Bagian Satu

1.2K 169 72
                                    

©Puan Hujan

Note: Fanfic ini adalah hadiah ulang tahun buat Sherry Kim. Ucapannya sudah duluan, kado fanficnya belakangan, hehehe. Sebuah fanfic ringan dengan humor garing yang dibuat di sela-sela kesibukan. Karena ceritanya yang ringan, seputar kehidupan remaja SMA dengan segala problematikanya, jadi kemungkinan ceritanya juga seperti serial. Kelanjutannya ya tergantung mood dan kapan ada waktunya buat menulis tanpa gangguan, hahaha. Khusus buat Sherry, maafkan jika tidak sesuai keinginan. Ide awalnya bukan seperti ini sih, cuma tetiba Nuna dapat wangsit, jadilah ini, hahaha. Karena itulah, judulnya Nuna serahkan padamu (bilang aja emang gak nemu judul yang tepat).

Cerita dan idenya barangkali pasaran, ada kesamaan dengan yang onoh atau yang onoh, tapi percayalah, kalau memang mirip itu mah ketidak sengajaan.

Pairingnya masih YunJae, tapi ini GS lho ya. Hahaha, tulisan GS perdanaku. Semoga berkenan. Emuach emuach emuachhh...

.
.

.

"Jaejoong...," yeoja cantik yang baru saja keluar dari perpustakaan itu menghentikan langkah, saat mendengar seseorang menyebut namanya. Ia kemudian membalikkan tubuh sehingga posisinya berhadapan dengan seorang namja tampan yang merupakan kakak kelasnya. Murid tahun kedua yang ia ketahui bernama Kim Hyun Joong. Jaejoong, atau nama lengkapnya Kim Jaejoong sedikit membungkukkan tubuh di depan kakak kelasnya yang cukup ramah itu.

"Ne, Hyun Joong Sunbae. Ada apa?"

"Ehmmm..., bisa kita bicara berdua?" tanya Hyun Joong, sambil menggaruk tengkuknya. Namja berparas tampan itu terlihat kikuk dan salah tingkah.

"Eh...? Bukankah sekarang pun kita sudah bicara dan hanya berdua saja, Sunbae?" balas Jaejoong dengan raut wajah bingung.

"Maksudku, kita bicara di tempat lain. Bukan di koridor dimana banyak siswa lain berlalu-lalang," jelas Hyun Joong. Raut bingung belum beranjak dari paras cantik yeoja yang memiliki poni menutupi alis itu. Sepasang bola matanya yang besar menyiratkan keingintahuan yang amat sangat.

"Kenapa bisa begitu? Bukankah kita bisa bicara di bangku yang ada di sana?" ucap Jaejoong sambil menunjuk deretan bangku panjang yang terdapat di antara pilar-pilar koridor sekolahnya.

"Karena pembicaraan ini sifatnya pribadi, Jaejoong...," Hyun Joong memajukan tubuhnya, kemudian berbisik di telinga sang adik kelas yang sudah mencuri hatinya sejak pandangan pertama. "Dan rahasia," sambung namja tampan itu.

Jaejoong mengangguk paham. Rambutnya yang lurus namun bergelombang di bagian ujung ikut bergerak-gerak, menambah kadar kecantikannya. Tanpa bertanya apa-apa lagi, ia mensejajarkan langkahnya dengan sang kakak kelas yang katanya ingin membicarakan sesuatu yang bersifat pribadi dan rahasia dengannya. Mereka berjalan dalam diam. Sementara di benak Jaejoong, bermacam kemungkinan hilir-mudik memenuhi pikirannya. Ia sibuk menerka-nerka, kemana Hyun Joong akan membawanya. Dalam hati, Jaejoong sungguh berharap agar namja tampan itu tidak membawanya ke tempat yang aneh-aneh, seperti lab kimia di lantai 3 yang membuatnya bergidik karena dipenuhi dengan koleksi hewan-hewan yang diawetkan, atau barangkali toilet siswa di belakang gedung sebelah barat yang katanya berhantu.

***

Nyatanya, memang bukan lab kimia atau toilet berhantu yang dipilih Hyun Joong untuk membicarakan apa yang disebutnya sebagai hal yang bersifat pribadi dan rahasia. Jauh dari kesan seram, ia justru mengajak Jaejoong ke kebun herbal di samping sekolah. Kebun herbal itu dikelola oleh para siswa yang tergabung dalam klub memasak. Sebatang pohon crimson besar yang cabang-cabangnya menjulur ke segala arah, memberi kesan teduh. Daun-daunnya yang lebat sudah mulai berubah warna. Di bagian bawah pohon crimson besar itu, ada sebuah bangku panjang dari besi tempa yang catnya mulai mengelupas. Itulah tempat tujuan Hyun Joong.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

It's Hard to Say I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang