2

2.7K 105 3
                                    

Setelah ayahku tiada beberapa bulan lalu.Kehidupan kami berjalan seperti biasa walaupun kadang masih sedih mengingatnya.
Seperti biasa aku berangkat kuliah dan ada acara hari ini yaitu kajian di kampus.
Kampus ku di UGM (Universitas Gajah Mada).Awalnya aku memang kurang yakin saat mendaftar disana,walau IPK ku bisa dibilang tinggi tapi banyak orang yang lebih baik disana.Apalagi dengan mata kuliah yang ku ambil yaitu psikolog,dulu Ayah berkata padaku agar aku mengambil kedokteran namun aku tidak mau,entah kenapa tapi aku kurang yakin dengan itu.
Maka dari itu aku mengambil mata kuliah psikolog.
Aku bisa belajar banyak mulai dari hal kecil sampai hal yang besar. Bahkan aku merasa aku bisa lebih peka terhadap lingkungan sekitar ku, yang paling ku nikmati dengan itu adalah aku bisa banyak bersyukur akan kehidupan ku.

Saat kajian disana ada ikhwan yang baru bergabung, ia memakai kaca mata.
Tinggi,kulitnya putih kurasa ia itu campuran bukan Indonesia asli.
Para akhwat pun banyak yang berbisik tentang nya.
Aku hanya diam saja,untuk apa aku kepo dengannya.Bahkan biodatanya sudah ditanganku sekarang karena aku adalah sekretaris,dan setiap anggota baru akan memberikannya padaku.
Kulihat namanya Muhammad Sauqi Ali.

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh ukhty? "ia memanggilku

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh,iya akhy ada apa? "

" Afwan,ini biodata ana. "
Sambil menyerahkan sebuak berkas dan ia beri map agar terlihat rapi.

"Iya"Jawabku singkat.

"Permisi ukhty,terima kasih"

" Hmm" Jawabku singkat

"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh"

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh"

Semenjak Bundaku berpisah dengan ayahku saat usiaku 10 tahun.Aku sangat membenci yang namanya laki laki.kecuali ayah dan abangku.
Aku sangat trauma dulu.Akhirnya walau sudah lama aku seperti ini,tidak suka dengan yang namanya laki laki.

Bahkan banyak laki laki dari yang biasa sampai ikhwan ikhwan takut pada ku.
Ifa selalu mengingat kan ku karena mereka menganggapku sombong, padahal tidak.
Aku pun sulit merubah sifatku ini. Banyak berdoa kuncinya dan yang pasti usahalah.
Ifa adalah sahabatku lengkapnya Hanifah Khoirunisa ia satu SMA dengan ku dulu,bahkan rumahnya satu kompleks denganku.
Ia cantik,kulitnya putih
Hidung mancung.
Shalihah,tidak heran jika banyak laki laki mendekatinya.Bahkan ada yang mengajaknya menikah terang terangngan saat kami ke kantin.Aku tertawa mengingatnya,padahal Ifa tidak kenal dengan pria itu nanum ia datang ke meja kami saat kami makan dan mengatakan cinta dan pernikahan di depan kami.
Awalnya kami kaget tapi akhirnya aku tertawa dibuatnya.
Sedang Ifa sendiri sudah menahan tawa.
Lucu wajah sahabatku ini saat menahan tawa.Sepulang dari kuliah hari itu kami masih tertawa entah apa yang difikirkan pria itu.

Malam tiba,aku sudah sampai rumah huff hari yang melelahkan tapi Alhamdulillah berarti aku masih diberikan tenaga,kekuatan dan kesehatan agar bisa merasakan rasa lelah.
Aku beranjak dari ranjang,mengambil pakaian ganti dan mandi.,kebiasaanku mandi setelah pulang dari bepergian walaupun sudah larut malam.
Aku turun dengan gamis dan jilbab senada dengan gamisku.
Aku melihat abang dan Bunda sudah duduk di meja makan.

"Abang tumben pulang?"

Kataku padanya,memang abang jarang pulang karena mengurus kliniknya,Abang seperti ayah yang menggeluti dunia kesehatan.
Aku juga bingung kenapa aku paling berbeda di rumah.

"Ialah kan abang rindu dengan adik abang ini"
Ibu hanya tersenyum melihat tingkah kami

"Ia rindu tapi gak usah cubitin pipi kali kak, sakit tau"
Kataku kesal
itu kebiasaan kakak ku.

"Adik sih masih aja marah kalau digoda,jangan galak galak dik nanti pada takut dekatin kamu"

" Hmm, kakak berapa hari disini? " kataku sambil membantu ibu menyiapkan makanan.

"Seminggu dik,emang kenapa kamu kangen ya sama kakak?"

"Ih PD adik kan cuma nanya"

"Kamu besuk kuliah kan?"

" Ia kak,kenapa?"

"Besuk kalau udah selesai langsung pulang yaa"
Bukan kakak yang menjawab tapi Bunda sekarang.

"Iya bun, emang ada acara apa sih bun? "

"Udah ayo makan,besuk lihat aja"

"Ia bun"

Kami makan dengan tenang hanya ada suara sendok yang beradu.Itulah kebiasaan kami.
setelah makan aku berjalan ke taman,menikamati angin malam dengan bintang dan bulan yang memberi hiasan pada langit malam.
Aku duduk dibangku ini sendiri,biasanya aku duduk bersama ayahku dan menceritakan cerita baru dan sharing tentang kegiatanku.
Pipiku tiba tiba basah dengan air mata karena mengingatnya.aku hanya meyakinkan diriku ayah lebih baik disana dan akan bersedih jika melihatku menangis.

Tiba tiba tangan itu mengusap punggungku, memberikan kekuatan agar aku tidak larut dalam kesedihan.

"Dik, sudah ayah baik saja disana"
Ujar kakakku sambil tersenyum padaku.

"Insya Allah kak"

"Yuk masuk, ibu menyuruhku menemuimu agar cepat masuk,ingat besuk kuliah,jangan terlambat dan jangan lupa langsung pulang"

"Iya kak, emang siapa sih kayaknya penting banget?
Sambil mengerutukan dahiku karena penasaran

"kan kakak udah bilang tadi,lihat aja besuk"

"Iyadeh kak, Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh "

"Waalaikum salam warahmatullahi wabarakatuh"

Bidadari SurgaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang