fana

raut sang bidadari

a mini novel by @intan ireka .p
derai suara hati kini semakin berpijak pada kehendak sang ilahi ,ketika jati diriku bangkit untuk menjelaskan bulughul marom ,sungguh detak hatiku laksana melihat cahaya yang melintas pada jati diriku ,karna cahaya itu akhirnya jati diri ku menerbitkan air mata yang asa di hadapan insan yang menyaksikan akan kearifan tuhan di hadapan ku,hingga jasadku tersungkur pada lantai yang akhirnya air mataku tanpa aku berharap sebuah tangisan apalagi cucuran air mata merintik dengan sendirinya seakan akan melihat tuhan di hadapan aku dan insan .
"assaffah mengapa ,engkau tersungkur seperti tangisan yang ingin kau hempaskan ",(ujar ustadzah)
"duhai ustadzah entah mengapa jati diriku ketika maju tanpa gentar memberi penjelasan kitab "bulughul marom " air mata keluar begitu saja karna terbayang sang bidadari syurga yakni air mata ibundaku yang nista ketika cambuk di negeri orang menghukumnya dengan sebilah kata "kau tiada guna ",(ucap aku )
"nak…sungguh jika ada naas nya takdir dan nestapa nya takdir pasti ada syurga yang nikmat tanpa jasad kita rasakan karna hakikatnya jasad selalu menerima siksaan jika rasanya roh belum melihat nampaknya nikmat melihat air mata sang bidadari",(ustadzah bercakap dengan senyum )
mungkin cahaya itu bermaksud memghiburku sungguh karna aku merasa susah hati untuk memenjarakan nafsu yang selalu membujuku untuk meninggalkan dunia dengan penuh asa kini aku bangkit dengan jasad dan memenjarakan nafsu dengan menaklukan hukuman insan dengan sebilah senyuman tanpa perkataan karna kearifan tuhan sudah terlihat pada getirnya takdir yang mengajari kita untuk mencapai puncak kemenangan di tengah naas nya sabut yang insan hempaskan pada bidadari syurgaku bukan menjadi pecundang yang mengakhiri hidup ,akhirnya si jago merah yang pernuh asa dengan air yang membuat jasad terbenam dengan asa yakni neraka.