Part 2

89 11 2
                                    


DON'T LOOK BACK!
CH. 2

Tenten membasuh wajahnya kasar terutama dibagian bibirnya, ia tak habis pikir dengan kejadian yang beberapa menit lalu dialamnya. Midorima seorang gay!? Ralat seorang mantan gay?, entah lah siapa tau dia mencari pria lain yang sama sepertinya oh sungguh kenyataan yang pahit.
Tenten mengigit bibirnya sedikit keras, ia masih merasakan bibir kenyal pria yang mencuri first kissnya, first kiss yang ia simpan hanya untuk future husbandnya sudah dicuri 'pria' lain. Sial.


FLASHBACK ON


"Maaf.." ucap midorima lirih.yang dijawab senggugukan oleh tenten.
"Yang tadi itu aku sungguh tidak bermaksud melakukannya pada mu, jadi lupakan saja-". Ia beranjak meninggalkan Tenten dalam tangisnya. "-oh ya kau gadis yang waktu itu kan, nama mu?". Ia membenahi kaca matanya.
"T-tenten". Ucap Tenten hampir tak terdengar, yang dibalas anggukan oleh laki-laki itu.
"Akan kuingat". Katanya kemudian sebelum berbalik, melangkah hendak meninggalkan gang sunyi itu.
"T-tunggu!". Laki-laki itu menghentikan langkahnya."Da-dasar tidak bertanggung jawab!, kau tega meninggalkan ku disini?". Perkataan Tenten sukses membuat peria itu berbalik kearahnya.
"Akan kuantar kau pulang". Ucapnya kemudian seakan tau apa yang ada didalam pikiran Tenten.


FLASHBACK END
Dan begitulah Tenten bisa sampai dengan selamat.

.
.
.


Singkat cerita, beberapa minggu belakangan ini Tenten sering berjumpa dengan Midorima atau bahkan janjian, saling bertukar e-mail dan sebagainya. Dan memikirkan itu semua membuat Tenten senang sekaligus bingung. Semalam saat mereka melihat festival bersama Midorima mengatakan semuanya pada Tenten tentang hubungnnya dengan err pria alias Kise dan alasannya menyukai teman sejenisnya itu.

FLASHBACK ON


"Aku punya kesan yang buruk terhadap wanita. Saat aku berumur 10 tahun Ibu ku meninggalkan ku, dan ayah ku menikah lagi dengan dan naasnya saat ayah tidak dirumah ibu ku membawa seorang teman wanitanya kerumah dan aku melihat mereka...bercumbu". Midorima memegang dadanya sesak, ia menarik nafas sejenak lalu melanjutkannya. "Itu adalah hal paling menjijikkan yang masih terngiang dimemori ku sampai sekarang". Tenten hanya menatap miris menunggu kelanjutan ceritanya.
Saat aku berumur 16 tahun aku jatuh cinta dengan seorang gadis, yang ternyata adalah perempuan malam, aku tau saat dia mengajakku pergi ke klub tempat dia bekerja dan disana dia menawarkanku dengan beberapa teman wanitanya, saat itu aku sungguh ketakutan dan disaat itu pulalah Kise datang menyelamatkan ku".
"Dia datang pada ku, meyakinkan ku seolah semua perempuan itu sama, ia meyakinkan ku hanya ia lah yang terbaik untukku. Hubungan kami pun berlanjut awalnya hanya teman menjadi sepasang kekasih, kami tinggal diapartemen yang sama".
"Setelah sekian lama bersama, suatu hari tanpa sengaja aku memergoki Kise dengan seorang gadis, saat itu aku berfikir untuk tidak membenarkan apa yang kulihat, sampai aku melihat Kise membawa perempuan kekamarnya, kekamar kami. Setelah itu aku memutuskan hungungan kami secara sepihak, lalu meninggalkan apartemen itu, dan dihari itu aku melihat mu didalam bus dan entah takdir atau apa kita dipertemukan lagi di gang sempit malam itu, sebenarnya aku sangat bersyukur kau datang". Midorima tersenyum kearah Tenten. "Dan semenjak itu, entah kenapa aku selalu berharap kau tidak seperti perempuan lain yang selama-.. em dan ku harap kau tidak merasa jijik terhadap k-". Tenten meletakkan jari telunjuknya, dibibir laki-laki itu membuat pipi seorang Midorima bersemu. "Shh.. aku tak mau dengar lagi, tantang masa lalu mu yang seperti itu atau apalah, karena aku akan melihat midorima-san yang sekarang". Gadis itu tersenyum lembut, lalu disambut pelukan hagat pria dihadapannya".
"Satu hal lagi" Midorima melepas pelukannya. "Berhenti memanggilku denga sufix-san, itu membuat ku terlihat sangat tua, kita kan hanya beda 3 tahun". Ucapnya bersemu sambil sesekali membenahi letak kacamata nya. Tenten terkekeh geli yah kalau dipikir usia Midorima sekarang 20 tahun sedang Tenten 17 tahun. "Hai' hai' Midorima-kun nee".
"A-aku tidak menyuruhmu menggunakan sufux-kun juga". Ia memalingkan wajahnya yang sudah semerah tomat dan itu membuat Tenten ikutan blushing.


FLASHBACK OFF


Mengingat itu semua membuta blushing Tenten terbawa kedunia nyata sampai ia mengacuhkan pelanggan yang sedang melambaikan tangannya didepan wajah Tenten "Halooo.. Nona, tolong Cappuchinonya-ssu..". Tenten tersentak dari lamunannya, "Ah iya, ini silakan".
Tenten kaget begitu menatap pelanggan dihadapannya, ia mengenalnya, pria dilorong malam itu, rambut pirang dan bulu mata lentik itu dan tanpa sadar Tenten menudingkan jari telunjuknya kewajah pria itu. "K-kau..".
Pria itu tersenyum. "Setelah ini bisa minta waktu mu sebentar?".


.
.
.


DON'T LOOK BACK!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang