"Taeyong?"
Gue langsung ngelepas pelukan Yuta pas denger suara kak Jaehyun. Pasti kak Jaehyun bakal salah paham.
"Aku cuma keluar sebentar ninggalin kamu di rumah, tapi kamu malah pelukan sama laki-laki lain di rumah kita? Aku gak habis pikir sama kamu, Yong."
"Kak, aku bisa jelasin..."
"Apanya yang dijelasin? Aku udah lihat sendiri buktinya di depan mata aku!"
"Eh, sorry, ini semua gak kayak yang lo kira."
"Gue gak nyangka lagi karena emang ini udah fakta. Lo masih pengen ngedapetin suami gue?!"
Kak Jaehyun narik kerah baju Yuta dan langsung mukul wajah Yuta. Yuta sendiri gak ngelawan. Gue berusaha misahin mereka.
"Udah kak! Udah! Yuta gak salah!"
Kak Jaehyun ngelepas Yuta dengan kasar sampe Yuta jatoh.
"Terus gimana?! Kamu maunya gimana?"
Gue malah refleks diam dan nangis karena bentakan dia, dan akhirnya kak Jaehyun yang meluk gue.
"Maaf, kalo gue udah bikin lo salah paham. Tapi gue ingetin sekali lagi kalo ini semua gak kayak yang lo pikirin."
Yuta pun pergi dari rumah gue. Sedangkan kak Jaehyun masih tetep meluk gue. Dia nuntun gue buat duduk. Lalu ngambilin segelas air minum buat gue.
"Minum dulu."
Bahkan di saat dia lagi marah kayak gini, dia masih peduli sama gue.
"Sekarang kamu jelasin. Kenapa kamu pelukan sama dia?"
Bodoh, gue nangis karena gue ga bisa nentuin pilihan antara perasaannya kak Jaehyun dan Yuta. Tapi kan kak Jaehyun gak tau. Masa iya gue harus bilang. Kan gak mungkin.
"Kenapa, sayang? Maaf tadi kakak marah marah sama kamu."
Kalo kak Jaehyun jadi lembut begini malah tambah bikin gue pengen nutupin semuanya.
"Aku yang salah. Aku minta maaf kak. Aku yang minta Yuta buat meluk aku karena aku lagi sedih."
"Terus kamu juga yang minta dia datang kesini?"
"Kalo itu dia yang dateng sendiri."
Kak Jaehyun meluk gue lagi. Beda rasanya. Pelukan kak Jaehyun lebih nyaman dari pelukan Yuta. Lebih hangat. Lebih gue suka.
"Aku tau kamu pasti masih keingetan kenangan kamu sama Yuta. Tapi harusnya kamu inget. Kamu udah punya aku. Aku sayang sama kamu, dan aku gak mau kamu diambil sama orang lain."
Perasaan kak Jaehyun udah berubah. Gue tau itu sejak lama. Tapi dia ga pernah ngungkapin kayak sekarang.
"Sekarang kamu istirahat aja ya. Kan nanti sore mau ke pantai."
"Iya kak."
Dia nganter gue ke kamar abis itu dia keluar lagi. Gue gak mau nanya dia mau kemana. Biarin dia tenang dulu dan ngeredam emosinya.
-"Dek, bangun. Udah jam 3. Ayo siap siap."
Gue menggeliat sedikit. Terus bangun dari ranjang.
"Kakak ngapain di situ?"
Gue bingung ngeliat kak Jaehyun lagi di pojokan kamar sambil jongkok munggungin gue. Gue samperin aja.
"Ya ampun kakak!"
Ternyata kak Jaehyun lagi maenin kucing. Cakep banget kucingnya. Warnanya abu-abu.
"Ini dikasih sama sepupunya Johnny. Dia kayaknya masih malu malu sama orang baru deh. Sama kayak kamu pas awal nikah."
"Ih, apaan sih kak?"
Iya sih, kucingnya mojok aja. Akhirnya digendong sama kak Jaehyun, dan bagusnya dia gak berontak.
"Tuh kan kek kamu. Malu tapi mau."
GUE LAGI YANG KENA.
"Masa aku disamain sama kucing sih?"
"Beecanda doang dek. Siap siap sana."
"Iya iya."
-
Dari tadi sejak sampai di pantai, gue udah main-main di air sama main pasirnya juga. Sekarang gue lagi nunggu sunset-nya.
"Kakak pernah denger, katanya kalo ada pasangan yang make a wish saat sunset, bakalan langgeng dan bahagia."
"Ah, masa sih? Mitos kali itu mah."
"Hmm, ya kakak juga gak tau bener apa engga."
Dia ngerangkul pinggang gue erat banget. Dan gue manja nyender di bahunya.
"Aku sayang sama kamu. Aku harap kamu bener-bener jadi yang pertama dan terakhir buat aku."
Dia hadapin badan gue ke arah dia. Dari tatapan dan raut wajahnya aja gue udah bisa nebak, pasti dia mau cium gue.
"Kak, malu ih. Banyak orang."
"Ngomong malu, tapi kalo kakak udah mulai mah nagih."
Pipi gue memerah malu. Ya udah, gue cubit aja pipinya.
"Apaan sih? Engga kok."
"Bohong."
Emang sih, gue bohong. Buktinya aja pas mukanya kak Jaehyun makin deket, gue udah meremin mata. Biarin aja. Sama suami sendiri sih bukan suami orang lain.
"I love you, Jung Taeyong."
"I love you too, Jung Jaehyun."
-
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Nikah Muda (Sudah Direvisi)
Fanfiction[Note : bahasa non-baku, slight harsh words, male-pregnant] by. jaeminister was created in 2018