Hai,
Langsung saja ya. Aku menantang 17 penulis fantasi, yang muda dan yang berbakat, untuk menulis ulang salah satu cerita rakyat asli Indonesia. Bersama-sama kita akan membuat serangkaian cerita rakyat versi fantasi, di bawah judul besar: Twisted Indonesian Folktale Series.
Jadi, kalau kamu membaca ini karena aku tag, itu artinya tantangan ini juga buatmu. Aku yakin banget kamu bisa. Mau ya?
Oke.
Nah, aku paparkan dulu garis besarnya.
Latar Belakang
Aku pernah menulis cerpen fantasi yang memelintir kisah Malin Kundang. Siapa yang tidak kenal Malin Kundang si Anak Durhaka? Aku gemas banget sama cerita itu. Sebagai seorang ibu, aku sering membatin, rasanya aku enggak akan tega mengutuk anak sendiri menjadi batu, hanya karena dia malu mengakui aku sebagai ibunya. Dan kenapa malu hanya karena pakaian compang-camping? Kenapa Malin tidak kirim baju dulu kepada si ibu agar tidak malu lalu dikutuk jadi batu?
Pertanyaan logis yang tentu saja tidak ada jawabannya. Karena sifat kisah-kisah tradisional ya memang begitu, tidak memakai logika cerita. Pokoknya bisa memberi pelajaran kepada pendengar (kan dari tradisi oral), pokoknya jelas hitam putihnya, pokoknya terima saja deh.
Aku pikir, harusnya ada alasan lebih besar yang membuat si Malin malu dan ada kekuatan besar yang membatukannya. Berangkat dari premis itu, aku menulis Terurai dan Membatu, cerpen ini menjadi favorit juri Lomba Rohto Mentholantum kapan tahun, lupa.
Singkatnya, ke dalam cerita Malin Kundang itu, aku masukkan karakter baru, cewek, bernama Nilam (anagram dari Malin). Nilam adalah makhluk separuh manusia separuh bunian. Bunian juga kuambil dari cerita rakyat Sumatra. Nilam dan Malin bertemu, jatuh cinta, saling berjanji setia, bahkan ibu Malin sudah melamar Nilam untuk anaknya. Tapi kemudian Malin merantau dan pulang bawa istri. Haha. Nilam yang punya kekuatan halus pun ngamuk, mengundang badai laut dan menjadikan cowok itu batu.
Itulah yang kumaksud dengan twist. Pelintiran ala fantasi.
Awalnya cerpen itu yang mau kuposting di sini sebagai pemantik tantangan. Tapi ternyata cerpen sudah diminta editor temanku untuk diterbitkan.
Apa boleh buat, aku harus bikin cerita baru.
Sekarang, aku pilih Nabang Sang Penunggang Paus, legenda naga laut Smong, dari Negeri Andalas. Aku akan memelintirnya sedemikian rupa menjadi fantasi baru.
Apa yang dibutuhkan untuk Twist?
1. Riset. Cari cerita rakyat yang paling bikin greget. Ubek-ubek Internet untuk membandingkan berbagai versi, latar belakang, dan setting-nya. Teman-teman bisa melakukannya sendiri.
2. Kejelian menemukan kelemahan yang bisa dibedah, diisi, dan diputar. Teman-teman pasti bisa.
3. Twist paling mudah adalah dengan menambahkan karakter baru. Nah, untuk tantangan ini, aku akan membuat benang merah berupa prolog dengan sederet karakter yang bisa digunakan teman-teman. Cuma agar serial kita nyambung dengan cantik. Sementara karakterisasi tokoh-tokoh baru ini sepenuhnya jadi wewenang masing-masing penulis.
Prolog Sederhana
Indonesia punya khazanah makhluk gaib yang endemik, asli, milik kita sendiri. Bukan peri, gargoyle, elf, golem, vampir, dan sebagainya itu. Kita kenal genderuwo, leak, tuyul, kunti, dan lain-lain yang memang seringnya bernuansa horor. Makhluk horor rasanya kurang pas untuk protagonis cerita fantasi, kecuali kalau kita modifikasi habis-habisan penampakan mereka. Hehe. Bukannya tidak boleh, silakan saja kalau mau, tapi mereka sudah kadung membawa aura mistis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nabang Sang Penunggang Paus
FantasySatu dari rangkaian cerita rakyat Indonesia yang dikisahkan kembali secara berbeda, dan tak terduga. Apa yang biasa kamu dengar tentang Naga Smong, Paus, dan Nabang? Bagaimana kalau ada hal lain di balik amukan Smong, hilangnya ayah Nabang di laut...