from 1 to ~

1.7K 281 10
                                    

Zaman sudah berubah. Bumi sudah semakin tua. Namun tuanya usia bumi tidak menghalangi perkembangan IPTEK yang semakin maju dari masa ke masa.

Dulu, masih banyak orang baik di sekitarku. Berbuat baik merupakan kewajiban. Melawan orang tua sudah termasuk kesalahan besar yang akan membuat si pelaku merasa dikucilkan dan merasa sangat bersalah.

Itu benar. Nyata.

Dulu, masih banyak orang baik di sekitarku yang selalu mengajarkanku untuk menjadi orang yang baik dan tidak sombong.

Jika ada temanku yang jahat dan sombong, mereka akan dikucilkan.

Itu benar. Nyata.

Dulu, aku tumbuh di lingkungan yang harmonis. Di mana hanya ada orang-orang berhati mulia di sekitarku. Berbondong-bondong untuk beribadah berjama'ah bukan suatu hal yang tabu.

Semua orang di masa itu bahkan mengakui bahwa mereka menikmati kegiatan itu.

Itu benar. Nyata.

Sampai pada akhirnya, satu per satu dari orang-orang baik itu pergi meninggalkanku.

Ada yang pergi karena dipanggil Tuhan. Ada yang pergi karena sebuah alasan klise milik orang-orang dewasa yang tidak aku mengerti.

Satu per satu dari orang-orang baik itu berkurang. Tetapi orang-orang baik yang masih berada di sekitarku masih tetap mengajarkanku untuk selalu berbuat kebaikan.

Sampai aku menginjak usia remaja, dan orang-orang baik itu kini tidak lagi mengajarkanku untuk selalu berbuat baik.

Aku sudah beranjak dewasa. Aku sudah tahu hal baik dan buruk di dunia ini.

Dan hal-hal baik itu adalah apa yang mereka ajarkan padaku saat masih belia.

Selalu berbuat baik.

Selalu membantu orang yang kesulitan.

Tidak sombong.

Mengutamakan orang lain ketimbang diri sendiri.

Tidak egois.

Berprasangka baik pada semua orang.

Sampai semua ajaran itu membentuk diriku menjadi pribadi yang naif.

Ketika zaman sudah berubah, yang baik dianggap kuno dan yang buruk kini dimaklumi.

Ketika wejangan kini dianggap kolot. Dan ketika kebebasan kini diagung-agungkan.

Aku marah. Aku kesal.

Lingkunganku berubah.

Aku tidak hidup di lingkungan orang-orang naif lagi.

Kini, aku hidup di lingkungan orang-orang munafik.

Semua orang menerapkan teori simbiosis mutualisme. Semua orang haus akan balas budi.

Yang buruk selalu menang, yang benar selalu dijatuhkan.

Aku benci mereka. Tapi aku makhluk sosial. Bagaimanapun juga, aku tidak bisa hidup tanpa mereka.

Mengapa semuanya berbeda dengan apa yang orang-orang dahulu itu ajarkan kepadaku?

Dan pada akhirnya, lingkunganku mengubah perilaku dan pribadi naifku menjadi pribadi yang munafik.

Halo, inilah aku. Si Naif yang bertransformasi menjadi Si Munafik.

Terima kasih lingkunganku yang baru. Sekarang, aku memiliki banyak topeng yang akan memudahkanku untuk mencapai apa yang aku inginkan.

Stigma ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang