Dua

49 8 15
                                    

Suasana pasar malam sangat ramai. Banyak orang-orang yang menghabiskan waktunya untuk berkumpul bersama keluarga atau rekan sahabatnya di pasar malam. Tempat yang sangat cocok untuk melepaskan keluh kesah yang menjanggal di hati.

Selain untuk tempat bermain, pasar malam juga menyediakan aneka jajanan dan minuman. Ada juga barang-barang yang di jual di pasar malam.

Ali sedari tadi menggandeng tangan Prilly. Prilly yang merasa di perlakukan begitu pun risih. "Gue bisa jalan sendiri kaliii!!" Prilly menepis tangannya, lalu berjalan mendahului Ali.

Ali mendengus kesal. Ia berjalan menyampingi Prilly. "Nanti lo ilang, gue yang tanggung jawab!!" Dengusnya kesal. Kemudian Ali meraih tangan Prilly untuk di gandeng lagi.

"Bilang aja modus, dasarrr!" Ledek Prilly.

"Aliiii mau main itu," Prilly menunjuk wahana permainan yang tempatnya tidak jauh dari mereka. Belum sempat Ali menjawab, Prilly malah menarik Ali berjalan mendekati permainan itu.

"Gue ga mau!! Ntar kalo kita jatuh gimana, coba deh lo liat tinggi banget Prill," Ali menolak ajakan Prilly. Prilly yang tadinya sangat bersemangat kini malah mengerucutkan bibirnya.

"Seru tauuu!! Yaudah kalo lo ngga mau, gue bisa sendiri!" Prilly berjalan ke arah antrian untuk membeli tiket. Ali yang takut Prilly kenapa-napa pun menyusul Prilly ke antrian tiket.

"Oke gue mau, tapi janji cuma sekali ini aja ya?"

Prilly mengangguk dengan cepat. Ia tersenyum senang. "Iya Aliii!"

Setelah mengantri beberapa menit, Ali dan Prilly mendapatkan tiket permainan Kora-Kora itu. Prilly terlebih dahulu naik ke tempat Kora-Kora, di susul dengan Ali. Sebelum permainan di mulai, Prilly mengambil ponselnya di dalam tasnya. Ia ingin membuat video bersama Ali.

"Li bikin video yuk!" Ajak Prilly yang sangat antusias. Prilly mulai menyalakan kamera videonya, sementara Ali hanya menunjukkan wajah datarnya.

"Ishh kok lo diem aja sih, senyum kek, bilang say-hay untuk fans lo kek, ini malah diem aja kaya boneka Doraemon!!" Prilly memutar bola mata kesal karena sedari tadi Ali hanya diam saja. Dengan malas pun, Prilly mematikan kamera videonya. Ia menatap Ali dengan serius.

"Saoloh Alibaba!! Lo takut ya?" Tanya Prilly menahan tawanya. Ia melihat raut wajah Ali yang menunjukkan sedikit ketakutan, juga Ali yang berpegangan erat pada besi di depannya. Padahal permainan belum di mulai!

"Diem deh, gue mau muntah ini!!" Ali menatap Prilly kesal. Ia mengalihkan pandangannya.

"Ini aja belum di mulai, udah takut duluan! Dasar banci lampu merah!!" Ledek Prilly sambil tertawa. Ali hanya memutar bola matanya jengkel.

Tiba-tiba saja Ali berpegangan pada tangan Prilly. Ia menyembunyikan wajahnya di bahu kanan Prilly, memejamkan matanya kuat-kuat ketika permainan baru saja di mulai. Prilly terlihat biasa saja, ia malah tersenyum senang.

Dalam kondisi itu, Prilly sengaja memfoto Ali bersama dirinya. Ia berniat akan mengupload foto itu di instagram miliknya.

"Oiii udah kali, modus lo norak banget!" Prilly mengangkat kepala Ali. Seketika tawa Prilly pun pecah kala melihat ada setetes air mata di pipi Ali.

"Lo nangis? Yaampun bener-bener yah lo pantes banget jadi banci lampu merah!" Prilly tak kuasa menahan tawanya. Ali yang melihatnya pun menatap Prilly tajam. Ia turun dari permainan yang sudah selesai dari 5 menit yang lalu. Prilly pun mengikuti Ali.

"Ali lo marah? Maafin gue deh, tadi gue cuma bercanda," Prilly menatap Ali sendu. Ia merasa bersalah dengan ucapannya tadi.

"Jangan marah dong! Gue beliin kembang gula mau ngga? Atau lo mau gue beliin ayam warna-warni?" Prilly mencoba untuk membujuk Ali supaya memaafkan dirinya. Ali yang melihatnya pun tak tega, ia mencubit kedua pipi Prilly dengan kencang.

Cinta ImajinatifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang