Melepas yang Tak Tergenggam

44 0 0
                                    

Akhirnya saya blok juga akun-akun medsos orang-orang yang bermasalah dengan saya. Dan rasanya wow banget, terasa merdeka. Selama ini saya yang diblok duluan. Saya udah inisiatif menghubungi, buka pembicaraan, tapi ngga digubris apalagi dibalas. URL maupun IRL. Kemudian status quo. Saya sengaja ngga ngunci akun-akun medsos saya supaya kalau lain kali keadaannya udah lebih tenang, dan mereka udah sudi ngomong lagi sama saya, kami bisa ngomong baik-baik dan meluruskan semuanya. Tapi entahlah. Udah empat tahun, yang bujang pun udah ngga lajang.

Saya jadi ingat suatu malam abis acara UKM kampus, saya minta beberapa balon helium sisa dekorasi untuk dibawa pulang. Saya naik motor bareng temen UKM, dibonceng, balon-balon gas terikat benang, saya genggam kuat supaya ngga terbang. Kami melaju melewati jembatan layang Pasopati. Namun meski kecepatan motornya hanya 40 km/jam, benang-benang balon gas terasa menyakiti telapak tangan. Perih, kulit saya mulai pucat karena aliran darah tertahan. Akhirnya karena tidak kuat saya lepas saja balon-balon itu, mereka terbang menjauh menghilang di kelamnya malam. Saya pulang ke rumah tidak bawa apa-apa cuma bawa badan.

Ngeblok orang-orang ini rasanya persis kayak ngelepas balon-balon helium itu.

Setengah MatangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang