MAD

46 7 4
                                    



Hani memfokuskan matanya di balik teropong Jimin. Berusaha membaca –lagi tulisan di jendela seberang rumahnya.


Kau cantik kalau sedang tertawa Hani.

Dan juga, aku suka warna rambutmu yang sekarang.


Klek,

Gadis itu menoleh ke arah pintu dan melihat wajah Jimin yang khawatir. Dengan cepat dia menutup tirai dan memeluk adik kesayangannya itu.

"Jimin-ah, aku merasa buruk sekarang."

>>>

HANI


Saat aku melihat wajah Jimin yang khawatir seperti itu, amarahku yang memuncak runtuh seketika. Aku ingin memeluknya, memberitahunya bahwa tidak ada hal yang perlu dikhawatirkan olehnya.

Aku segera menarik tirainya dan memeluk dongsaengku yang masih berdiri di depan pintu.

"Jimin-ah, aku merasa buruk sekarang."

"Wae? Ada apa?"

"Nanti, aku akan memberi tahumu nanti," kataku pelan. "Sekarang cuci kakimu dan segera tidur, arrachi."

Dia mengangguk, tidak biasanya dia menurut padaku. Mungkin karena dia tidak ingin membuat nunanya ini merasa lebih buruk. Begitu melihat Jimin masuk ke kamarnya, aku segera menyibak tirai dan melongok ke luar.

Aku tertegun.

Seseorang sedang melambaikan tangan padaku.

Orang itu lagi,

>>>
Astaga astaga, aku terlambat!

Dengan terburu-buru aku memakai sepatuku dan berlari keluar. Aku melihat pintu lift mulai menutup, dengan cepat aku menyelipkan kakiku agar pintunya terbuka kembali.

"Kau terlambat ya nuna," tanya Namjoon. Sepertinya dia akan membuang sampah.

Aku hanya memberikan tatapan yang berarti 'jangan mengajakku bicara Namjoon'.

Namjoon melambaikan tangan padaku dengan semangat. Aku memberinya finger heart, dia terkekeh dan segera menghilang ke dalam gedung. Begitu aku membalikkan badan senyumanku menguap begitu saja.

Pria berambut putih itu berdiri di sana.

Aku menundukkan kepalaku dan mempercepat langkah agar tidak perlu bertemu dengannya.

"Ya, tunggu dulu."

Dia menahan tanganku yang kemudian kutepis dengan keras.

"Mianhe."

Aku segera berlari begitu kulihat bus yang akan membawaku ke kampus. Aku menoleh sekali lagi ke arah pria itu, dia masih mematung di tempatnya.

>>>

YOONGI


Aku masih berdiri di tempatku, masih terkejut dengan sikap Hani yang dingin. Aku memang merasa aneh dengannya sejak dia bertanya dimana rumahku. Kemudian kejadian kemarin saat dia tiba-tiba menutup jendela rumahnya saat aku melambaikan tangan padanya.

Apa itu artinya dia tak mau berbicara padaku lagi?

Sepertinya aku dalam masalah!

>>>

Who Are You STRANGERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang