Awal dari semuanya

113 13 7
                                    

"Pagi bunda"

"Eh, Shawn. Febri sudah bangun?"Tanya Lauren yang sedang sibuk menyiapkan sarapan

Shawn mengangguk lalu mengambil tempat duduk di samping Rendi, "Sudah, bun"

"Shawn, berapa lama kamu main di Indonesia?"Tanya Rendi yang pandangannya tetap setia kepada koran yang dia baca

"Sekitar 3 bulan, yah. Itu juga kalo tidak ada panggilan mendadak"Jelas Shawn

"Jadi pengangguran sementara ya, Shawn"Goda Lauren

"Bisa aja, bun. Aku juga butuh istirahat, kalo tour terus nanti kecapean"Ucap Shawn

Rendi melipat korannya, "Iya, benar. Calon menantu ayah harus pintar bagi waktu"

"Papa apaan sih"Kesal Febri yang sudah datang dari lantai atas dan langsung duduk di samping Shawn.

Shawn tertawa, "Ngga apa-apa kali Feb"

"Untung di lo, rugi di gue"Ucap Febri sambil menuangkan air putih kedalam gelasnya

Rendi menggelengkan kepalanya melihat tingkah putrinya ini, "Kamu dikasih yang sempurna salah, dikasih yang biasa salah. Papa kan bingung"

"Pa, Febri masih kelas 12. Febri belum mau nikah, ish"

"Yaudah, jangan nikah sekarang. Toh Shawn masih mau nunggu kamu kok. Iyakan Shawn?"Tanya Lauren melirik kearah Shawn.

Shawn menjawab dengan tersenyum kaku.

Telinga Febri sudah sangat panas jika topik pembicaraannya seperti ini, "Aku berangkat. Ayo, Shawn"Pamit Febri

"Aku anterin Febri dulu, yah, bun"Pamit Shawn yang sudah disetujui oleh Rendi

👽👽👽

"Nanti dijemput ngga?"Tanya Shawn yang sudah berada di wilayah parkiran sekolah Febri

Febri menggeleng, "Ngga"

"Kenapa?"

"Gue ada rapat sama ketua osis, Shawn"

Shawn mengangguk paham, "Terus lo pulang naik apa?"

"Mungkin taksi. Santai aja, gue ngga bakalan hilang"Tawa Febri yang melihat wajah cemas Shawn

"Hm, yaudah. Hati-hati"

Febri mengangguk lalu keluar dari dalam mobil. Shawn masih mengamati gadis itu melalui kaca spionnya.

"Gue takut terlambat, Feb"

Shawn kembali menghidupkan mesin mobil, dan pergi meninggalkan wilayah sekolah gadis itu.

Tujuan Shawn kali ini bukan rumah Febri, tetapi cafe tempat biasa dia main saat di Jakarta.

Shawn memarkirkan mobil didepan cafe, suasana disini sangat sepi, hanya ada satu atau dua remaja yang menghabiskan waktunya disini.

Shawn masuk kedalam cafe menggunakan masker dan juga hoodie merah maroon, agar orang lain tidak mengenali identitasnya.

"Selamat pagi, mau pesan apa?"Tanya seorang pelayan datang ke tempat Shawn

"Cappuccino satu"

Pelayan itu menulis pesanan Shawn, "Ada lagi?"

"Itu saja"

"Ditunggu sebentar, ya"Ucap pelayan itu pergi meninggalkan meja Shawn

Shawn membuka ponselnya karena ada pesan dari Camila yang belum sempat dia balas.

Kid In Love | shawn mendesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang