tiga

16.3K 2.2K 244
                                    

Ladan tidak menangis saat dikelas. Diam dan tenang seperti biasanya. Tidak ada satu orang yang menyadari betapa dunia ladan telah runtuh.

Melihat Aram dan Anna dimobil tadi menghancurkan segala harapan dan impian Ladan.

Jauh dihati Ladan, Ladan berharap Aram akan memperjuangkannya. Lihatlah, jangankan memperjuangkannya, untuk mengejarnyapun Aram tidak mau.
Didalam hatinya Ladan tertawa terpingkal-pingkal karena harapannya yang ketinggian, sejak kapan Aram perduli dengan perasaan Ladan, seperti papa Ladan yang tidak pernah perduli pada mama.

ucapan gurunya yang memberi pengumuman tentang kegiatan ekstrakurikuler sekolah yang diadakan ke desa selama dua hari, tidak bisa masuk ke otaknya.

Ladan tidak bisa menahan lagi, dadanya sakit. Sebaiknya Ladan permisi pulang. Setidak-tidaknya dirumah Ada mahzid atau mamanya jadi Ladan bisa sedikit terhibur melihat dua orang yang paling disayangnya itu.

Saat Ladan berdiri sambil menarik tasnya, satu kelas melihat padanya. Kening guru yang berdiri didepan kelas berkerut saat Ladan permisi pulang dengan alasan sakit. Tapi melihat wajah Ladan yang pias, guru itu langsung memberi izin.

Ladan masih belum menangis, bahkan didalam taksi yang menjadi pelampiasan sebagian orang yang putus asa.

Masuk kerumahnya Ladan langsung bisa melihat mamanya yang sedang merangkai bunga dimeja sebelah tangga.

Mamanya kaget melihat Ladan. Langsung berjalan cepat menyambut Ladan dengan senyum. Inilah yang Ladan butuhkan, sebuah pelukan.

Mama membawa Ladan duduk dan kelihatan bahagia sekali.
"Tadi papa singgah kesini sebelum kekantor. Dia bahagia sekali karena kabar yang mama katakan padanya"

Ladan berusaha tersenyum saat bertanya pada mamanya.
"Kabar apa ma?"
Butuh seluruh tenaganya agar Ladan bisa mengucapkan tiga kata itu.

Mamanya menatap mata Ladan dan mengenggam tangan Ladan.
"Tadi selesai mengantar Mahzid, mama langsung kerumah keluarga Aram dan syukurlah semua keluarganya masih berkumpul untuk sarapan.
Mengingat abinya Aram yang sudah mengecewakan papamu, mama jadi malas basa basi"
Ucap mamanya sedikit sinis. Sementara jantung Ladan mulai berdentam didadanya.

"Tidak perduli pada sambutan ramah mereka semua, Mama langsung saja bicara pada intinya. Mama mengatakan bahwa pertunangan kalian harus dibatalkan"
Kata-kata mamanya membuat telinga Ladan berdenging menyakitkan.

"Puas rasanya melihat wajah shock mereka semua. Mereka ingin membantah terutama nenek Aram tapi mama tidak memberi mereka kesempatan. Saat mama ceritakan pada papamu, papa memeluk dan mencium mama sambil tertawa"
Mama Ladan tertawa sambil menangkup kedua pipinya sendiri, bagai remaja yang kasmaran. Ladan tahu mamanya mengharapkan dia tertawa juga, jadi ladan ikut tertawa terbahak-bahak sampai Airmatanya keluar.

Mamanya menghapus airmata Ladan sambil tertawa bahagia, bahagia sekali melihat Ladan yang tertawa sampai mengeluarkan airmata.

"Siapa sangka, hal kecil seperti itu bisa membuat papamu memperlakukan mama dengan manis"
Desah mamanya.

Ladan masih tertawa dengan airmata yang berderai.
Yah, tentu saja. Hanya hal kecil. Hal kecil yang membuat Ladan tidak punya hubungan apa-apa lagi dengan Aram. Syukurlah, jadi Ladan tidak perlu bersedih lagi jika sekali lagi melihat Aram bersetubuh dengan perempuan lain.

Tawa Ladan makin keras, membuat airmatanya makin membanjiri pipinya.
"Mama tahu, kau pasti senang jika mama ceritakan bagaimana manisnya papamu pada mama"
Kecup mamanya dikening Ladan.

Karena Mamanya membungkuk, hingga ladan bisa melihat payudaranya. disana ada lebam keunguan kecil, tanda bahwa papanya memberi mamanya hadiah karena membuatnya senang. Papanya pasti bercinta dengan mamanya. Kapan mamanya terakhir disentuh oleh si papa, mungkin sudah hampir setahun. Semenjak papanya selingkuh dengan mama Anna.

 TEMAN HIDUPKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang