Dia, Bintang Aditya Rama atau biasa dipanggil Rama. Dia merupakan ketua Tim Basket SMA Harapan Jaya. Senior kelas XII IPA 2 yang terkenal dengan segala ketampanan serta sikapnya yang dingin pada seluruh siswa, seringkali membuat para siswi satu sekolah memiliki rasa penasaran padanya. Bagaimana tidak? Rahang yang kokoh, mata elang, hidung mancung, tinggi, kecerahan kulit yag pas serta bibirnya yang terlihat sangat sexy membuat semua siswi menjerit jika melihatnya.
Ingat! itu tidak berlaku denganku.
***
Author pov
LINE:
06:00
Rian: Lo dimana?
Rian: Gue otw ya, Nyet.
Rian tiba dipekarangan rumah Dee dengan baju putih abu-abu serta motor Ninja hitamnya sejak 10 menit yang lalu. Dia menurunkan helm dari kepalanya dan memilih untuk menunggu Dee di jok motornya.
06:20
Rian: Dee kok lama si? Gue udah didepan daritadi woy!
Setelah lelah menunggu Dee yang tak kunjung keluar, Rian memutuskan untuk masuk kerumahnya. Didalam, dia bertemu dengan Mama Sinta -mama Dee- dan langsung mencium tangannya dengan sopan.
"Assalamualaikum, Tante. Dee ada?" tanya Rian.
"Ada, Yan. Dia dikamarnya. Kamu naik aja, Yan"
"Rian naik ya, tante" jawab Rian yag dibalas senyuman oleh Sinta.
Sesampainya didepan kamar Dee, Rian mengetuk sambil memanggil manggil namanya. Tapi Rian sama sekali tidak mendengar jawaban. Mau tak mau Rian membuka pintu kamar Dee.
Cklek
Terpampanglah seorang wanita yang sedang tidur dengan posisi yang mengenaskan. Kepalanya menggantung di pinggiran kasur. Tangannya merebah. Saliva yang mengalir dipinggiran bibirnya. Ah sungguh tidak enak dipandang.
"astaga, Dee. Udah jam setengah tujuh. Bangun yuk sekolah" ucap Rian pelan sambil menaruh kepala sahabatnya diatas paha dan menepuk nepuk pipinya pelan.
Dee hanya merenggangkan tubuhnya dan malah memeluk pinggang Rian lalu tertidur kembali.
"Dee ayo bangun heh. mau bangun apa gue cium, hm?" tanya Rian yang tidak Dee gubris sama sekali. Rian langsung memajukan mukanya menuju muka Dee. Tiba-tiba Rian mendapat pukulan ringan didepan mukanya.
"Enak aja lo mau nyium nyium gue" sanggut Dee.
"Lagian lo lama banget bangunnya. Yaudah mandi gih. Mau jalan sendiri apa gue gendong?"
Dee langsung mengangkat tangan kearahnya.
"Yee, nyusahin banget lo, Nyet"
"Tadi kan lo yang nawarin Rian sayanggg"
Rian dengan senang hati berjongkok dipinggir kasur dan Dee langsung naik di punggungnya. Dia membawa Dee menuju toilet dan mendudukannya di closet.
"Gue tunggu dibawah ya" Setelah itu, dia keluar kamar dan menunggu Dee diruang tamu.
***
Setelah Rian memarkirkan motornya disekolah, mereka beriringan berjalan dikoridor dengan tangan Rian yang merangkul bahu perempuan berseragam putih abu-abu itu dan masuk kekelasnya. Ya, mereka satu kelas. Oleh karena itu mereka menjadi sahabat seperti sekarang ini.
"ASTAGA DEESHA. GUE LUPA NGERJAIN PR BIO" Seru Rian sembari menepuk jidat menggunakan tangan kirinya.
"Kebiasaan banget si tai. Nih gue udahan" jawab Dee sambil mengeluarkan buku tulis dari tas berwarna merah maroonnya dan menyodorkan buku tersebut ke Rian.
"Ah Deesha. Lo baik banget si. Makin sayang deh ah. Sini sini cium dulu" ucap Rian sambil mendekat kearah pipi perempuan itu yang langsung dibalas dengan jitakan di dahinya.
"Gausah manyun manyun. Mau nyontek atau gue ambil lagi bukunya?"
"et iya si sabar ih. Muka lo gemesin kalo lagi gitu" tukas Rian sambil mencubit kedua pipi Dee gemas.
"RIAAAANNNN IH PIPI GUE WOY"
***
"eh Dee, itu Kak Rama ganteng banget astaga" seru Lala saat Rama baru saja ingin lewat didepannya saat mereka sedang duduk di kursi yang ada didepan kelasnya.
Mata Lala tidak berkedip saat baru saja Rama melewati mereka. Kepalanya pun mengikuti arah jalan laki-laki itu hingga menghilang dibalik tembok.
"Tuh kan, Dee. Dia cool banget. astaga betapa baiknya Tuhan menciptakan makhluk sesexy dia" ucap Lala sambil mendamba.
"sok angkuh gitu kok disukain. muka begajulan brewekan gitu jugak" ucap Dee.
"Mata lo aja yang siwer"
..
.
.
"mana sih? perasaan biasa aja. Gue berani taruhan. Gabakal jatuh cinta ataupun sekedar suka sedikitpun sama dia" batih Lala
KAMU SEDANG MEMBACA
PUZZLE
Teen Fiction"Astaga, Dee. Udah jam setengah tujuh. Bangun yuk sekolah" ucap Rian pelan sambil menaruh kepala sahabatnya diatas paha dan menepuk nepuk pipinya pelan. Dee hanya merenggangkan tubuhnya dan malah memeluk pinggang Rian lalu tertidur kembali. "Dee ayo...