°°°
Aku dan Arnet sekarang sedang duduk di mobil.Aku melihat Arnet yang agak tidak fokus ketika menyetir. Aku khawatir. Memangnya ada apa?. Mungkinkah ada hubungannya dengan yang tadi?.
Aku semakin bingung.
"Net,kamu kenapa?coba tenangin diri kamu..aku gak tega lihat kamu kayak gini".ucapku sambil menatap wajahnya.
"Kenapa setiap kehidupan pasti ada bagian yang sedih?kenapa?!".ucapnya seketika nada nya makin meninggi. Aku terkejut.
"Kamu kenapa cepetan jawab..". Ucapku khawatir.
"Kan aku udah bilang,nanti malam aja aku jawabnya".ucapnya.
Mobil pun berhenti. Ia mengantar ku sampai rumah lalu aku membuka pintu mobil. Aku merasa tanganku ditahan. Dan pastinya itu adalah Arnet.
CUP!
Ia mengecup keningku. Sudahlah jangan heran. Aku sudah biasa dicium sama kesayanganku ini.
"Jaga hati kamu ya buat aku".ucapnya. Aku baru tau kalo Arnet punya sifat seperti itu.
"Iya Net,aku masuk dulu ya,jam tujuh aku udah ada di kafe".ucapku lalu ia mengangguk sambil tersenyum. Akupun turun dari mobilnya lalu melambaikan tangan.ia pun melaju mobilnya.
Security di rumahku cepat cepat membuka kan aku pagar besar itu.
"Makasih pak".ucapku.
"Iya non..".ucapnya. Lalu aku pun masuk.
Aku mengetuk pintu terlebih dahulu.
Ku dengar langkah kaki. Pasti itu bibi Riri. Bibi Ririku ini memang pembantuku tapi masih muda lohh..Umurnya masih 24 tahun. Ia juga cantik dan pintar. Dan satu lagi. Hatinya baik.
"Masuk dek".ucapnya. Aku yg menyuruhnya menganggapku adiknya sendiri karena aku tidak suka dipanggil dgn sebutan nona.
"Thank's kak, aku masuk kamar dulu ya".ucapku lalu masuk setelah membuka sepatu.
"Iya dek". Ucapnya lalu ia ikut masuk. Tapi ia berjalan ke dapur.
Aku memasuki kamarku yang serba kuning terang dicampur jingga.
Aku memang suka warna seperti itu. Menurutku itu warna yang Natural.
Aku lalu melempar tas ku asal. Lalu mencari bajuku dilemari. Aku memakai baju pink polos dan jeans hitam casual.
Lalu merebahkan tubuhku di spring bed empukku itu.
Drrt..drrt..drrt..
Hp di saku tasku berbunyi. Aku lalu mengambilnya. Terlihat nama Arnet. Aku langsung menggeser layar hijau."Halo?".suara Arnet.
"Iya?kenapa?tumben kamu nelpon siang siang gini buaknnya kamu ke tempat futsal?".tanya ku. Memang Arnet suka main futsal. Terlebih lagi basket. Pokoknya dia suka bidang olahraga. Makanya badannya gue idemin.
"Aku mau bilang dan slalu ingetin kamu,jaga hati kamu itu selalu buat aku".ucapnya. Aku masih melongo. Sebenarnya apa yang terjadi. Lebih baik aku tidur supaya malam cepat tiba.
"Arnet,aku tidur dulu ya aku ngantuk banget aku bakal slalu jaga jati aku buat kamu".ucapku.
"Ok bye,".ucapnya lalu aku mematikan ponselku.
Aku pun tertidur..
°°°
Aku bangun pukul 18:10. Aku lalu mengambil handuk dan langsung mandi.Selepas mandi,aku memakai baju kaos putih dan jeans hitam polos. Serta rambutku yang ku ikat satu. Aku menyukai gaya se simpel ini.
Arnet aja udah tau kalo aku suka gaya kayak gini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Alone
Teen FictionTanpanya kesenyapan menemaniku dengan setia. ternyata kesendirian lebih setia daripada Dirimu yang tlah tiada kini.