Hai hai, baca cerita ini yuk.
Sebelum baca vote dulu yaa
Setelah baca comment oke:)Happy reading gaes♡
-----
"RAINAA KEBO BANGUN GAK LO! LO HARUS SEKOLAH."
Gadis ini mengerjapkan kelopak matanya yang terlihat begitu menawan dengan bulu mata lentiknya. Suara teriakan itu membangunkannya dari mimpi indahnya secara paksa.
"Ahh, gila aja masih pagi udah dibangunin," ia bergumam kemudian melirik ke arah jam dinding yang tertempel di dalam kamarnya.
"Ya ampun, jam enam lewat lima belas menit!"
Ia segera berdiri bergegas ke kamar mandi. Selesai mandi ia mengenakan bajunya lalu turun ke bawah untuk pamit dengan keluarganya.
---
"Pagi ma, pa, kak dev" sapa raina seraya memasukkan buku-buku yang ia pegang ke dalam tas nya dengan tergesa-gesa.
Mama papa dan kakak nya refleks menoleh.
"Pagi" semuanya menyapa balik kepada raina.
"Pelan-pelan dong rai, gak usah buru-buru juga kali, kan salah lo juga tadi gue bangunin lo nya gak bangun-bangun." Ujar kak devia karena melihat adiknya yang tidak santai itu.
"Aduh kak udah telat nih, gak usah ngomel dulu deh nanti aja kalo mau ngomel pas gue pulang aja ya." Ucap raina.
"Yayaya" gumam kak devia.
"Oh iya pa, pak dani ada kan sekarang?" Tanya raina pada Vano--papanya-- seraya mencomot roti lapis yang sudah dioles selai stroberi.
"Ada kok, tuh di depan lagi nyiapin mobil" jawab papa raina.
"Yaudah aku duluan ya, ma, pa, kak dev, jangan kangen oke?" Ucap raina dengan PDnya. Sedetik kemudian, ia berlari menemui pak dani untuk mengantarkannya ke sekolah.
Setelah raina pergi, mama, papa dan kak devia memasang wajah bingung.
"Eh ma, pa, kok tadi raina pake kacamata? Terus kok rambutnya diiket gitu sih? Kok kayak cewek culun sih??" Devia baru tersadar, adiknya tadi memakai kacamata dan rambutnya juga diikat rapi.
"Ehh iya ya kenapa sih raina berpenampilan kayak gitu?" Gumam papa raina menanggapi ucapan devia.
"Itu bisa kalian tanya aja nanti sama raina." Hanya itu tanggapan mama raina.
¤¤¤¤¤¤¤
"Ini sekolah gue seriusan? Ya ampun." Raina masih berdiri di depan gerbang sekolahnya yang baru ini. Supir pribadinya tadi--pak dani-- hanya mengantarnya sampai tikungan yang sedikit jauh dari sekolahnya dan sekarang sudah kembali menuju ke rumahnya. Raina tidak bisa berhenti menelan saliva ditenggorokannya, melihat gedung sekolah yang menurutnya itu....ugh!
Alexandra International High School. Sebuah gedung yang bertuliskan nama itu, membuat raina lagi-lagi meneguk salivanya.
Ada 8 lantai disekolah ini. Dan masing-masing lantai terdapat 8 ruangan didalamnya.
Raina berjalan terus mengitari sekolah ini, dimulai dari lantai satu, kemudian dua dan sekarang ia berada dilantai tiga, mencari ruang Kepala Sekolah.
Raina mengedarkan pandangannya di sekitar lantai tiga.
'Sepi sekali' batinnya.
Pandangannya terhenti pada seseorang yang sedang membaca buku dan duduk di anak tangga.
Raina memberanikan diri untuk mendekat ke arah orang itu.
"Hai, permisi." Sapa raina pada orang itu sambil tersenyum sopan. Orang itu menengadahkan kepalanya ke arah raina lalu ia menutup buku yang sedang ia baca.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Love You Without Reason
Teen Fiction" Sesungguhnya luka mengajarkan kita akan satu hal, cinta tidak akan pernah memilih tempat dimana ia akan berada." - Raina Adriani "Perbedaan diciptakan agar kita berusaha lebih untuk belajar mencintai sesama dan setelah aku tahu apa artinya perbeda...