TIGA

36 11 1
                                        

Menit berganti menit, jam berganti jam, hari pun berganti hari. Setelah aku mengantarkan Bintang, aku dan Bintang seperti jantung dan nadi yang tak bisa dipisahkan. Melihat kejadian kemarin membuatku semakin yakin untuk mengatakan apa yang aku rasakan selama ini. Dengan meyakinkan hatiku, aku memutuskan untuk membuat hari spesial untuk Bintang yang spesial.

Aku mengundangnya makan malam disebuah restoran dekat rumahku. Aku berharap hari tersebut akan menjadi hari yang terindah untukku dan juga untuknya. Aku terus menunggu kehadirannya dalam keramaian restoran dan alunan musik yang mendayu-dayu. Aku sungguh gugup sekaligus takut. Memikirkan adegan-adegan yang akan aku lewati. Dan memikirkan kata-kata yang akan aku katakan dan merancangnya agar menjadi sebuah kata-kata romantis.

Dua jam lebih aku menunggu Bintangku. Menunggu sinar yang memancar dari pintu masuk restoran, namun tak ada tanda-tanda Bintang akan datang. Aku mulai cemas dan mencoba meneleponnya, namun nomornya tidak aktif.

Pikiranku mulai liar, apakah aku melakukan kesalahan? Apakah Bintang tau apa rencanaku? Dan dia hanya menerimaku sebagai teman? Pikiranku semakin liar mengingat apa saja yang sudah aku lakukan dengannya.

Tiba-tiba, aku disadarkan oleh seseorang yang menepuk pundakku, dan ternyata ia adalah adik dari Bintang. Tanpa berkata-kata, ia hanya memberiku sepucuk surat dengan amplop berwarna kuning. Lalu, aku membuka dengan perlahan dan membacanya.

Hai, maaf sebelumnya aku tidak bisa menepati janjiku, hari ini bertepatan dengan hari yang sudah ditentukan orang tuaku. Terima kasih sudah memberikanku senyuman beberapa bulan ini. Maaf aku tidak bisa membalas semua kebaikan kamu. Dari awal aku kenal kamu, sama seperti wanita-wanita lain, satu kata, "tertarik". Tapi aku sadar aku ini siapa, mana mungkin bisa deket denganmu. Tapi takdir berkata lain, aku sekarang dekat denganmu. Begitu banyak wanita yang iri bahkan mencibir aku, berkata tidak pantes dan yang lainnya. Aku besyukur bisa jadi salah satu teman dekatmu, walaupun masing-masing dari kita ingin bersatu. Dan aku tau, hari ini kamu mau mengungkapkannya. Tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa, aku sayang sama kamu, tapi takdir berkata lain. Aku tidak bisa menolak perjodohan dari ayah. Hari ini adalah hari pertunanganku. Aku harap kita masih bisa bersahabat. Aku sayang kamu. Semoga kamu bisa mendapatkan yang lebih baik dariku.

Terkejut? Ya, aku terkejut. Sangat terkejut. Tapi ini semua takdir, seperti kata Bintang. Aku harus menerimanya. Bintang adalah satu-satunya wanita yang aku harapkan. Dan aku bahagia jika Bintang bahagia. Seperti kata pepatah,

"Cinta tidak harus dimiliki, mencintai tidak harus diucapkan, ucapkanlah di dalam doa"

Terakhir, jika ada satu kalimat terakhir yang masih bisa disampaikan bumi kepada bintang, maka kalimat itu adalah..

"Stars, if you fall, I'll be there."

Selamat malam di tempatmu, Bintang, dengan tulus kuucapkan.

-END-

Semoga kalian suka cerita ini yaa, maaf jika masih ada kekurangan, aku sayang kalian, jangan lupa di vote dan comment😘

Karena Dia adalah BintangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang