sedikit mereka tetap memperhatikanku. Walau mereka hanya mengirimkan sekertarisnya yang selalu setia menerima perintah untuk memberikan nasehat serta ancaman yang mereka berikan kepadaku.
Lalu kupejamkan mataku agar sesegera mungkin bisa pergi ke alam mimpi, agar aku bisa melupakan kejadian hari ini dan kembali seperti biasa di hari esok.
Tetapi belum sempat mata ini terpejam bunyi notifikasi menyadarkanku.
Line
Rey rizal
Rey rizal: eh fal lo besok ikut latihan basket kan?Askar naufal: iya gue ikut
Rey rizal: jutek amat sih lo
Askar naufal: Kenapa?
Rey rizal: gue di suruh pak anton nanyain lo
Rey rizal: lo sih kapten basket tapi gak masuk grup gimana sih lo jadi gue kan yang pusing ditanyain tentang lo mulu di grup
Read
Rey rizal: dasar lo gue udah ngetik panjang panjang lo cuma read doang jahat baget lo
Askar naufal: gk ada yg nyuruh lo ngetik panjang²
Rey rizal: iya bawel banget lo
Rey rizal: mending lo masuk grup deh biar gue gak ribet, nanti gue undang lo deh gimana mau gak lo
Askar naufal: terserah
Rey rizal: pokoknya lo harus masuk ya! Awas kalo gk
Read
***
Hai ini tulisan pertama di wattpad loh
Semoga suka😁😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Art
Teen FictionDiriku ini sendiri, sepi. Hati ini tak terisi, hampa. Sampai diri ini bertemu dengan sosok yang memiliki sebagian hidupku yaitu seni. Tetapi apakah dia bisa mewarnai diriku, mewarnai seniku. Karena hatiku telah kelabu, terlalu sulit hanya untuk bisa...