2.Pak mamat

106 15 4
                                    


"Sana balik ke kelas, belajar biar pinter terus lulus dapet kerja tinggal nikah sama gua"

-Andre

"Tannn sini!" Dia menarik tanganku dengan cepat, alhasil tubuhku jatuh dan menimpa tubuhnya.

"Aduh Ngapain sih?! Sakit ih!" Protesku padanya

"Itu liat, mau dihukum?" Dia menunjuk kearah Pak Wahyu.

Pada saat itu Pak Wahyu sedang menghukum siswa yang terlambat masuk sekolah.

"Terus mau gimana lagi?" Kataku bingung

"Gini, ikut gue kebelakang. Kita panjat pagar sekolah, disana gak ada CCTV"

"Tapikan ndre, gue cew-"

"Gue apa? Udah deh ikutin aja." Dia memotong kalimat yang belum selesai aku katakan

"Dari pada disuruh hormat dilapangan sampe jam ke 9 mending ikut gue." Lanjutnya

"Gue cewek pake Rok, terus lo suruh panjat pagar? Gila kali lo" Kataku

"Gue bantuin manjat,"

"Iya, Ya udah deh, tapi bener ya bantuin," kataku dia hanya mengangguk

Aku mengikutinya, dia Andre. Pria dengan seribu berita tentang kelakuan anehnya. Tapi, dia adalah kekasih sahabatku Renna. Entah bagaimana cara Andre membuat Cewe famous seperti Renna jatuh hati padanya.

"Pokoknya ya ndre kalo Kita ketauan panjat pagar ini semua salah lo! Lo yang ngajak gue panjat pagar!" Protesku

"Kalo misal dihukum ya lo doang yang dihukum gue gak mau,"

"Gue gak mau tau. Ini salah lo! Secara gak langsung lo ngajak gue buat nakal" Aku seperti tidak bisa berhenti memarahinya

"Lo dengerin gue gak? Lo tau kan kalo ibu gue itu suk.."

"Berisik lo" Dia memotong kalimat yang belum aku selesaikan.

"Dasar monyet" Teriakku kepada andre yang meninggalkan ku sendirian dilorong belakang.

---

"Andre! Darimana kamu?! Sebenarnya kamu ini mau sekolah atau main?! Setiap hari kamu telat, kalo tidak telat kamu bolos Saya tidak suka dengan orang yang main-main tentang pelajaran! DENGAR TIDAK HAH?!" Suara pak Anton begitu lantang saat memarahi Andre.

Suaranya sangat keras, aku pikir dia sangat marah hari ini. Tapi itu sudah bukan hal yang aneh lagi. Mendengar Suara Pak Anton mendadak tubuhku gemetar, ini bukan gemetar karna jatuh cinta tapi karna takut. Aku mencoba menenangkan diri, dan melangkahkan kakiku perlahan memasuki ruang kelas yang sedang panas.

"Assalamualaikum" Aku mengucapkan salam dengan suara yang keras menurutku.

Saat aku mengucapkan salam, tidak satupun dari mereka yang membalas salamku. Tapi mereka malah memandangiku yang sedang senyam-senyum.

"Nah ini lagi, dari mana kamu Tanti?! Dirumah kamu gak ada jam? Kamu tau ini jam berapa?!" Bentak Pak Anton padaku.

Bukannya menjawab salam dia malah langsung memarahiku

"Saya liat dia dari perpus tadi, bantuin Bu Yuni beres-beres buku." Andre menjawab pertanyaan yang ditujukkan padaku

"Bapak nanya tanti bukan kamu! Udah sana kalian duduk, buat apa marahin kalian, terutama kamu andre buang-buang waktu saja." Ucap Pak Anton menatap kami sinis

"Siapa juga yang nyuruh" bisik Andre, aku mendengar jelas andre berkata seperti itu.

"Ngomong apa kamu?" Tanya Pak Anton

Pertikungan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang