Part 1

33 6 0
                                    

FF Special Joshua birthday🎉🎁🎂

   Hujan turun dengan deras.Hal itu membuat suasana hatiku makin memburuk.Tak hentinya aku merutuki guru sialan itu.

  "Serin,awas ada bola!" teriak seseorang yang membuyarkan lamunanku.

  Bugh.
  Cplak.

  Bola mengenai kepalaku dan aku terjatuh tepat di genangan air kotor.Sekarang wajah dan rambutku semakin kotor.

  "Serin,gwenchanayo?" tanya seseorang yang suaranya sangat familiar bagiku.Dia pacarku.Joshua namanya.

  Dia berusaha membantuku bangkit tapi ku tepis tangannya dan berkata, "Aku bisa berdiri sendiri." .

  Ia menatapku khawatir.Aku memutar bola mataku malas.Kemunculannya membuat suasana hatiku kian memburuk.

  Aku berdiri dan langsung disambut peluit serta bentakkan dari guru sialan itu,"Apa kau idiot? Kau diberi lemparan bola oleh musuh mu, harusnya kau manfaatkan untuk mencetak skor bukannya berdiam diri." .

  Aku menunduk dan menggigit bibir agar ia mengira aku sedang menangis.

  "Seongsaenim,aku menahan sakit di kepala tadi jadi aku hanya berdiam diri sejak tadi." ucapku disertai tangisan dan isakkan.

  Semua orang menatapku dan guru sialan itu mulai salah tingkah.Seperti yang kuduga ia berkata, "Masuk lah ke UKS tapi sebelumnya bersihkan wajah serta rambut mu kemudian berganti baju lah, "

Aku mendongak dan hendak mengucapkan terima kasih sebelum ia berkata lagi, "Kau,Joshua? Tolong temani Serin."

  Sontak aku membulatkan mata.Mana mungkin si Bodoh ini menemani ku? Niat untuk memperbaiki suasana hati ku pasti gagal total.

  Sekarang aku tertidur di ranjang UKS setelah membersihkan wajah dan berganti pakain di toilet tentunya.

  "Serin," panggil Joshua dan ku balas dengan deheman kecil.

  "Mian,sebenarnya aku lah yang melemparkan bola." katanya yang membuatku segera menolah ke arahnya.

  "Kau? Bukan kah kita berbeda tim? Oh,jadi kau ingin mencelakaiku agar kau bisa berdua denganku,begitu?" tuduhku sinis.Dia tampak terkejut dengan tuduhan yang ku berikan.

  "B.. Bukan begitu, aku ingin membantu mu agar kau mendapatkan skor." elaknya.Aku menaikkan alisku.

  "Lihat lah bahkan kau mengucapkannya dengan terbata-bata." ucapku yang masih menatapnya sinis.

  Ketika ia hendak mengatakan sesuatu,aku langsung menyuruhnya keluar bahkan aku juga membentaknya ketika ia mengelak tidak ingin keluar.

  Setelah ia pergi,aku menghela napas panjang. Aku dan Joshua memang sepasang kekasih namun aku sama sekali tidak mencintainya.

  Aku menerima pernyataan cintanya atas dasar rasa iba bukan rasa cinta.Aku merasa iba karena kepadanya karena dia telah jatuh bangun mengejar cintaku selama dua tahun.Dan aku menerimanya ketika kelas tiga SHS sekarang.

  Kadang aku merasa heran dengannya.Dari sekian perempuan, kenapa harus aku yang ia kejar? Ah,sudahlah lagi pula sebentar lagi aku akan putus dengannya.Aku akan membuatnya menyerah.

  Esoknya,aku tidak masuk sekolah karena sakit flu.Dan benar dugaanku, Joshua datang menjengukku di rumah serta membawa buah-buahan segar untukku.

  "Kenapa datang menjengukku?" tanyaku dengan nada sinis namun ia justru tersenyum seolah itu hal yang biasa ia dengar.

  "Aku pacar mu.Jadi,itu hal yang wajar." jawabnya.

  "Ku kira karena kau merasa bersalah." ujarku asal.

Sorry, ma boyWhere stories live. Discover now