LLR-3

27 3 7
                                    

"Jangan tanya kenapa saya berubah, tanya pada diri kamu sendiri, kenapa kamu merubah saya"
-----
Don't you remember - Adelle

Suasana disekolah sore ini sangat sepi hanya terdengar suara pantulan bola basket, mungkin tim basket yang sedang latihan untuk persiapan lomba nanti. Hari ini raya pulang sendiri ia ada eskul paduan suara. Ava tidak ikut karena izin ada acara keluarga.

Raya berjalan dikoridor sekolah. Ia bingung harus pulang naik apa. Ayahnya tidak bisa jemput ada meeting sangat penting, kenta sedang ada acara reuni dengan teman SMA nya, sedangkan mobil dirumah mogok dan sedang diperbaiki. Ia tak mungkin menunggu salah satu dari mereka. Al hasil tak ada pilihan lain raya akan pulang naik bus mini.

Sudah lama raya menunggu bus, tetapi tidak ada satupun yang lewat. Baru saja ia ingin menelpon bela terlihat dari kejauhan ada bus yang mendekat ke arahnya.

Raya menghela nafas lega.

Raya masuk ke dalam bus. Pandangannya mengitari tempat duduk. Untung saja masih ada satu tempat duduk yang kosong. Raya melihat ke arah jendela. Matanya sedang menatap keramaian di sore hari. Banyak pejalan kaki yang hilir mudik, orang yang sedang memarkirkan kendaraannya, dan orang yang baru saja pulang bekerja.
Tatapannya buyar seketika bus berjalan ugal-ugalan. Batinnya berkata Cobaan apa lagi ini Tuhan?.
Ia membuang nafas kasar saat para penumpang disuruh untuk turun ternyata busnya mogok.
Raya menabrak seseorang saat akan turun dari bus.

"Maaf " kata raya mencoba melihat ke arah cowo yang di tabraknya

"Rayaa " mata raya membulat sempurna ketika mengetahui siapa cowo yang baru saja ditabraknya.

Dia ada di sini.  batin raya

Raya berlari menjauhi vino dengan perasaan campur aduk. Ntah ia harus kecewa, sedih, kangen, atau marah.

"Ray tunggu gue ray " Vino berlari mengejar raya. Raya semakin mempercepat langkahnya tetapi vino masih bisa mengejarnya.
Vino mencekal tangan raya, dan raya mencoba melepaskan tangannya, tetapi sia-sia tenaga vino lebih kuat darinya.

"Ray, gue mau jelasin semuanya ke lo"
Raya diam.

"Raya maafin gue, kasih gue kesempatan satu kali lagi " Kata vino memohon. Raya tetap diam

"Ray, jawab gue, kenapa lo diem aja" vino frustasi.

"Ray, gue kangen sama lo. Gue nyesel karna udah tinggalin lo. Lo juga kangen sama gue kan? Ray pliss ngomong lo kenapa diem aja. Ray lo ga kaya dulu. Lo berubah " Kata vino melepaskan tangan raya.

Satu butir air mata menetes di pipi raya.

"Berubah?  Ya gue berubah vin. Lo yang udah bikin gue berubah. 2 tahun vin 2 tahun, lo perlakuin gue sebagai prioritas lo, dan lo pergi gitu aja tanpa jejak. Gua hubungin lo tapi nomor lo udah gaaktif, gue datang kerumah lo tapi lo udah pergi. Setidaknya lo bisa pamit ke gue. Jangan bikin gua berharap ke lo. Gue hancur vin, gue berantakan, gue ditinggalin gitu aja. Gue bertahan demi mereka yang sayang sama gue. Gue selalu ngingetin diri gue bahwa lo itu beda dari yang lain lo itu setia. Tapi nyatanya lo pergi. Gue bodoh vin gue bodoh karna udah sayang sama cowo kaya lo. Gue harus berpura-pura seakan semuanya itu baik-baik aja. Sakitt vinn. Gue udah lupain semuanya. Dan sekarang lo datang mengingatkan gue tentang hal itu. " Raya membekap mulutnya agar tangis nya tidak pecah.

"Ray.. "

"Lo brengsek vin, gue nyesel udah percaya ke lo gitu aja, mana janji-janji lo vin, manaa."
Vino bungkam, ntah apa yang harus ia katakan. Ia menerima perlakuan raya. Ia memang salah ia pantas menerimanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let Life Run Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang