°°°
"Nata..bangun! Cepetan bangun udah siang! Nanti telat!" Brakk!! Brakk!
Setengah sadar aku mendengar suara gedoran pintu yang sangat berisik suara yang tidak asing lagi..iya bener inikan suara bunda? Tunggu, tadi bunda bilang apa? "....telat"?!
Whattt?!
Mataku lngsung terbelalak dan aku langsung bangkit dari tempat tidur mencari jam. Dan well...masih jam 5 subuh.
Aku menghela napas dan bergumam kecil "uhh..bunda".
Yah begitulah cara bunda membangunkanku, dan kalau dipikir-pikir cara itu memang ampuh. Kenapa? Karna aku sering mencoba banyak cara agar bangun cepat sehingga tidak telat berangkat sekolah. Tetapi semuanya gatot (gagal total).
Pertama. Tidur cepet. Ya menurutku sih kalo tidurnya lebih awal bangun nya bakalan lebih awal juga. Tapi alhasil tetep aja ujung-ujungnya bunda yang turun tangan.
Kedua. Alarm. Oke aku coba pakai alarm di hpku. And than, aku bangun. Bangun buat matiin hp maksudnya.
Ketiga. Jam waker. Aku udah bela-belain nabung buat beli jam waker yang kata temenku paling keren paling berisik paling ampuh. Sebelumnya sih aku yakin banget kalo yang satu ini bakalan sukses bangunin aku. Dan..KRIIIIING!!! ketika aku terperanjak bangun, tanpa sadar aku membanting jam itu dan akhirnya...
"...ahhh itu mahal".Jadi menurutku, suara bunda paling ampuh bangunin aku dari penyakit ngebo' ini. Hehe...
Pagi ini adalah hari pertamaku duduk dibangku SMA. "Yuhu..." perasaanku sangat senang karena aku sebentar lagi akan masuk kedunia yang mana kata orang-orang, masa SMA adalah masa-masa yang paling indah.
"Akhirnya gue bukan remaja kecil lagi" gumamku sambil berdiri didepan kaca sambil menata rambut dan merapikan dasiku.
Selesai itu aku langsung keluar dari kamar dan menuju dapur untuk sarapan. Entah kenapa pagi ini aku selalu tersenyum. Inikah efek sekolah baru? Haha
°°°
"Hai sayang, aduh ada apa ini senyam senyum begitu anak bunda?"sambut bunda dari meja makan.
Aku berjalan sumringah menghampiri bunda lalu mencium pipinya. "Pagi bunda" sambutku kembali dengan senyum lebar.
Bunda tertawa ringan sembari menyodorkan piring berisi sandwich. "ayo sarapan dulu, mama bikinin sandwich aja sama susu hangat buat sarapan"ucap bunda penuh rasa sayang.
"Iya bun.."akupun langsung melahap dengan sesekali berbincang dengan bunda.
"oh iya sayang, kamu hari ini mau dianter?"tanya bunda.
"O? hiante? Ngauah mun,ngaka verangah hendiwi aha..uhukk!!"
"ih kamu ini kalau mau ngomong ditelen dulu kek, dihabisin dulu itu yang dimulut" tegas bunda sambil menyodorkan minum. "Hehee. Abisnya bunda nanya sih, ya mata jawab deh"jawabku.
"jadi tadi kamu ngomong apa sayang?" tanya bunda kembali. "Nggak usah bun, nata berangkat sendiri aja naik angkot."tegasku dengan senyum lebar.
"Yah..."bunda menghela nafas dan wajahnya sedikit kecewa. Akupun langsung meraih tangan bunda "Bunda..Nata bisa berangkat sendiri kok. Kan sekolahnya juga gak jauh-jauh amat. Nata bisa hati-hati kok. Aman bun.,heheh. Nata kan udah gede"hiburku sambil bergaya seakan-akan aku ini superhero. 😁
Setelah meyakinkan bunda, akupun bersiap-siap untuk berangkat. Namun sudah sekitar mungkin 5 menit aku mondar mandir ke kamar. Melihatku seperti itu bundapun menghampiriku dan bertanya "kamu nyari apa sih dari tadi mondar mandir aja gak berangkat?"
Dengan wajah panik aku bertanya "bunda..lihat kaos kaki Nata nggak? Tadi kayaknya Nata udah nyiapin. Tapi gatau deh ini dimana sekarang. Atau jangan-jangan kecampur sama pakaian kotor yang tadi Nata masukin ke mesin cuci?". Setelah panjang lebar aku menjelaskan ke bunda. bunda hanya tersenyum dan berkata "Nataa...nata..kamu itu ya pikun banget! Tadi kan kamu letakin diatas meja makan." "eh iyaya bun?" yang aku meyakinkan. "Iya. Itu tuh bunda masukin di sepatu kamu. Tinggal pakai aja". Aku hanya tertawa. "Pena ada? Uang jajan tadi udah diambil kan diatas kasur?" bunda bertanya kepadaku sembari meyakinkan. Aku hanya mengangguk sambil tersenyum.
Aku langsung mengambil sepatu dan melihat memang kaos kakiku yang tadi ada didalamnya. Aku tertawa kecil karena keteledoranku ini.
Akupun langsung menyalami bunda dan pamit untuk berangkat sekolah. Langkah kakiku berangkat sekolah sangat enteng, apa karena ini hari pertama sekolah?tidak ada pr dan ujian. Atau karena tidak ada barang yang tertinggal? Haha
"Nata!!!" aku terkejut dan menghadap belakang. Ternyata bunda berteriak memanggilku dari depan rumah sambil melambaikan sesuatu. Ah sesuatu? Apa itu? Mataku sedikit kusipitkan dan fokus melihat benda yang di lambaikan bunda. Topi? Damn . Aku salah, ternyata masih ada barang yang tertinggal. Akupun langsung menghampiri bunda, dan bergegas berangkat karena waktu menunjukkan kalau aku tidak bisa berangkat dengan berjalan santai.
°°°
Sepanjang perjalanan menuju sekolah didalam angkot, tiba-tiba aku berfikir betapa ceroboh nya aku. Bahkan di umurku yang bisa dibilang harus mandiri. Bunda masih saja ikut direpotkan olehku, dalam hal kecil seperti tadi pun aku harus diingatkan oleh bunda. Walau bukan keinginanku, tapi tanpa sadar memang hampir semua kesibukan ku selalu ada bunda yang tersibukkan didalamnya.
Dan itu semua membuatku tersadar, kenyataannya adalah selama ini aku memang selalu bergantung kepada bunda.
Dan sepertinya aku tidak bisa sempurna melakukan apapun tanpa bunda.
•••
Yuhu..halo readers 😆
keep reading ya. Kalau bisa jangan bosen hehe
Karna part" berikutnya bakalan bikin kalian nagih bacanya (emm kayaknya sih)
Semoga di part ini dan part" selanjutnya kalian bisa dapet feelnya ya! Semoga suka dan yuk! Vote dan jangan lupa comment sebanyak-banyaknya,
Terimakasih