04. RAHASIA AINSLEY

30 1 0
                                    

"Senyum pada detik pertama, jatuh pada detik kedua, dan terluka pada detik ketiga. Sesederhana itu. Patah hati."

AUTHOR POV

Dalam perjalan ke rumah, Ainsley berjalan dengan penuh semangat. Sembari memakan es krim anggur ditangannya yang baru ia beli beberapa menit lalu.

Tiba - tiba......

Byurrrrrrr🌊💦💦💧

Seekor motor berwarna hitam melintansi jalan berlubang dengan kecepatan penuh membuat Ainsley yang berada di samping lobang itu pun harus menerima akibatnya.

"Eh sia, maneh teh gelo apa!!!! Aing tampol muka lu ye!!!!"Ainsley lalu menghampiri motor yang berhenti itu.

Dia pun melepas helmnya. Dan ternyata...

"AGAMMM!!!" Teriaknya.

"Siapa ya?" Tanya Agam. Ainsley pun menganga. Apakah dia tidak ingat dengannya.

"Menurut lo?! Gantiin seragam gue! Gak mau tau! Kotor kan!"

"Maaf, saya gak kenal." Setelah Agam mengucapkan kalimat itu, ia lalu memakai helm dan langsung pergi.

Apa -apaan itu. Meminta maaf aja enggak, main pergi - pergi aja. Batin Ainsley mengamuk. Ia pulang ke rumah dengan perasaan kesal setengah mati.

Mencak - mencak sampai kamar. Melupakan mamanya yang memanggil nya sedari tadi.

Ia langsung mengganti baju nya, masih dengan rasa kesal. Lalu, terdampar di tempat tidur.

Tiba - tiba ia teringat akan buku yang baru saja dibelinya di salah satu toko buku.

Buku yang biasa ia gunakan untuk kasusnya. Karena Ainsley orang yang terlalu kepo. Ia akan mencari tau seluk beluk orang yang menjadi target perkepoannya.

Bahkan sebelum ia bersahabat dengan Ayu, Zara, Ratu, ia sudah menyelidiki mereka bertiga. Apakah mereka real atau fake.

Sekarang, target Ainsley adalah Agam. Karena ia penasaran dengan hidup cowok itu.

"Semoga aja berhasil," Ucapnya penuh harap. Cewek itu hanya perlu mengamati atau menyelidiki apapun yang bersangkutan dengan Agam. Lalu ia tulis pengamatan atau fakta di dalam buku yang tadi lalu di taruh di tempat yang tersembunyi. Dimana tidak ada orang yang bisa menemukannya. Kecuali dirinya.

Itung - itung untuk kenangan di masa depan. Begitu pikir Ainsley. Jika halaman buku itu sudah habis, berarti tugas Ainsley juga sudah selesai.

"Gue bakal mulai nulis besok," Ucapnya dalam hati. Lalu kembali ke tempat tidur dan tertidur.

****

Keesokan harinya, ia berangkat seperti biasa menggunakan bis. Tiba -tiba ia teringat sesuatu. Kalau Agam biasanya berangkat dan pulang menggunakan bis. Mengapa kemarin ia menggunakan motor.

Mungkin nganterin pacarnya kali. Sumpah ini mah harus gue selidikin secepatnya. Batinnya berkata.

"SUMPAH YAK, GUE KESEL BANGET SAMA LU!!!" Teriak Ayu kepada Ainsley.

"Berisik ihhhh, tuh kan banyak yang liatin jadinya" katanya sambil cengegesan.

"YA LAGI SIAPA SURUH GA BAWA BUKU BIOLOGI GUE!!! UDAH NYONTEK, NYUSAHIN LAGI!" Ucapnya ber api api. Muka dan telinganya saja sudah memerah tanda ia sangat marah.

"Tenang gue gak ngumpulin kok nanti," kata Ainsley menenangkan.

"Awas aja lu!" Kata Ayu sambil menatap galak Ainsley.

Setelah 10 menit berdebat munculah Pak Awin dengan buku menumpuk di tangannya. Tanda ia sudah siap mengajar.

"Selamat pagi anak - anak, apa kabarnya kalian di hari rabu yang cerah ini?" Kata Pak Awin dengan senyum mengembang di bibirnya.

Semua murid pun melihat keluar. Bukannya cerah malahan yang ada mendung tanda ingin hujan.

"Ya sudah, kita langsung mulai saja pelajarannya,"

"Eh tunggu, apa bapak memberikan pr ke kalian?" Tanyanya.

"Iya pak," Jawab seluruh anak di kelas itu.

"Okey, kumpulkan sekarang!"

Satu per satu anak murid maju menaruh buku mereka di depan meja guru.

"Ini kurang empat buku, siapa yang tidak mengerjakan?!" Tanyanya lagi.

"Saya sama Ayu Pak. Maafin yak Pak. Ini semua tuh salah saya Pak." Ucap Ainsley kencang.

"Saya sama Agam juga gak ngerjain Pak,"Ucap Ale.

"Kok bisa kompakan kalian gak ngerjain. Apa kalian sudah bersekongkol HAH?!"

"Kok Agam sama Ale juga gak ikutan ngerjain sih?" Bisik Ayu pelan.

"Ya mana gue tau Yu,"

"Ya sudah gini saja, kalian Bapak Kasih keringanan. Kalian ber empat buat kelompok dan kerjakan tugas makalah tentang ekosistem." Ucapnya sambil tersenyum.

Sedangkan mereka berempat menatap Pak Awin dengan datar. Dasar guru tidak berprikemanusiaan.
(Ini bercanda ya jgn ada yg dimasukin ke hati)

"Duh mampus gue, sekelompok sama Ale lagi. Ada Agam nya juga lagi,"Ucap Ayu pelan sambil mengusap wajahnya.

"Udah serahin aja sama gue, gitu gitu juga kan lu dihukum nya karena gue," Ucap Ainsley sambil tersenyum.

Padahal di dalam hati ia dongkol setengah mati dengan Pak Awin.

BENCANA INI BENCANA.




HAI PARA PEMBACA.

Semoga kalian suka dengan cerita ini.

Dan saya juga akan lebih suka jika
Kalian memberikan vote untuk cerita ini jika kalian suka.

Terima Kasih atas pengertiannya.

Addictofblackngreen❤

8 juni 2017

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KPS[1] MY SIRIUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang