Baekhyun kembali terbangun dari tidurnya akibat mimpi yang selama beratus-ratus tahun ini kadang selalu menghantuinya. Walaupun tidur bukan menjadi kebutuhan utamanya, ia akan tetap membutuhkan itu untuk melupakan sejenak pikirannya yang berkecamuk.
Baekhyun melirik ke arah jam yang ada di atas nakas tempat tidurnya. Ia menghela napas dalam dan tidak ada yang dikeluarkan dari hidungnya itu. Untuk sesaat ia merindukan udara mengisi penuh paru-parunya yang sudah tidak berfungsi lagi.
Baekhyun beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar mandi sebagai persiapannya sebelum berangkat bekerja. Ia menatap pantulan wajahnya di cermin kamar mandi. Gurat wajahnya tidak berubah sama sekali semenjak ia berubah. Warna iris hitamnya telah digantikan dengan warna merah darah tapi akan kembali hitam lagi jika ia tidak sedang kelaparan. Warna merah yang selalu mengingatkannya pada seseorang yang begitu dicintainya.
Setelah puas memandang bayangannya sendiri, Baekhyun berjalan ke arah shower. Membersihkan dirinya sendiri layaknya manusia pada umumnya. Tidak membutuhkan waktu yang lama, Baekhyun sudah segar dengan stelan kerjanya. Sebelum berangkat bekerja, ia akan meminum satu gelas darah segar yang selalu ia siapkan setiap harinya.
Sebenarnya ia lebih suka minum dari sumbernya langsung dari pada harus meminum dari persediaan cadangannya. Rasanya sungguh berbeda. Darah dari sumbernya terasa lebih manis di lidah dibanding dengan darah yang sudah disterilkan. Tapi ia tidak punya pilihan lain selain minum itu untuk sekedar membuatnya tidak kelaparan selama seharian ini. Setelah selesai dengan sarapan paginya, Baekhyun memutuskan untuk segera berangkat bekerja karena ia memiliki kelas pagi.
Saat ini Baekhyun bekerja sebagai salah satu dosen sejarah di salah satu universitas negeri ternama di Korea. Ia termasuk dosen muda yang sudah diakui kemampuannya. Sudah dua tahun Baekhyun bekerja sebagai seorang dosen. Sebagai seorang dosen yang masih muda, tidak sedikit dari para mahasiswanya yang jatuh pada pesonanya dan telah menyatakan cinta padanya. Bahkan ada yang terang-terangan pernah mengajak Baekhyun untuk menghabiskan malam bersama. Namun selalu ditolak Baekhyun dengan alasan tidak mau ada skandal antara dirinya dengan mahasiswanya sendiri. Berinteraksi secara berlebihan dengan mahasiswanya sendiri merupakan pantangan bagi Baekhyun. Walaupun itu sudah bukan jam kerjanya sekalipun.
Selama ini Baekhyun sudah pernah mencoba semua pekerjaan. Mulai dari seorang pelayan restoran sampai seorang CEO dari sebuah perusahaan pun pernah dilakukannya. Dan selama itu pula ia harus berpindah-pindah tempat tinggal agar orang-orang tidak menyadari tidak ada yang berubah pada dirinya.
Semua hal yang dilakukannya ini diatur oleh sebuah organisasi vampir di seluruh dunia yang bernama Red World. Tidak hanya dirinya, tapi semua vampir yang bukan berasal dari keluarga vampir murni akan diatur oleh organisasi itu. Termasuk cadangan makanan yang dimiliki oleh setiap vampir.
Tidak terasa perjalanan selama dua puluh menit pun telah berlalu. Baekhyun melangkah keluar dari mobilnya dengan menenteng sebuah tas kerja di tangan kirinya. Sebelum ia keluar dari mobilnya, Baekhyun meminum sebuah pil terlebih dahulu untuk melumpuhkan indra penciumannya. Wangi darah dari setiap manusia yang ada di sekelilingnya selalu membuatnya tidak bisa mengotrol diri. Untuk itu, para peneliti di Red World berusaha membuat sebuah pil yang akan melumpuhkan indra penciuman para vampir untuk sementara waktu agar bisa berbaur dengan manusia.
Baekhyun mengedarkan pandangannya ke sekeliling tempat parkir khusus dosen. Beberapa mahasiswa terlihat memandangnya dengan tatapan memuja. Sebagai bentuk kesopanan, Baekhyun pun tersenyum ketika mereka kontak mata. Baekhyun pun segera melangkahkan kakinya menuju ruangan dosen. Sepanjang perjalanan itu tidak henti-hentinya ia tersenyum pada siapa saja yang menyapanya. Predikat dosen favorit melekat erat di dirinya di samping sifatnya yang akan berbeda jika sudah memasuki kelas.
YOU ARE READING
Immortal
VampireOneshot Kecintaannya pada seseorang membawanya pada sebuah keabadaian.