Nana POV
Ini adalah hari kepindahanku ke rumah baru. Rumahku yang baru ini letaknya dekat sekali dengan hutan. Ya maklum demi mendapatkan rumah murah dan besar walaupun tempatnya jauh dari keramaian pun tetap saja dibeli oleh papah. Karena memang letaknya yang lebih dekat dengan kantor dimana papah dan mamah bekerja.
Saat perjalanan menuju rumah ini, aku disuguhi oleh pemandangan yang luar biasa indahnya. Mulai dari hamparan sawah yang seperti permadani hijau yang indah dan pepohonan yang rimbun membuat udara disini sejuk sekali, sangat berbanding terbalik dengan rumahku yang ada dipusat kota.
~
Sesampainya di rumah baru, ku lihat rumahnya bagus dan besar. Arsitekturnya sangat identik dengan rumah jaman belanda dulu, indah namun menyimpan banyak misteri.
"Wahh... Besar juga rumahnya !" Kataku kagum.
Walaupun dalam hati aku merasa takut, entah kenapa. Namun segera aku menepis rasa itu karena itu hanya akan menambah ketakutanku saja.
Rumah ini memang bagus sih, tapi kalau sudah menjelang malam pasti terlihat sangat menyeramkan. Dan lagi-lagi aku berpikiran buruk tentang rumah ini.
Sejujurnya memang benar sepertinya rumah ini menyimpan banyak misteri dan suasana disini juga sangat mencekam.
"Loh siapa itu yang berdiri di balkon atas?" Ucapku refleks kepada bi inah yang sedari tadi berdiri tepat di sampingku.
"Siapa neng? Bibi ga liat siapa-siapa?" Ucap bi inah kebingungan.
"Eh enggak bi mungkin aku salah lihat" Tegasku mencoba meyakinkan bi inah.
"Yasudah ayo neng kita masuk". Ajak bi inah kepadaku.
Sesekali kulihat ke arah balkon atas tadi sambil berjalan masuk ke rumah dan benar saja wanita itu masih ada, diam dengan wajah yang menunduk.
~
Akupun kini sudah berada di ruang tamu rumah ini. Papah dan mamah akan menyusul pindah setelah pulang kerja, jadi aku pergi kesini berdua bersama bi inah saja.
Bi inah sudah seperti ibu kedua untukku, beliau bekerja di rumahku sudah hampir 20 tahun. Iya beliau datang bahkan sebelum aku lahir. Hanya bi inah yang menemaniku di rumah ini karena kedua orang tuaku yang selalu sibuk dengan pekerjaan kantor.
Aku kesepian tanpa kedua orangtuaku, mereka jarang sekali menyempatkan waktunya untukku. Yang selalu menemaniku hanyalah bi inah.
Huftt...
Aku hanya menghela nafas meratapi kehidupanku yang tanpa kasih sayang dan perhatian kedua orang tua.
Sebenarnya orang tuaku tidak mengetahui kemampuanku ini, aku menutup diri dari orang tuaku. Aku takut mereka khawatir atau bahkan tidak mempercayaiku.~
Aku memilih kamar yang berada di lantai 2, kamar ini memiliki balkon yang langsung menghadap ke halaman depan rumah ini dan aku menyukainya.
Eh tunggu ini kan balkon dimana aku tadi melihat wanita yang berdiri terdiam disini. Seketika, muncul angin kencang yang entah darimana sehingga membuat pintu yang menghubungkan kamarku dan balkon ini terbanting dengan keras. Tanpa sadar wajahku memucat saat mendengar suara pintu terbanting dengan keras.
Aku memalingkan wajahku menatap heran pintu itu namun kekagetanku tidak sampai disini ketika aku mencoba membuka pintu itu, pintunya di kunci dari dalam. Lalu aku menggedor gedor kaca jendela kamar berharap ada yang membantuku membuka pintu ini.
"Aaaa..... ". Teriakku saat melihat wajah seorang wanita dengan muka pucat, matanya merah tak ada warna putih ataupun hitam disana, dan bibirnya... Bibirnya sobek hingga ke pipi memperlihatkan rentetan gigi yang tak beraturan.
# hai jangan lupa vote dan komen ya. Terima kasih 😊

KAMU SEDANG MEMBACA
Indigo And The House
SpiritualNana seorang remaja biasa yang dapat melihat mahkluk halus setelah mengalami kecelakaan yang hampir merenggut nyawanya. Kehidupannya berubah total setelah mengalami kecelakaan itu terlebih lagi ia harus menuruti kemauan ayah dan ibu nya untuk pindah...