"Apa kamu yakin?"
Wanita paruh baya itu bertanya untuk yang ketiga kalinya.
"Iya." Jawab gadis itu dengan singkat."Ka-kalau kamu mau ngerubah pikiran, kamu bisa-" ucapannya terpotong saat gadis itu menggeleng kepalanya dengan tegas.
"Enggak Miss, saya yakin. Biarkan saya-maksudku kami berfoto disana."
Melihat keyakinan yang ditunjukkan si gadis, wanita paruh baya-pun mengalah.Dengan berat hati, Wanita paruh baya mempersilahkan si gadis menuju ke kursi-kursi itu.
Si gadis-pun mulai berjalan. Langkahnya terhenti saat tiba-tiba dia melihat teman-temannya sedang menunggunya di tempat itu.
"Eh, lama banget sih!"
"Buruan! Keburu make-up badai gue luntur!"
"Aduh! Daunnya rontoknya banyak banget sih!"
"Eh, minggir dong! Gak denger apa? Kata pak Dedi yang kecil di depan!"
"Geseran oy!"
"Yeehh.. Udah diatur juga!"Si gadis tersenyum kaku.
Dengan langkah sedikit terburu-buru, si gadis akhirnya sampai ke tempat itu. Tempat dengan kursi yang bertuliskan namanya dan teman-temannya. Kursi cokelat yang sudah tertempel kertas dengan bertulisan namanya langsung ia duduki dengan lembut.
Si Gadis lalu mencengkram kuat papan nama yang sudah ia pegang lama dengan tulisan "PERPISAHAN KELAS 12 IPA 3"
Sang juru kamera yang sudah siap untuk memotret moment yang tak akan pernah terlupakan, memulai aba-aba kepadanya.
Si Gadis duduk tegak dan berusaha untuk menampilkan senyuman terbaiknya.
"Satu!"
"Eh, buruan itu di poto!"
"Udah dong, Mia dandannya!""Dua!"
"Siap-siap ya, muka bebek-bebek cekrek. Hahaha."
"Berisik lu pada!""Tiga!"
Sebelum tombol di tekan, Si gadis mulai menangis tersedu-sedu.
Senyuman palsunya yang ia tunjukkan sebelumnya, seakan sudah tak bisa lagi ia tampilkan di bibir tipisnya.
Si gadis memeluk papan nama yang ia pegang dengan tangisannya yang meledak.
Tak ada sapu tangan atau tissu yang akan diberikan kepada si gadis. Karena sejak awal si gadis itu...
Sedang berfoto sendiri...
Diantara bangku-bangku kosong dengan nama teman-temannya ...
Dan...
Di Foto saat itu, Si Gadis terlihat menderita dengan raut wajah yang sedang berduka...
♕♕♕
"Akan kupastikan takdir itu berubah!"
Dinginnya musim gugur dengan daun-daun yang berjatuhan dihari itu, membuat suasana yang dulu kita rasakan terkenang kembali.
Seperti biasa, masih saja aku terbayang-bayang dengan sifat jengkel dan ribetnya kalian jika ingin berfoto.
Tetapi, itu yang aku rindukan.
Senyum ceria yang biasa aku tampilkan, entah mengapa tak bisa dihari itu.
Maaf ya...
Aku tak bisa menahannya...
Itu foto terjeleku saat bersama kalian...
KAMU SEDANG MEMBACA
My last friends
FantasyKecelakaan yang merenggut nyawa teman-temannya membuat Lala jatuh kedalam ketepurukan. Semua orang menyalahkannya. Bahkan dirinya sendiri. Hingga suatu hari, Lala diberi kesempatan untuk memperbaiki takdir kematian teman-temannya. Mampukah Lala meng...