Part 1. Pusat Perhatian

202 10 0
                                    

Hari ini pertama kalinya gadis itu masuk sekolah setelah menghabiskan libur semester untuk kenaikan kelas. Pertama kalinya menjalani kehidupan di kelas XI. Gadis pemilik mata bulat itu selalu optimis dengan hidupnya.

"Pagi Ai."

"Pagi cantik."

"Pagi Aika."

"Pagi Kak Aika."

Begitulah suasana di setiap pagi harinya memasuki gedung sekolahnya dan gadis itu selalu menjawab sapaan yang di tujukannya dengan anggukan dan senyuman manis. Siapa yang tak mengenal Aika Arethyna Calisto. Gadis blasteran keturunan indo-jerman itu, selain memiliki paras yang cantik, dia juga tergolong dalam kelompok siswa pintar.

Terlebih lagi sekolah ini milik kakeknya, membuat orang banyak memandang dalam berbagai hal seperti ada yang kagum, ada yang iri dan ada yang biasa saja.

"Hey, selamat pagi manis. Mau susu coklat?"

"Thanks, Roy." tangan Aika terulur menerima susu coklat pemberian Roy.

"Lo udah liat daftar pembagian kelas." tanya Roy saat ikut berjalan di samping Aika.

"Udah barusan pas lewat mading."

"Biar gue tebak. Pasti kelas IPA XI 1 ya kan?"

Aika tersenyum manis. "Binggo."

"Otak lo encer sampek bluber sih, mangkanya betah di kelas unggulan mulu."

"Lo niat muji apa menghina sih? rese." tangan Aika menonyor kepala Roy pelan.

"Dua-duanya." jawab Roy sambil nyengir. "O ya, yang berlima Titisan Iblis itu masih satu kelas ama kita kan?"

"Kayaknya sih gitu, gue belum nanya ama mereka."

Tak terasa mereka sudah sampai di depan kelas. Aika berhenti sejenak di depan pintu kelas.

"Pagi Aika." sapa penghuni kelas barengan.

"Pagi semua. Udah pada rame ya kelasnya." itu bukanlah pertanyaan melainkan pernyataan.

"Ai, lo duduk bareng gue aja ya." sapa Adin sambil menarik lengan Aika.

"Eits, dia duduk bareng gue bro." cegah Zaki muncul tiba-tiba.

"Siapa bilang dia mau bareng kalian berdua? Kita duduk berdua kan manis?" tanya Roy yang sejak tadi masih setia berdiri di samping Aika.

Aika hanya menggelengkan kepalanya pelan. Mereka bertiga selalu seperti ini jika sudah menyangkut tentang dirinya.

"Ck, kalian bertiga ini. Aika bakal duduk bareng kami."

Tiba-tiba Tia datang dan menyeret paksa Aika menuju deretan bangku yang masih kosong.

"Ya sallam gue ngalah deh, Titisan Iblis yang berlima udah datang." gumam Roy pelan yang di angguki oleh Adin dan Zaki.

"Eh, tau nggak gue nemu cogan di teras rumah gue sebelum pergi sekolah." suara Chici mulai membuat lingkaran mengosip.

Mereka berenam duduk berjejer di barisan sudut dekat pintu masuk kelas. Aika duduk dengan Tia di barian pertama, Chici dengan Nana, dan terakhir Iyus dengan Tari di barisan ketiga.

"Ye, lu kan nggak bisa liat cogan dikit pong." protes Nana pada Chici.

Mereka berenam memang sengaja memlesetkan nama Chici menjadi Cipong.

"Eh, gue nggak bohong kali. Dia sahabat Abang gue dari bandung pindah ke sekolah kita, namanya Yasir dia senior kita anak dua belas. Kalian kalau liat dia pasti setuju kalau dia masuk kategori cogan di sekolah kita."

"Serah deh, tapi gimana liburan kalian aysik nggak? Gue di ajak nyokap ke Bali, lumayan liat bule bertebaran di pinggir pantai." terang Iyus semangat.

"Dasar oneng, gila bule." tari menonyor kepala Iyus pelan.

Mereka berlima sibuk menggosipkan hal-hal apa saja yang terlintas di kepala mereka. Berbeda dengan Aika yang selalu memilih banyak diam diantara temanya. Gadis itu lebih memilih sibuk membaca Novel Romance kesukaannya ketimbang ikut nimbrung bareng yang lain.

Itu lah Aika gadis yang tidak banyak bicara namun lebih banyak menebar senyum ramah pada siapapun, tetapi tetap saja pesona seorang Aika selalu memikat orang-orang di sekitarnya untuk selalu memperhatikannya. Tak lama kemudian buk Adel guru fisika mereka masuk. Dan pelajaran pertama berlangsung dengan tenang.

_o0o_

TBC

_ComelRebus*

Tentang Dia (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang