Saling Cinta

1.5K 251 54
                                    

Mata Richad mengamati gadis yang duduk di bawah pohon cermat. Setiap gurat wajahnya Richad suka. Kadang tertawa, sedih ataupun sekilas tersenyum simpul karena novel tebal dalam genggaman. Langkah Richad tidak bisa lebih dari jarak satu meter. Bukan tanpa sebab, sosok itu memang tidak diperbolehkan mendekat.

Kadang Richad berpikir, kenapa dulu ia menyia-nyiakan hidup untuk membenci gadis penyuka novel sastra manis yang selalu menagih cinta padanya. Kini jangan tanya betapa luas rasa penyesalan itu.

"Kau masih membaca novel kesukaan Richad?"

Samar Richad bisa mendengar percakapan gadis itu bersama pria baru datang menghampiri.

"Ya. Akan selalu begitu, mungkin," kekehnya tanpa menoleh pada lawan bicara. Pria memakai hoodie hitam mengangguk pelan, lalu mengambil tempat di sebelah gadis penyuka novel.

"Bila Richad ada di hadapanmu, apa yang akan kau lakukan? Maksudku katakan seluruhnya."

Embusan napas kuat ke luar dari bibir gadis itu, kemudian terbit senyum merekah seperti yang Richad rindukan.

"Aku akan mengatakan betapa aku mencintainya, selama aku hidup aku akan selalu mencintainya."

Buliran kristal jatuh membasahi pipi Clara. Lantas bercak merah menari di sisi muka. Sesak menyelubungi tak berhenti mengikat hati yang sudah retak semenjak empat puluh hari kepergian Richad.

"Aku mencintaimu, Richad," lirih Clara sebelum pria itu menarik ke dalam dekapan hangat.

"Aku juga mencintaimu, Clara Dasyiola," balas Richad sembari tersenyum manis. Perlahan angin berembus kencang membawa bayangan Richad yang kian memudar.

"Berbahagialah."

Clara tersentak, ia langsung menoleh kanan dan kiri. Dia tidak tuli, telinga masih dapat mendengar jelas. Dan Clara juga tahu, Richad akan selalu di sekitarnya. Memerhatikan dari kejauhan.

[]

Kata Terakhir ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang