Perkenalkan nama gue Arnav Sandiana Ruditama, gue kalau di luar rumah di panggil Arnav kadang juga di panggil ASR. Kalau di rumah nah baru gue rada geli semua keluarga gue manggul gue cute.
Abaikan panggilan nama gue di rumah okey.
Lanjut lagi mengenai diri gue, gue lulusan universitas ternama di Inggris. Gue dapet gelar S1 di Universitas Indonesia dan S2 gue raih di universitas ternama di Inggris. Gue kaga mau sebutin dimana gue kuliah pas di Inggris takut dibilang sombong sama yang baca.
Gue udah dua tahun jadi dosen di universitas ternama di Jakarta, setelah beres dari Inggris gue langsung ngajar di kampus milik keluarga gue.
Selain gue seorang dosen gue juga seorang CEO di perusahaan milik gue sendiri yang gue rintis semenjak kuliah di Inggris. Nama perusahaan gue ASR Group, gue kasih nama perusahaan gue dari singkatan nama gue karena gue rintis perusahaan gue tanpa campur tangan bokap gue.
****
Hari ini gue ada jadwal ngajar di kelasnya cewek yang gue incer dari dia tingkat 2, dan sekarang gue bersyukur karena di tingkat 3 gue bisa ngajar di kelasnya.
Dia itu Kirana Rania Abdullah, wanita yang sopan dan berhijab meski beda dengan tampilan teman-teman sekelasnya hanya dia yang memakai hijab dan baju yang besar menutupi badannya. Gue gak permasalahkan tentang penampilannya yang jelas dia sangat sholehah dan taat dalam agamanya.
Kini gue udah ada di kelas Kirana tapi gue kaga liat wanita berhijab di kelas ini. Gue menerka kalau dia pasti terlambat, padahal dari awal pertemuan semua yang ada dikelas ini tau kalau gue kaga suka sama yang telat dalam mata kuliah gue.
Baru saja gue buka kelas tiba-tiba ada yang mengetuk pintu kelas dan menampakan ujung kakinya di susul dengan wajahnya.
"Assalamu'alaikum, izin masuk pak" ucap Kirana sopan
"Kamu tau ini jam berapa saudari Kirana? Anda sudah telat 2 menit di kelas saya, saya tidak mentolerir keterlambatan mau itu baru satu detik pun saya tidak akan memasukkan mahasiswa saya kedalam kelas saya. Apalagi ini Anda saudara Kirana, silahkan tutup pintu dari luar" ucap gue karena dari awal gue emang kaga suka sama mahasiswa yang terlambat meski hanya 1 detik
Gue liat Kirana langsung menutup pintu dari luar pastinya dengan beberapa umpatan dari mulutnya, tapi gue tak masalah dengan semua itu.
Karena hari ini giliran presentasi murid gue jadi gue persilahkan mereka dan gue duduk di singasana gue.
Tiba-tiba ponsel gue berbunyi tertera nama 'Pa Mudofar' tanpa berpikir panjang gue langsung geser tombol hijau di layar ponsel gue.
"..."
"wa'alaikumsalam pa"
"..."
"iya saya akan keruangan bapak sekarang"
"..."
"wa'alaikumsalam"
Tut
Karena pa Mudofar menyuruh gue untuk keruangannya akhirnya gue keluar dari kelas ini, dan gue melihat beberapa wajah sumringah dari mereka karena gue jarang bahkan tidak pernah meninggalkan kelas sebelum jam mata kuliah gue selesai.
****
Gue kira ada yang penting pa Mudofar nyuruh ke ruangannya ternyata hanya untuk memperlihatkan kain batiknya padahal apa susahnya foto aja dan kirim ke WA gue. Udah tau gue ngajar di gedung F sedangkan ruangan pa Mudofar di gedung D meski ada lift juga kan butuh tenaga jalannya.
Gue harus balik ke kelas gue yang tadi gue tinggalkan, tapi gue lewat ke kantin di gedung ini karena setiap gedung ada kantinnya sendiri.
Disana ada gadih berhijab yang sedang menyeruput minumannya, dari samping gue tau itu siapa. Ya, tidak salah dia adalah Kirana.
Gue samperin dia dan gue duduk di sampingnya. Gue langsung berbicara pada Kirana.
"Oh jadi ini kelakuan kamu kalau tidak diizinkan masuk kedalam kelas" ujar gue
"Apaan sih kamvret lo ini kan urusan gue jadi kaga usah ikut campur lo" seenak jidatnya Kirana menjawab pertanyaan tanpa menoleh kepada gue
"Oh, jadi saya kamvret bagi kamu Kirana?" Tanya gue lagi
"Lah lo kan ganggu gu--, hehehe eh bapak ko ada disini pak bukannya tadi bapak dikelas ya dan ngusir saya" ucap Kirana kewalahan dengan apa yang dia sadari kalau yang dari tadi yang dikata kamvret adalah gue
"Tadi kamu bilang saya kamvret, dimana sopan santunmu Kirana? Kamu berhijab tapi ucapan kamu kaya orang yang hidup di terminal" ucap gue karena sedikit jengkel gue gak bisa ngontrol emosi gue
"Saya tidak bermaksud untuk mengatakan bahwa bapak kamvret, saya pikir bapak itu teman sekelas saya yang sama oleh bapak usir dari kelas, saya memiliki sopan santun pak orang tua saya mendidik saya sebaik-baiknya bahkan orang tua saya selalu mengajarkan saya untuk menghargai usaha seseorang bukan mengusir orang dan satu lagi berhijab adalah kewajiban saya sebagai muslimah dan jangan sangkut pautkan hijab saya dengan sifat saya, assalamu'alaikum" Kirana langsung pergi dan meninggalkan gue di tempat gue
Dari sana gue ngerasa harus extra buat ngedeketin Kirana.
Gue ngerasa bersalah karena udah ngatain Kirana yang engga-engga tapi biarkan saja lah ego gue sangat tinggi untuk minta maaf.
-------------
Akhirnya next part juga
Jangan lupa vote ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Kirana (ketika hati memilih)
FanfictionBagaimana jadinya jika seorang mahasiswi terkena cinta dari dosen mudanya ... Yang mudah tebar pesona dengan mahasiswi-mahasiswinya, tapi dosen tersebut hanya penasaran dan tertarik dengan satu mahasiswinya...