Relief

168 28 14
                                    

Setelah percakapannya dengan Hong Won malam itu, Aylee tidak berbicara sama sekali dengan Hong Won. Bahkan ini sudah seminggu. Bukan karena Aylee ingin menghindarinya, tapi Aylee tak bisa menemuinya lagi karena kesibukannya di sekolah sebagai murid kelas akhir. Tiap harinya, Aylee merasa was-was jika pada akhirnya Hong Won memutuskan untuk mundur. Tapi, Aylee juga tak menemukan artikel manapun yang menyebutkan mundurnya Hong Won dari High School Rapper. Kemarin, preview baru dari episode terbaru High School Rapper telah dirilis. Aylee terlalu khawatir dan tak sanggup menontonnya. Ia memilih untuk melihat sendiri kehadiran Hong Won dalam episode baru malam ini. Dan di sanalah Aylee, di depan televisi di ruang keluarga rumahnya, memainkan cup berisi americano yang dibelinya dalam perjalnan pulang dengan gugup.

Separuh episode menayangkan audisi dari region lain. Hong Won dan tim regionnya sama sekali belum muncul. Aylee merasa begitu putus asa, jika Hong Won tidak muncul, bukankah itu berarti dia mundur dan pihak Mnet memotong rekaman audisinya? Dan akan terus begitu sampai babak yang terakhir kali diikuti Hong Won.

Aylee merasa semakin gelisah dan kehilangan harapan, tapi baru saja akan menekan tombol untuk mematikan televisi, dia muncul. Hong Won direkam dan ditayangkan. Dia berjalan dengan sok keren memasuki ruang tunggu dengan ponsel di tangan. Rekaman itu ditayangkan pada segmen ketika Mnet kembali membuat drama dalam acara tv-nya sendiri. Hong Won diberi drama dengan seorang idol bernama Mark Lee yang dikenali Aylee sebagai teman dari temannya. Mnet bahkan membuatkannya drama seperti ini. Aylee tertawa. Rasanya dia juga ingin menangis. Lega. Ditengah kelegaannya itulah ia mendengar ponselnya berdering. Dengan cepat, Aylee meraihnya dan tersenyum saat nama Hong Won tertera di layar.

"Hai," sapa Hong Won dengan suara beratnya dari ujung sana. Aylee tersenyum.

"Hai,"

Ada keheningan setelah balasan sapa itu. Meski begitu mereka sama-sama tahu jika mereka sedang tersenyum lebar di tempat masing-masing. Walau pada akhirnya, Hong Won memecah keheningan.

"Jadi... aku tetap bergabung,"

"Uh huh,"

"Setelah ini aku akan mendapat serangan berupa ribuan komentar kebencian di SNS-ku."

"Tak apa. Biarkan saja mereka. Jangan lihat komentar-komentar itu. Atau kau bisa menon-aktifkan kolom komentarmu,"

"Tidak perlu. Biarkan mereka bicara. Mereka berhak membenciku untuk ini,"

Keheningan lainnya menyusul. Aylee masih menatap lekat televisi, tersenyum dengan reaksi-reaksi Hong Won ketika Mark Lee itu menampilkan rap-nya untuk audisi.

"Jangan diam saja. Rasanya canggung,"

Gerutuan Hong Won membuat Aylee langsung tertawa. Hong Won memang selalu tak tahan dengan keheningan dalam suatu percakapan, "Kau tahu, aku mengenali si Mark Lee itu. Dia temannya Elize, kan? Aku pernah melihat mereka bercanda di belakang panggung saat Elize tampil di YouthClub." Aylee akhirnya membuka kembali percakapan.

"Heol. Itu tidak terduga. Elize memiliki teman seorang idol?"

"Mungkin mereka saling mengenal di kafe tempat Elize bekerja. Dia bekerja di kafe yang dekat dengan gedung SM, kau ingat? Dan jangan begitu. Mark tampak seperti anak yang baik."

