Pengingat

2.1K 312 25
                                    

PreciousArmy's second project

part 2 of SLEEP WELL

L U L L A B Y
Pengingat

Namjoon menarik nafas cepat-cepat ketika Tuan Bang, barusan, menyampaikan bahwa sang puteri ada di dalam kamar, menyertai percakapan mereka, menjadi pendengar. Bagaimana puteri bisa mengenalnya?
"Perlu kusebutkan ciri-cirinya?" Tanya Bang.
"... Silahkan."
"Usianya sekitar delapan belas,"
Namjoon diam, menerka-nerka. Siapa itu?
"Bahu yang lebar,"
Alisnya bertaut sedikit.
"Oh, biar kuberitahu, puteri hanya caraku menyebutnya tapi dia adalah laki-laki."
Laki-laki dengan bahu lebar berusia delapanbelas tahun.
Namjoon mematung, matanya melebar dan sesaat ia tak bisa merasakan udara sekitar. "... Itu-" Ia tahu sekarang. Ia tahu siapa puterinya. Puteri yang harusnya sudah berusia dua puluh lima jika saja sekarang ia masih bernafas.
"Bibir yang tebal,"
"Aku tahu dia..."
"Hari ini ia mengenakan topi merah muda. Kau tahu topi itu?"
Namjoon membungkuk, menghalau wajah dengan dua telapak tangannya yang terasa dingin dan kebas. "Ya, aku tahu." Suaranya gemetar.
"Apa kau menangis?"
Namjoon tak menjawab. Yang nampak hanya jemarinya sedang memijat dahi. Tuan Bang ikut merasa sedih, bukan karena reaksi terkejut dari dokter muda dihadapan, melainkan karena sosok puteri yang ia lihat. "Namjoon, ia ada dibelakangmu."
"... Uh..."
"Dokter Namjoon," Bang membatalkan niat untuk bicara, ia memilih diam, menghayati apa yang terlihat: sang puteri, Seokjin, memeluk Namjoon dengan lengannya yang hampa, kedalam dekapannya yang tak tersentuh.
Jangan menangis, Joonie. Jangan menangis. Maafkan aku, jangan menangis...

[ Pengingat ]

END

NamJin: Lullaby (part 2 of Sleep Well)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang