Ini penghujung akhir bulan juni, cuaca di kota tempat tinggalku sekarang begitu panas. Entah ini efek dari pemanasan global karena memang ini kota industri.
Dan aku karyawan di salah satu perusahan otomotif yang cukup terkenal akan kesuksesannya.Usiaku masih cukup muda, karena aku memilih untuk langsung bekerja dari pada meneruskan pendidikanku di bangku kuliah. Jelas kalian tahu alasanya, aku bukan orang kaya dan aku tidak ingin lebih lama melihat kedua orangtuaku bekerja siang malam membiyayai pendidikanku, meski dalam hati kecil aku ingin sekali seperti teman-teman smk ku yang hampir semuanya melanjutkan kuliah. Syudahlah
oh iya namaku Nita, Nita Nurlita.
dari namaku saja jelas aku bukan berasal dari keluarga kaya, tapi aku tidak menyesali takdirku. Bahkan aku bersyukur karena aku terlahir sederhana, sehingga tahu kesulitan rakyat kecil dan lebih peka terhadap perasaan sesama. Itu yang aku syukuri. AllhamdulillahAku sedang berbaring sekarang, sebenarnya hatiku sedang tak tentu malam ini.
Aku sedang kesal dengan dia, sudah enam tahun aku menjalin hubungan dengannya tapi selama itu pun dia tak sanggup memahami perasaanku.
Sudah satu minggu ini dia mengabaikanku entah karena apa, tapi jika ku pikir mungkin karena sikapku yang begitu cerewet tentang pekerjaannya ,tentang masa depanya denganku.
Saat ini dia masih menganggur, baru dua bulan kemarin dia pemutusan hubungan kerja di salah satu pabrik mobil, dan sekarang aku sangat peduli padanya makanya tidak heran jika setiap hari aku bertanya apa planning dia hari ini, akan kemanakah dia mencari pekerjaan yang tepat.
Bukan aku tidak mengerti ,mencari kerja itu susah, tapi aku tau dan aku yakin dia bisa mendapatkannya . Aku tau karakter dan etos kerjanya, hanya yang membuatku ragu adalah sifat malas bangun paginya itu yang membuatku geram.
Aku sedang berpikir apakah sebaiknya aku meminta maaf padanya atas sikap cerewetku tentang pekerjaanya, tapi lagi lagi gensiku berkata tidak.
Aku lebih memilih untuk diam, karena mungkin saat ini kami butuh sedikit jarak, untuk saling berpikir dan introspeksi diri.
##
Untuk menghilangkan perasaan kesalku, ku ambil laptop dan memutar musik kesukaanku, musik klasik dari kitaro. Ini membuatku tenang.
Selagi menikmati indahnya slik road, jariku beralih ke folder foto di sebelah folder musik.
Menampilkan foto kami berdua, dilayar laptopku, aku sedang tersenyum menatap kamera dan disampingku dia menatap penuh cinta kearahku. Aku pun tersenyum melihat potret ini, rasanya aku kembali ke moment saat itu, dimana aku sangat bahagia karena berhasil memberinya kejutan ulang tahun yang ke 19 tahun, teringat kembali saat dia begitu menatapku dengan sangat bahagia.
Tanggal di foto itu menunjukan sudah dua tahun berlalu sejak foto itu di ambil, sudah cukup lama.Secara otomatis pikiranku pun melayang kemasa kami masih duduk di bangku smk, aku dan dia pada awalnya hanya teman satu kelas, tak ada perasaan tertarik sedikitpun padanya. Tapi dari penuturannya dia dari awal kami bertemu sudah menyimpan rasa penasaran terhadapku. Entahlah itu cuma gombal atau jujur yang penting aku pernah bahagia mendengar pengakuannya itu.
Begitu banyak kenangan manis yang sudah kulalui denganya, begitupun kesedihan dan kekecewaan tapi yang membuatku heran kenapa aku masih bertahan disini, menjalani hubungan sampai enam tahun lamanya. Apakah ini cinta?
##
Triiing....
ada pesan whatsapp yang masuk
Aku segera meraih ponselku dan membacanya.
"Lagi apa? udah makan? makan diluar yuk"
Ada perasaan hangat saat membaca pesan darinya, entah sekesal apapun aku padanya tapi dengan hal kecil darinya selalu membuatku merasa bahagia, seperti saat ini.
Dengan cepat aku balas.
"Belum, yuk"
Triiing...
"Aku di depan"
Oh astaga, aku kaget bukan main ternyata dia sudah di depan pintu kosanku, dan aku masih memakai baju tidurku.
"Tunggu 5menit" balasku.
Dengan cepat aku mengganti pakaian dan memoles senatural mungkin wajah standarku. yups siap!
##