"Dia memang anak yang baik dan menyenangkan. Dan dia memiliki flow yang keren! Kami berada di tim yang sama kau ingat? Dia tak terlalu bagus saat audisi tapi dia sangat keren saat cypher mission! Mungkin benar jika orang-orang berharap dia akan menjadi Bobby atau Song Minho selanjutnnya. Dia juga banyak tertawa dan dia bergaul dengan baik. Dia dekat dengan Sangho. Oh, aku tidak mengerti kenapa mereka membuatku dan Mark tampak tak saling menyukai. Itu konyol,"

Hong Won mulai banyak bicara artinya dia benar-benar baik-baik saja.

"Oh, mungkin saja kau sebenarnya juga tak terlalu menyukainya? Kau iri dengannya karena dia tampan, mungkin?"

"Kau bercanda? Aku juga tampan. Lebih tampan malah. Kami sama-sama rapper berbakat. Tak ada yang harus kami irikan satu sama lain,"

Tawa Aylee pecah begitu mendengar penuturan Hong Won yang sangat percaya diri itu. Benar-benar menggelikan. Aylee bisa mendengar Hong Won juga tertawa dari seberang sana. Mendengar tawanya lagi terasa melegakan.

"Aku senang kau baik-baik saja."

Ada keheningan lagi. Aylee bisa merasakan Hong Won tersenyum dari sana. Dan Aylee memang benar. Hong Won tersenyum lega meskipun sedikit khawatir dengan komentar-komentar negatif yang akan diterimanya setelah episode ini selesai ditayangkan.

"Tentu saja aku baik-baik saja. Kau dan yang lainnya terus memintaku untuk bertahan."

"Aku tahu. Aku juga tahu kau akan bertahan. Jadi, bertahanlah." Kata Aylee dari seberang ujung telepon Hong Won.

"Ya, Yang Hong Won tutup teleponmu! Kita sedang menonton bersama, kau ingat?!" panggil Surin membuat Hong Won sedikit terlonjak karena kaget.

"Aku harus meyakinkan Taeyong-hyung untuk dapat kemari! Kalau kau hanya akan berdiri di sudut sendirian di sana, seharusnya aku tak perlu datang. Berhentilah pacaran!" Mark yang entah sejak kapan tiba di studio mereka protes sambil mengunyak kripik kentangnya.

"Siapa Taeyong-hyung?" tanya Yunho.

"Dia leader grup kami," jawaban singkat Mark yang disahut anggukan dari Yunho.

"Aku tahu kau merindukan pacarmu tapi kami yang tak memiliki pacar di sini sedikit kesal," kali ini Choi Hamin yang menyilangkan kedua tangannya di depan dada menatap Hong Won sambil menaikkan sebalah alis.

"Hamin-ah, Aylee bukan pacarku," gerutu Hong Won pelan.

Hong Won menatap keseluruhan isi studio malam itu. Seingatnya tadi yang ada di sana hanya ada dia, Byeong Ho, Surin, dan Yong Joon. Tapi, sekarang tempat ini penuh dipenuhi 15 anak usia SMA tambahan yang bertebaran di seluruh celah. Total 18 orang anak dari dua tim berbeda dalam kompetisi School Rapper. Hong Won bahkan tak menyadari kehadiran mereka karena sibuk bertelepon.

Hong Won mendesah kecil dan beralih kembali pada ponselnya, "Tempat ini berubah menjadi tempat nobar. Aku akan meneleponmu lagi nanti. Sampai jumpa."

"Tentu. Bersenang-senanglah."

Dengan begitu, Hong Won menutup ponselnya dan berkacak pinggang memandang ramainya ruangan yang tak terlalu besar itu. Dilihatnya satu persatu temannya dan dia berpikir, dibandingkan dengan komentar negatif yang akan diterimanya nanti, berjuang bersama mereka justru lebih berharga.

Dan begitu pandangannya jatuh pada sosok berambut pirang keriting yang masih asik mengunyah keripik kentangnya, Hong Won berjalan mendekatinya dan memanggil, "Ya, Mark! Jangan habiskan keripik itu! Itu punyaku!"

---

Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang