Persahabatan yang sudah terjalin selama bertahun-tahun adalah hal yang menakjubkan. Sejak menginjakkan kaki di sekolah TK hingga kini keduanya sudah sama-sama dewasa, mereka tetap bersama selayaknya sahabat. Sahabat yang tidak pernah meninggalkan satu sama lain. Salah satu dari mereka selalu manja dan satunya lagi hanya bisa pasrah menerima segala kelakuan sahabatnya yang kadang absurd dan menyebalkan. Namun, bagaimana pun tingkahnya itu tidak membuat salah satu dari mereka saling menjauh.
"Makan terus. Gendut baru tau rasa kamu!"
Gadis itu dengan santai duduk diatas sofa putih yang terletak di dalam kamar. Si pemilik naik pitam, pasalnya perempuan tidak tahu diri itu menaikkan sepatunya hingga membuat sofa tersebut kotor.
"Turun!" tukasnya memerintahkan si gadis agar turun.
"Nggak." dengan childish-nya dia menolak perintah si pemilik kamar.
"Terserah."
Perdebatan yang terjadi diantara mereka tidak pernah lebih dari tiga kalimat. Unfaedah memang, gadis pemilik kamar terlalu malas jika harus lama-lama berdebat hal yang tidak penting dengan sahabatnya.
Soal sofa, dia bisa beli lagi.
"Kiran, laper."
"Makan." Kiran mengabaikan rengekkan gadis yang kini sedang mencopot sepasang sepatunya.
"Masakin."
"Ok."
Gadis itu tersenyum lebar melihat Kiran yang tidak pernah menolak permintaannya.
"Mau makan apa?" Kiran setengah berteriak saat dia sudah berada di pantri.
Gadis itu nampak berpikir sejenak kemudian menjawab, "mau kerang yang dimasak pake nanas. Lagi ngidam itu banget soalnya."
Kiran hanya mengangguk lalu mulai memasak sesuai permintaannya.
Setelah menunggu beberapa saat akhirnya masakan tersaji didepan mata gadis itu. Seperti anak kecil yang diberi hadiah, cengiran lebar langsung muncul di kedua bibirnya yang tipis itu.
Kiran memandang gadis di hadapannya dengan alis sedikit terangkat. "Kenapa gak di makan?" tanyanya bingung.
"Ambilin dong, gak peka deh." Kiran menghela napas, kemudian mulai menyendokkan nasi dan lauk pauk ke dalam piring si gadis.
"Makan, Gia." ucap Kiran pelan namun tegas.
Gia mengangguk dengan sumringah. Sambil menunggu Gia selesai makan, Kiran melanjutkan aktivitasnya yang sempat tertunda yaitu membaca buku.
"Kirannnnnnn. Main yuk, ke PIK gitu."
Tadi minta makan, sekarang ngajak main. Dasar Gia.
"Mager."
"Ayodong. Aku udah lama nggak ke PIK, ayo Ki, Ayoooooo."
Gia menarik-narik lengan Kiran seperti anak kecil, Kiran menepis lengan Gia yang menggelayut manja disisinya.
"Kamu unur berapa sih, Gi?"
"Ya aku cerminan dirimu dong. Kamu umur segini, ya berarti aku juga."
"Dih." Kiran memutar bola matanya dengan malas kemudian menutup buku yang sedang ia baca setelah menandai halamannya. "Aku ganti baju dulu."
Tanpa menjelaskan apa-apa, Gia langsung mengerti apa maksud Kiran.
"Pantai indah kapuk, i'm comingggggg!"Teriak Gia dengan heboh hingga terdengar sampai ke dalam kamar Kiran. Kiran mendengus malas, dalam hati ia merutuki dirinya yang terlalu memanjakan Gia sampai-sampai membuat Gia jadi manja begini.

KAMU SEDANG MEMBACA
Best Friendshit (Completed)
Chick-Lit"Stay here." "Wh-what?" "Stay here. I choose you." 💣LGBT Content💣