Vernon

929 42 8
                                    

'One less than a full revolution'

Aku terduduk manis di perpustakaan ini. Duduk di tempat yang dimana aku bisa melihat pujaan hatiku dari jauh, tanpa di curigai olehnya. Sesekali aku melihat ke arahnya lalu melanjutkan lagi membaca buku.

Jangankan berbicara. Memandangnya dari jauh saja sudah bahagia.

Kapan aku bisa berbicara denganmu?

Kapan aku bisa menjadi temanmu?

Kapan aku bisa menjadi kekasihmu?

Apa bisa? Sudah 2 tahun aku terus diam sebagai hoobaemu di kampus ini.

"Yoo Jiah?" Lamunanku pun buyar, ketika seseorang tiba-tiba duduk di depanku.

Dia?

"Ya?" Dia menyapaku? Tidak tidak. Dia tau namaku? Bagaimana bisa?

"Apa aku mengganggumu?" Tanyanya ramah

"Ti-tidak" jawabku seramah mungkin, meskipun sedikit gugup. Jantungku benar benar berpacu dengan cepat. Dan aku segera mengalihkan pandanganku menuju buku yang aku baca

"Kau mengenalku bukan?" Tanyanya lagi. Apa yang harus ku jawab? Tapi siapa yang tidak mengenalnya? Semua orang juga tau dia siapa.

"Tentu Chwe Vernon ssi" jawabku sambil tersenyum. Dia juga ikut tersenyum menatapku.

Mimpiku selama ini, lamunanku tadi. Semua terjadi begitu saja saat ini. Aku benar-benar beruntung sudah bisa berbicara dengannya. Seakan semua impianku sudah tercapai

"Apa aku boleh tau apa yang kau baca?" Dia menatapku dengan pandangan yang ugh!

"Ahh, aku membaca novel fiksi ini" aku menunjukkan novel yang kubaca padanya. Jantung, berhentilah berdetak dengan cepat, berdetaklah dengan normal, ku mohon

"Hm? 360°? Aku baru melihat ada novel seperti itu"

"Ini memang novel baru"

"Kalau aku mengganggumu kau, tidak masalah kan?"

Aku menatapnya dengan tatapan bingung

"Aku dari tadi bertanya, yang membuatmu harus melepaskan pandanganmu terhadap novel itu"

"Ahhh.. tidak masalah"

"Kalau begitu, bisa kau tinggalkan novel itu sebentar?" Dia bertanya dengan ragu. Tunggu dulu, apa maksudnya?

"Hah?"

"Ikut aku sebentar yaa? Ada yang ingin ku bicarakan" dia tersenyum kesekian kalinya, yang benar benar berhasil membuatku meleleh hanya menatapnya.

"Baiklah" dan aku menyetujuinya.

Dia langsung menarikku. Dia menggenggam tanganku, ahhhhh rasanya dewa keburuntungan sedang datang padaku sekarang. Ini sungguh di luar dugaanku.

Vernon menarikku ke salah satu rak yang berisikan buku tebal. Dan disitulah dia melepas tanganku. Aku hanya menatapnya bingung, yang hanya dibalas senyuman olehnya. Dia mengambil salah satu buku di rak tersebut

"Apa kau suka tentang ilmu astronomi?" Aku mengangguk menjawab pertanyaannya. Bagaimana aku tidak suka, kalau novel bacaanku saja ada hubungannya tentang astronomi. Meskipun fiksi sih, paling tidak ada hubungannya lah.

"Seperti novel yang kau baca. Aku rasa novel itu ada hubungannya dengan ilmu astronomi"

"Memang ada. Namun itu hanyalah novel fiksi"

"Memang. Sekarang aku ingin bertanya. Apa kau tau kira kira buku ini berisi apa?" Tanynya

"Hmmmm.. penjelasan revolusi bumi?" Jawabku sedikit ragu

AloneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang