1. Coba-coba

48.3K 316 0
                                    

Namaku Angel. Aku hidup di keluarga sederhana. Tinggal di daerah yang lumayan jauh dari kota. Tidak desa. Tidak kota. Tempat tinggal ku berada di tengah-tengah mereka.

Orang tua ku sudah tiada. 2 tahun lalu, ayah meninggal dunia karena sakit paru-paru. Ya korban kecanduan merokok dari SLTP. Ayah dulu preman. Semenjak beliau di tangkap oleh polisi ia jadi sakit-sakitan.

Satu tahun kemudian, mamah yang meninggal dunia. Mamah mengalami kecelakaan motor. Ditabrak oleh orang mabuk malam-malam. Kata orang tabrak lari. Waktu itu mamah pulang dari kerja. Karena lembur jadi pulang jam 22.00.
Sampai ditikungan, dari arah lawan ada motor yang melaju kencang mengarah ke mamah. Tabrakan pun terjadi. Mamah terpental. Tapi anehnya, orang yang menabrak langsung lari. Mestinya, orang itu jatuh atau terpental.

Sudah sudah sudah. Itu memang nasib. Biarkan Tuhan yang membalas perbuatan orang jahat.

Sekarang aku hanya tinggal sendirian. Terkadang ada saudara yang menengok. Tapi hanya sebentar. Mereka hanya mengunjungi ku untuk memberi ongkos ataupun makanan.

Jika aku bosan di rumah. Aku pergi ke club. Semenjak kepergian mamah, aku jadi anak liar. Sering ke club, bolos sekolah, merampas uang secara paksa, berpakaian sexy, dan merokok. Hal itu ku lakukan karena aku merasa bosan.

Kali ini aku bosan ke sekian ribu.

Ku pakai celana jins pendek, kaos putih polos yang sedikit trawang mengelihatkan bra ku yang berwarna hitam. Lalu ku pakai
jaket kulit hitam yang sedikit lusuh karena sudah lama.

Oke sip. Siap ke club. Batin ku.

Ku ambil kunci mobil tua kodok di meja. Ya mobil itu dulu adalah punya ayah. Dulu ayah sering mengajak jalan-jalan aku ke taman menggunakan mobil itu. Meskipun ayah dulu preman orang-orang tidak takut. Karena penampilan Ayah seperti orang biasa. Yang tidak memakai pakaian serba hitam dan berwajah bringas.

Perjalanan dari rumah ke club membutuhkan waktu 2 jam. Cukup lama bukan. Tapi untungnya mobil tua peninggalan ayah kuat tahan banting untuk perjalanan yang lumayan jauh.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Ku parkirkan mobil tua itu di depan club. Hari ini ramai sekali karena hari sabtu.
Ku masuk ke club di sambut senyum oleh penjaga club. Penjaga club sudah tahu aku karena aku pelanggan club ini. Sebetulnya, penjaga club ini orangnya ramah dan baik. Ku pernah melihat mereka menyebrangkan nenek-nenek. Ya penjaga club itu kembar. Hehe, jadi kemana-mana mereka selalu bersama. Namanya bang Sutris dan Yutris. Ku sedikit bingung yang mana Sutris dan Yutris. Whateverlah.

Ku memandang sekeliling club. Dance floor sudah di mulai dan banyak yang sedang menari. Bahkan di sudut ruang dekat pintu keluar terdapat seorang pria dan wanita sedang bercumbu. Ku lihat tangan si pria tidak diam. Dia sedang meremas-remas payudara mungil cewek.

Ha. Susu kecil seiprit aja songong. Batinku melihat kelakuan dua anak manusia tersebut.

Fix. Sekarang ku mulai beraksi. Ku buka jaket kulit hitamku. Ku sampirkan di bahu kananku.

Ku jatuhkan bokongku di sofa empuk warna merah. Sofa itu masih kosong. Dan aku menunggu seseorang laki-laki yang menurutku HOT. Akan ku goda dia.

Kali ini ku inging mencoba bercumbu dengan lelaki. Selama di club ini aku belum pernah merasakan bercumbu. Berciuman saja tidak pernah.

Ku panggil pelayan dan memesan minuman yang biasa ku pesan.

"Mas, yang biasa ya"

Pelayan mengangguk mengerti.

Sambil menunggu pesanan datang, ku ambil rokok dan korek di kantong jaketku. Ku taruh sebatang rokok di antara bibir tipis merahku. Ku nyalakan korek dan menyalakan rokok. Ku hisap rokok tersebut dan membuang asapnya ke atas.

"Hufttt... pergi kau rasa bosan", Gerutuku.

Pelayan datang memberi minuman. Tiba-tiba datang seorang laki-laki alis tebal, kumis tipis, dan sedikit gondrong duduk di sebelahku. Bentar bentar, kayaknya itu lelaki tadi yang sedang bercumbu.

"Siapa lo" tanyaku kepada lelaki tersebut.

"Hmm kenalin, gue Candra" jawabnya sambil mengulurkan tangannya.

"O yang tadi lagi nganu sama si susu kecil ck" kataku mengacuhkannya.

"Loe tadi liat" Candra menarik lagi tangannya dan memasukannya ke dalam kantong celana.

"Lo sexy juga ternyata" sambung Candra. Ia menggeser duduknya mendekat ke arah ku.

Ku dekatkan dadaku ke arah dadanya. Kini wajah kami berjarak 5 cm.

"Lo mau coba nggak?" Kataku spontan dan seberani itu.

"Susu gue lebih kenyal dari yang tadi loh" ku gesekan dadaku ke dadanya. Kukeluarkan lidahku dan memainkannya. Agar dia tergoda. Fix. Kali ini ku merasa murahan banget.

"Arggg" desah Candra.

Baru digituin aja udah mendesah. Apalagi...

Dengan cepat dia mencium bibirku rakus dan kasar. Di hisapnya bibir tipis merahku. My first kiss. Batinku.

"Ahh.." ku dorong dadanya agar menjauh dari tubuhku. Bibirku perih rasanya. Ini karena Candra menggit bibir bagian bawahku. Bengkak deh jadinya.

"Pelan-pelan dong! Perih nih!" Bentak ku. Ku kembali menghisap rokok. Candra hanya tersenyum nggak jelas.

"Kok bibir lo rasanya manis ya, padahal lo ngrokok" katanya sambil meletakan punggungnya di sofa.

Ku acuhkan kalimat itu.
Ya iyalah manis, tadi gue olesin madu dulu kok. Hah. Batinku.

Di dalam club rasanya gerah banget. Padahal ku sudah di bawah AC. Rusak apa ni AC.

Ku buka kaos putih polos ku. Dan sekarang ku hanya memakai bra dan celana jeans pendek. Whatever lah yang pada lihatin. Gerah tauk.

Candra yang melihat payudara gembur milikku langsung melolo. Memang hari ini ku sedikit nakal. Biarlah. Nggak ada yang nglarang juga.

Ku lirik Candra yang masih melihat payudaraku. Ya memang payudaraku itu sedikit besar. Tapi kali ini aku memakai bra yang kekecilan. Jadi payudaraku sedikit tumpah dan membentuk belahan yang menggiurkan untuk di cicipi. Melihat kelakuan Candra, ku ingin sekali memanas-manasinya. Agar dia terangsang.

Ku jatuhkan kaos ku tepat di depan kakinya. Dan ku sedikit menurunkan tali bra ku di lengan tanganku. Fix. Puting susu ku mau kelihatan. Lalu ku ambil kaos itu dengan tangan kiri ku menempel di bawah payudara ku dan sedikit ku ataskan payudaraku. Agar buah dadaku yang menggiurkan ini tambah menggiurkan. Ku ambil pelan-pelan. Setelah kaos ku ambil, ku kembali lagi duduk. Tapi sesampainya di depan muka Candra, ku medesah.

"ahhh"

Candra langsung menarik lengan tanganku. Itu membuat ku bergeser ke dia. Dia melihat mataku sekilas. Fix. Ku lihat matanya yang sudah terangsang. Lalu dia mencium bibirku rakus.

"Mphhh... pe... lan.. mphhh"
Kataku di sela-sela ciuman panas ini.

Candra memelankan ciuman ini. Ya ini yang ku mau. Ciuman pelan. Sehingga tidak menyakitkan. Tangan sebelah kanannya meremas payudaraku.  

Ciuman Candra turun ke leher ku. Ia lalu mengecup, menjilat, dan menggigit untuk membuat tandak kepemilikin.

"Ahhh..." ku mendesah. Fix. Ini rasanya geli banget tapi enak.

"Ahhh..."

"Ahhh..."

.
.
.

(Don't forget klik bintangnya)
Thx u for read.



LiarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang