satu

48.5K 2.6K 207
                                    


Ladan berhenti mengoyangkan kakinya yg terasa pegal,
Itulah resikonya jika memakai mesin jahit manual, dia harus sering berhenti karna kelelahan, mau beli mesin otomatis yg menggunakan listrik tapi tak ada uang buat membelinya.

Ladan berdiri dari kursinya dan berjalan kemeja kecil yg di fungsikannya sebagai meja makan.

Ladan duduk dan meminum segelas air, sambil menghela nafas lelah ladan kembali berdiri dan berjalan kemesin jahit

Walau bagaimanapun pakaian yg satu ini harus siap hari ini juga, ladan sudah tak punya uang lagi dan jalan satu satunya adalah menyelesaikan pekerjaan dan mendapatkan upah. Demam yg ladan derita seminggu ini membuatny tak bisa menjahit.

Ladan kembali menggoyangkan kakinya dan mulai bekerja.
Sore ini dia sendiri yg akan mengantarkan baju ini pada toke, tak perlu menelpon dan menunggu dijemput.
Kalau menunggu dijemput entah sampai kapan, sementara ladan tak mau menunggu.

Sayangnya begitu bajunya sudah selesai dijahit dan digosok, ladan malah tak bisa mengantarkannya, hujan turun deras dan disertai angin, ladan tak bisa keluar.
Hasilnya, Tak ada makan malam untuknya tapi setidak-tidaknya
Malam ini ladan bisa makan mie instan kemasan lagi.

Sudah makin larut malam dan ladan mulai gemetar karna hujan belum berhenti juga dan malah berubah menjadi badai.
rumah kontrakannya kecil dan tanpa loteng hingga angin dari luar bisa masuk dan suara hujan yg menghantam atapnya terdengar memekakkan telinga.

Ladan menutup telinganya, sendirian dirumah ini membuat ladan kembali memikirkan saat badai seperti ini lima belas tahun yg lalu.
Ladan menggeleng kan kepala tak mau mengingat semuanya.

Tapi setiap kali hujan badai seperti ini maka ladan akan kembali membayangkan lagi, Kejadian yg tercetak jelas di ingatannya, seolah semuanya baru terjadi kemarin.

Apalagi setahun belakangan ini, ladan sudah melihat berita di televisi yg menyebutkan bahwa pria itu, yg sudah sukses besar diluar negri akhirnya memutuskan kembali ke Indonesia.
menurut ladan dia sudah terlampau sering melihat wajah pria itu. Ladan selalu mematikan TV tabungnya, jika wajah tersebut muncul di TV.

Kenapa, setelah empat belas tahun akhirnya pria tersebut kembali. Rasanya dalam setahun ini, sudah sering ladan berpikir bagaimana jika sampai dia berjumpa dengan pria itu lagi.
Tubuh ladan gemetar memikirkanya.

Ladan tak mau memejamkan matanya karna kalau matanya tertutup dan dia tertidur maka sudah pasti dia akan memimpikan hidupnya lima belas tahun yg lalu.

Ladan tak mau melihat atau mengingat wajah pria tersebut.

Mati matian ladan menahan kantuknya, mulai dari menonton, minum kopi atau melakukan hobinya membaca novel.
Semua gagal dan ladan masih mengantuk.
LadaN berjalan mondar-mandir didalam rumahnya yg sempit.

Tubuh ladan menyerah, jam tiga pagi ladan roboh dan memejamkan matanya.
Seharusnya ladan menyerah lebih cepat dan sadar bahwa karna kejadian masa lalu membuat fisiknya lemah, sayangnya dia begitu keras kepala.

Kilasan kilasa samar mulai membayang dikelopak mata ladan.

Dan dalam ketidak sadaranya, bibir ladan membisikana sebuah nama.
"Aram"

Lima belas tahun yg lalu.

"Aram"
Jerit ladan, sambil berlari.

Orang yg diteriakinya malah tak menoleh sama sekali.

Ladan mengembung kan pipinya saat dia sudah mensejajarkan langkah mereka.

Aram melirik sekilas padanya dan kembali tak memperdulikan ladan.

 TEMAN HIDUPKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang