Langit tampak gelap, ini yang ku lihat dari kaca jendela kamar ku. Namun, ketika aku keluar, langit sangat cerah nan indah. Mungkin kaca jendela kamar ku yang memang kotor. Melihat langit yang biru ini, aku jadi teringat masa-masa indahnya berangkat sekolah dalam keadaan masih kantuk agar sampai di sekolah lebih dulu.
***
"Nunggu siapa?"
"Intan, teman sebangku ku"
"Oh, yaudah. Gue duluan, ya!"
Nadila, teman sekelas ku yang pertama kali menyapa ku selain Intan, teman sebangku ku. Aku dan Intan teman dari TK, MI, MTS, dan SMA. Bisa di bilang, aku dan Intan ini anak yang lumayan pendiam di kelas. Maklum ya, kami berdua lulusan sekolah islam dan baru pertama kalinya masuk negeri. Dulu di sekolahan kita, satu kelas aja murid enggak nyampe 20 orang. Dan sekarang satu angkatan melebihi 200 orang. Ya emang norak sih kita, tapi enggak papa deh. Bersyukur sekarang bisa dapet negeri. Sekarang aku dan Intan bersekolah di SMA Negeri Kartika 1, Jakarta. Enggak terlalu jauh dari rumah. Aku sekarang sedang menunggu Intan di depan gerbang sekolah ku, kita sudah janjian siapa yang datang pertama, dialah yang nunggu.
"Icha! Udah lama ya, nunggunya?"
"Menurut mu gimana? Yaudah enggak usah di bahas, ayo masuk."
Aku dan Intan masuk di kelas X - 3. Aku melihat Nadila sudah rapi dengan buku-buku di atas meja nya. Iya, dia anak yang sangat rajin sekali. Pintar pula. Di kelas banyak sekali yang suka dengannya. Hampir setiap hari ia di dekati oleh anak-anak laki dikelas. Sampai pada akhirnya, dia meminta Intan untuk bertukar tempat duduk dan akhirnya aku duduk dengan Nadila, sedangkan Intan dengan Pupus.
***
"Gimana Cha?"
"Gimana apanya, Pi?"
"Iya, tadi di kelas gimana? Ada PR atau enggak. Berantem sama temen apa enggak. Gurunya killer apa enggak. Masa gitu aja harus dijelasin, sih."
"Hehe, iya iya maaf Pi. Tadi tempat duduk ku pindah, si Intan jadinya duduk sama Pupus dan aku sama Nadila. Nadila itu orangnya pinter banget tau, Pi. Tadi ulangan matematika nya dia dapet sembilan, masa aku empat."
"Haduh Cha. Kamu tuh udah mencemarkan nama baik aku tahu enggak. Aku ini sebagai orang tua kamu di sekolah, kamu angg ..."
"Udah udah, aktingnya besok lagi. Udah sore ini."
"-_-" *cemberut*
Nah, ini dia sahabatku juga. Dia teman mengaji ku dari aku masih kecil sekali. Dan sekarang bertemu lagi di SMA ini. Namanya, Silvia. Tapi aku memanggilnya Pia. Orangnya suka sok tua gitu, tapi baik banget. Dia masuk di kelas X - 1. Setiap bel pulang, dia selalu menunggu ku di depan pintu kelas. Katanya, takut aku kenapa-napa.