14

17.1K 1K 65
                                    

Seorang pria tua berkepala lima dengan rambut yang mulai memutih juga kacamata baca yang menggantung ditulang hidungnya.

Ekspresinya begitu serius ketika membaca satu-persatu lembaran kertas mengenai perusahaannya yang ada diatas mejanya.

Jam sudah menunjukkan pukul 12 siang yang adalah waktu makan siang namun pria tua itu enggan meninggalkan mejanya untuk memenuhi kebutuhan perutnya.

Hingga akhirnya terdengar bunyi seseorang mengetuk pintu ruangannya.

"Masuk." ucapnya singkat.

Terbukalah pintu tersebut dan ia tak dapat menahan senyumnya mendapati ponakannya lah yang datang menghampirinya.

"Chanyeol-ah!"

Begitu pula Chanyeol, ia langsung menghampiri dan memeluk pamannya.

"Ada gerangan apa kau kesini?" tanyanya pada Chanyeol.

"Hanya bosan dan ingin menemui paman." jawab lelaki tinggi tersebut.

Setelahnya ia meletakkan tas tenteng bewarna merah diatas meja pamannya, membuat pria tua itu mengangkat sebelah alisnya seolah bertanya 'apa ini?'

"Aku tahu kau belum makan siang karena terlalu sibuk jadi aku membawakanmu makan siang." ucapnya lalu mulai duduk menghadap pamannya.

"Ini semua masakkan Yoora noona. Ia mengkhawatirkanmu tapi tidak bisa datang." sambungnya.

"Kenapa kalian harusnya repot-repot seperti ini? Aku jadi merasa tidak enak." sanjung pamannya.

"Ini semua tidak sebanding dengan semua yang telah paman lakukan pada kami. Lagipula kami tidak ingin paman jatuh sakit karena mengurusi perusahaan ini."

"Yasudah, kalau begitu kau temani paman makan dan kita mengobrol."

Chanyeol mengangguk dan mulai mengeluarkan makanan yang sudah dibuat kakaknya.

"Bagaimana kuliahmu?"

Lalu mereka berbincang ringan mengenai kehidupan mereka masing-masing hingga keduanya menghabiskan makanan mereka masing-masing.

"Apa yang paman kerjakan? Banyak sekali berkas-berkas di meja. Apa kedatanganku menganggu paman?" tanya Chanyeol dengan sedikit bersalah.

Pria tua itu menggeleng dan tersenyum sebagai jawaban.

"Paman hanya sedang memeriksa profil orang-orang yang baru melamar kerja disini. Sekretarisku baru saja mengundurkan diri jadi aku harus segera menemukan penggantinya." jawabnya.

Chanyeol mengangguk-angguk mendengarnya.

"Apa kau siap menggantikan posisi paman? Beberapa minggu lagi kau akan lulus kuliah dan aku akan menyerahkan jabatanku padamu untuk meneruskan perusahaan keluargamu ini."

Chanyeol menggaruk tengkuknya yang tak gatal.

"Ah.. Aku belum yakin apa aku bisa menyukseskan perusahaan ini seperti yang ayah dan paman lakukan tapi aku akan berusaha dengan sebaik mungkin, paman." jawab Chanyeol.

"Paman tidak keberatan dalam turun tangan menjalani perusahaan ini. Ayahmu adalah adikku dan kau juga Yoora sudah kuanggap seperti anakku sendiri. Namun aku tidak dapat selamanya memegang perusahaan ini karena kau lah penerus ayahmu diperusahaan ini."

Paman Chanyeol memegang dan mengelus tangan ponakannya bagaikan memberi semangat.

"Aku akan berusaha dengan baik, paman." jawab Chanyeol lalu membungkuk hormat pada pamannya.

"Aku yakin ayah dan ibumu diatas sana akan bangga melihatmu dan kakakmu hidup dengan baik."

Chanyeol menundukkan badannya, berterima kasih.

"Bagaimana kalau kau ikut membantu paman menyeleksi berkas-berkas profil ini sambil kita bercengkrama? Bagaimana pun juga calon sekretarisku ini nantinya juga akan menjadi sekretarismu."

Chanyeol mengangguk, mengiyakan.

Sampai akhirnya setengah jam mereka habiskan berkutat dengan lembaran kertas dengan sedikit canda tawa.

"Oh, universitas Kyung Hee? Bukankah ini universitasmu?"

Chanyeol mengangguk, "Ya paman, itu universitasku. Apa ada mahasiswa dari sana baru saja melamar kesini?"

Pamannya mengangguk.

"Dia lahir ditahun yang sama denganmu. Berarti ia juga akan lulus bersamaan denganmu."

"Berarti dia fresh graduate. Apa paman menerima fresh graduate juga?" tanya Chanyeol.

"Sebenarnya aku kurang menyukai fresh graduate karena mereka kurang memiliki pengalaman namun mereka tidak dapat diremehkan begitu saja karena tidak sedikit dari mereka yang dapat bekerja dengan sangat profesional meski di pengalaman pertamanya." jelas pamannya.

"Boleh aku tahu namanya, paman? Mungkin aku mengenalnya." tanya Chanyeol.

"Namanya Byun Baekhyun." jawabnya tanpa melepas pandangannya dari berkas ditangannya.

"Byun... Baekhyun?" Tanya Chanyeol lagi. Ia ingin memastikan apa ia mendengat dengan benar nama yang disebutkan oleh pamannya.

"Ya, Byun Baekhyun. Kau mengenalnya, Chan?"

Dengan suara pelan Chanyeol menjawab, "Ya."

Pria tua itu membolak-balik berkasnya, membaca dengan teliti kalimat per kalimat. Seakan ia tak ingin satu katapun terlewat olehnya.

"Ia memiliki beberapa pengalaman bekerja sebagai pelayan di cafe dan menyanyi dibeberapa acara. Ah, pasti ia memiliki suara yang indah." pujinya.

Chanyeol tersenyum kecil, "Ya, suaranya memang indah."

"Bagaimana menurutmu? Aku pikir ia adalah pekerja keras setelah melihat riwayat pengalaman kerjanya."

"Ya, aku setuju denganmu. Ia adalah orang yang pekerja keras, pantang menyerah, baik hati, rela berkorban dan... Manis."

Chanyeol tertawa kecil.

Sementara pamannya mengalihkan pandangannya pada ponakannya dan mengeryitkan alisnya bingung dengan jawaban tersebut.

"Paman..." Panggil Chanyeol dengan suara beratnya.

Pamannya membetulkan letak kacamatanya yang sedikit merosot di tulang hidungnya, "Ya?"

"Bisakah kau mempertimbangkan Baekhyun untuk diperkerjakan disini?"

TBC

I'm bacccckkkkk💕💕💕💕

How is it???😬

Maap ya pendek hehe

Ayo jangan lupa buat vote dan komen yaaa😜

Makasih buat kalian yang udah nungguin story ini. Maaf kalo aku sempet hiatus hampir 1 tahun huhu apa lebih ya?

Last night i cant sleep and i read u guys comments one by one. It makes my day💕💕💕💕💕

Once again, thank youuuuu 💞

Ohiya, akhir akhir ini aku lagi sering baca story di wattpad dan sekarang aku bingung mau baca apa lagi. Recommend aku cerita yang bagus dong terserah genrenya apa aja. Yang storynya mau aku baca juga boleh hehe mumpung gabut gak ada kerjaan. Tinggal dikomen aja yaaa😚

I Need You [18+]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang