hari ini aku dan Tania menghabiskan jam istirahat kedua di perpustakaan sekolah. ini momen yang sangat langkah, kalau kalian belum tau.
kalau buatku sih enggak langkah, soalnya setiap seminggu sekali, aku kebagian tugas membersihkan perpus.
tapi kalau bagi Tania sih, langkah. jangankan ke perpus, masuk kelas sejarah aja jarang.
katanya, "gak baik, mengingat-ingat masa lalu itu" ya sebahagianya dia aja ya.
"jadi tujuan lo ngajak gue kesini apa?" tanyaku saat kita berdua sudah menemukan spot yang praktis buat ngeliatin para cogan
Tania mendekat ke arahku, lalu membuka bukunya, untuk menutupi wajahnya dengan wajahku
"lo liat cowok di meja depan kita?" bisiknya yang membuatku langsung melihat ke meja depan, yang telah diduduki oleh laki-laki berkacamata, dan berambut gondrong.
hadu gantengnya bikin gigit jari
lalu aku kembali memfokuskan kembali pandanganku ke Tania, dan mengangguk, menjawab pertanyaannya, "ganteng" kataku ikutan berbisik
Tania mengangguk, "lo tau dia?," aku menggeleng, jelas tidak tau. lihat orang itu aja baru sekali, "dia temennya Jk" sambungnya
aku melotot, "yang bener lo?" kataku sambil kembali melihat ke arah mas-mas ganteng tadi, "hadu ganteng tan, lemes..." sambungku mengeluh ke Tania karena kegantengan masnya yang tiada tara.
melihat responku, Tania memukul lenganku, lalu meletakkan buku yang sedari tadi dia gunakan untuk menutupi wajah kami selagi ngerumpi, "itu punya gue, lo jk ya jk aja" katanya tidak terima, tapi masih dengan suara yang terkontrol. karena ingat, kita lagi di perpus.
seakan teringat sesuatu, "oh iya, aku sudah milik jk seorang" kataku dramatis yang malah dihadiahi Tania pukulan di lenganku, lagi, "lo sekarang hobi nampol deh ya Tan" keluhku sambil mengelus-elus lenganku
Tania menghela nafas, "kembali ke pertanyaan awal, tujuan gue ke sini mau tp-tp sama itu orang"
"terus?"
Tania nyengir, "gue enggak tau namanya. muehehe" katanya
"firasat gue gak enak"
perlu kalian tau, kalau setiap sarah punya target baru, dia akan minta tolong sama aku buat nanyain nama, dan id line si targetannya itu.
kalau ku tanya, dia jawabnya, "karena lo adalah cewek tercuek yang pernah gue temui sar, jadi maㅡ" ya kurang lebih seperti itu
"please, sar... demi temen lo yang jomblo dua bulan ini..." rengeknya memohon yang membuatku menghela nafas. heran.
"lo tau tan, kalau si mas mas ituㅡ" kataku sambil menunjuk ke arah mas mas itu berada, "ㅡtemennya jk, otomatis dia temennya taehyung" sambungku sambil memukul meja, yang berakhir dipelototin ibu. zeny, sang penjaga perpus.
aku meringis, lalu menganggukkan kepalaku. menyapa bu. zeny yang malah semakin melotot.
"sar..." rengek Tania yang sekarang menggoyangkan lenganku tanpa ampun, "please, nanti gue kasih id linenya vernon deh..."
"yang bener? dapet dari mana lo?" tanyaku penuh selidik.
dari mana Tania mendapatkan idline vernon anak angkatanku yang baru debut jadi boyband.
Tania menatapku dengan pandangan malas, lalu melepaskan pegangannya di lenganku, "lo lupa kalau gue sepupunya?"
aku mengerutkan keningku, "lo gak pernah cerita"
dia meringis, "oh iya, sorry my bad"
aku menggeleng, "kasih gue idnya dulu baru gue tanyain idnya dia" kataku tidak bisa dibantah sambil menunjuk mas-mas gondrong tadi, dan memberikkan ponselku ke Tania
dia mengetikkan sesuatu, lalu menunjukkan kontak seseorang, "noh, sekarang laksanakan tugasmu" katanya sambil mengembalikan ponselku
haha, aku tersenyum. rezeki nomplok ini namanya
"tunggu" kataku sembari mengambil langkah ke meja mas-mas tadi, "permisi" kataku ketika sudah berada di samping mejanya
dia menaikkan satu alisnya, "apa?"
"nama lo siapa?" tanyaku langsung
kali ini dia mengerutkan keningnya, "kenapa?"
aku menghela nafas, sabar. "temen gue mau kenalan" kataku mulai malas, apasih susahnya tinggal sebut nama.
"kenapa bukan dia yang kesini?" tanyanya yang mulai menutup bukunya. oh dia lagi baca buku tentang luar angkasa.
"yaudah anggep aja dia pengen tau, bukan kenalan"
"kenapa bukan dia yang kesini?" tanyanya sekali lagi, sambil bertopang dagu
"subhanallah, anggep aja gue narasumbernya dia" jawabku yang kini sudah lelah, dan memilih duduk di mejanya
dia tertawa. aku mengerutkan keningku, gak ada yang lucu perasaan.
"lo kenal taehyung kan?" tanyaku, dia mengangguk , "ya udah, gue tanya dia aja" sambungku, bangkit dari duduk singkat ku. tanpa ku sadari, kaki ku menginjak tali sepatuku.
bugh!
aku jatuh dengan tidak elit.
"aduh, lutut gue" keluhku, saat aku sudah mendudukan diri di lantai perpus dari jatuh berlututku, sambil mengelus lutut elitku. [2]
"misi" kata seseorang di belakangku. buset gak tau orang habis kena accident apa.
aku melihat ke samping kiri dan kanan ku. masih ada jalan di sebelah kiri, "sorry, tapi di sebelah kiri gue masih ada jalan lo bisa lewat situ" kataku kesal sambil menoleh demi melihat sosok mengesalkan itu
jeng, sepertinya menoleh pilihan yang salah.
"tapi gue mau duduk di kursi sebelah kanan lo" katanya
mampus, mampus, mampus.
daku masih belum siap bertatap-tatapan dengan doi.
tapi
terlanjur.
