"Hey, pernah denger legenda tentang perpustakaan lama sekolah kita?" gadis pertama bertanya.
"Yang mana?" jawab gadis kedua.
"Itu loh, tentang buku diary yang katanya milik alumni kita, yang ditemukan disana." jelas gadis pertama.
"Oh, yang itu belum tahu." jawab gadis kedua.
"Katanya sebenarnya ini terkenal waktu itu, loh." seru gadis pertama.
"Benarkah? Bagimana ceritanya? Tapi tunggu. Buku diary? Bukannya itu cuman buku biasa?" tanya gadis kedua.
"Ya. Tapi, isinya benar-benar aneh." jawab gadis pertama.
"Aneh?" tanyanya.
"Aku dengar dari mereka. Jadi ceritanya begini..."
***
Author's POV
Jakarta, 2016. SMA Harapan Nusa
Semua berawal dari jam pelajaran kosong sebelum bel pulang sekolah.
Sama seperti kelas lainnya, kelas 12 IPA 3 saat itu sangat jauh dari kata suasana sepi dan tenang. Sangat berisik dan gaduh. Beruntung, kelas itu jauh dari ruang kantor maupun laboratorium, jadi mereka menggunakan kesempatan itu untuk saling mengobrol maupun melakukan hal-hal lainnya. Beberapa diantara mereka ada yang menggunakan jam kosong itu untuk tidur sampai bel pulang sekolah berbunyi, ada yang sedang bermain kartu, ada yang sedang membaca novel, ada yang sedang memanfaatkan wi-fi sekolahnya untuk streaming film, ada yang sedang bermain gadget mereka, dan ada yang sedang menyalin catatan temannya.
Berbeda dengan sang ketua kelas dengan pengurus kelas lainnya.
Sang ketua kelas dan anggotanya menggunakan jam kosong itu untuk mengadakan rapat dadakan dengan pengurus kelas.
Mereka membicarakan sesuatu yang penting di pojok kelas. Tak ada yang tahu isi pembicaraan mereka, sampai salah satu pengurus kelas mendobrak meja rapatnya dengan berwajah masam. "Kalau gitu, gimana mau selesai?!" teriaknya dan langsung berdiri.
Akibat dobrakan dan teriakan oleh salah satu pengurus kelasnya, semua perhatian langsung berpusat pada lingkaran kecil yang mereka buat disana.
"Ssssttt, malu-maluin lu, Gi!" sang ketua kelas menarik lengan si pengurus kelas itu untuk duduk kembali. Si pengurus kelas menurutinya dan meminta maaf.
Melihat situasi yang canggung dan semua temannya kebingungan dengan tingkah laku mereka, sang ketua kelas berinisiatif.
"Yasudah, bagaimana kalau ini juga dibicarain sama yang lain? Mungkin nanti dapet solusi. Sekarang juga waktunya udah mepet. Daripada berantem bikin pusing." bisik sang ketua kelas ke pengurus yang lain.
Semua pengurus mengangguk setuju. Termasuk si pengurus kelas, Anggi yang tadi sudah terbawa emosi.
Setelah menutup rapat dadakan dengan anggota 5 orang pengurus kelas yang diantaranya Wakil ketua kelas, Sekretaris kelas 1 dan 2, serta Bendahara 1 dan 2. Mereka langsung bubar dan duduk ke kursi mereka masing-masing.
Setelah bubar, mereka ditodong dengan pertanyaan oleh teman sebangku mereka dan teman yang melihat mereka disana tentang keributan kecil tadi. Mereka menjawab singkat. "Soal foto perpisahan."
Berbeda dengan sang ketua kelas. Sang ketua kelas langsung menuju ke depan kelas dengan membawa catatan kecil pink miliknya yang berisi topik yang akan dibahas.
Saat sudah sampai, sang ketua kelas berdeham dan menarik nafas dalam-dalam sebelum berbicara.
Untuk menarik perhatian teman-temannya yang masih tidur ataupun sibuk dengan urusan mereka, sang ketua kelas mengetuk papan tulis dengan ujung catatan pink miliknya. Butuh ketukan 3 kali agar mereka memerhatikannya.
Saat benar-benar sudah kondusif dan tak ada yang sedang tidur, sang ketua kelas membuka halaman catatannya dan menatap teman-temannya yang siap mendengarkannya.
"Guys," ucap gantung sang ketua kelas dan menarik nafas dalam-dalam, "ada yang punya ide buat dijadiin tempat foto perpisahan kita nanti?" lanjutnya dengan tegas dengan harapan mereka akan menyalurkan pendapat mereka sebelum bel pulang sekolah berbunyi.
***
"Tau gak? Di hari itu, semua yang diucapkan bahkan juga yang diharapkan oleh si ketua kelas nantinya akan disesali sama dia." bisik gadis pertama.
"Maksudnya?" tanya gadis kedua.
"Jadi, dia..."
Catetan Author (gak jelas):
Hai, Author disini...
Maaf jika pendek. Sebenernya, sengaja... Hehehe soalnya, bagian chapter 1 ini awalnya panjang... Jadi, karena terlalu panjang, dan takutnya banyak yang males baca, Author bagi menjadi beberapa part. Heheheh*Plakk
Part selanjutnya akan Author edit lagi...
Oh ya,
Terima kasih sudah mampir. Jangan lupa Vomment kalian ya... See you!
BTW, Waktu Auhor tulis dan denger lagu Ost Another yang kece parah ini, Author merinding sendiri. Padahal ini cerita fantasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
My last friends
FantasyKecelakaan yang merenggut nyawa teman-temannya membuat Lala jatuh kedalam ketepurukan. Semua orang menyalahkannya. Bahkan dirinya sendiri. Hingga suatu hari, Lala diberi kesempatan untuk memperbaiki takdir kematian teman-temannya. Mampukah Lala meng...