Neuf

82 9 0
                                    

     Akhirnya aku sampai di Inggris. Rasanya senang bisa kembali ke rumah lagi, walaupun aku tidak berbulan-bulan di Prancis, tetap saja aku rindu rumah.

     Sage bilang sudah jalan dari limabelas menit yang lalu. Itu artinya tidak lama lagi dia akan sampai. Aku dan Sage sudah lama dekat karena kami memang tetangga, jadi ibu dan ayahku sangat percaya padanya.

     Aku berjalan ke luar sembari masih terus melihat ke handphoneku, berjaga kalau nanti Sage menelepon.

     Aku memutuskan untuk duduk dan minum teh sambil menunggu Sage. Dia bilang sudah masuk area bandara.

     Senyum diwajahku mengembang saat aku melihat Sage yang melambaikan tangannya sambil tertawa kecil.

     "Halo, Rose! Apa kabar?" ucap Sage sembari tertawa kecil dan menggiring koperku.

     "Ya ampun, kamu seperti tidak ketemu aku bertahun-tahun, Sage." jawabku sembari tersenyum.

     Sage hanya membalas dengan senyuman dan berjalan menuju mobilnya yang diletakkan tidak terlalu jauh.

    "Arno baik 'kan sama kamu?" tanya Sage sembari mengemudikan mobilnya.
Aku hanya membalas dengan anggukan karena itu memang kenyataan.

     "Arno suruh aku minta alamat email nya di kamu, ada?" tanyaku.

     Kupandang luar jendela sekilas karena belum ada jawaban dari Sage.
"Oh? Ada, nanti aku kasih," balasnya singkat.
Baiklah, aku rasa jawaban Sage sudah cukup jelas. Biarlah dia fokus mengemudi.

***

     Aku masuk ke dalam rumahku, sepi. Ke mana semuanya? Pintu rumah bahkan tidak terkunci, Sage bilang tadi adikku ada di rumah. Sekarang di mana dia?

     "Halo? Aku pulang! Kalian di mana?" Sahutku dari ruang tamu.
Aku rasa berhasil karena tidak lama kemudian aku dengar langkah kaki dari atas.

      Ternyata itu adikku, Mason. Dia berjalan malas menuju lemari es dan menuang susu almond sambil melirikku sekilas.

     "Ibu sama ayah pergi ke rumah paman Jasper. Kamu bawa apa buat aku, Rose?" tanya Mason yang saat ini sedang menghidupkan televisi.

     Aku meletakkan barang-barangku asal kemudian menuang susu almond ke gelasku yang sangat tinggi dan membuat Mason menatapku garang. "Itu punya aku, kamu kalau mau beli, Rose." ucapnya dengan nada kesal.

     Aku hanya membalas dengan tawa dan duduk di sampingnya, dia sedang menonton kartun We Bare Bears. "Ya ampun, baru hari ini aku minta. Omong-omong, aku pikir kamu ikut Sage jemput aku,"

     Matanya tetap tertuju pada televisi, sesekali ia meneguk susu almond nya. "Aku habis main game. Rose, kamu ajak Sage ke sini, aku mau main game sama dia." Ucapnya datar.

     Aku mengerutkan kening. Kenapa harus aku? Harusnya dia saja yang ke rumah Sage dan membawa Sage ke sini. Rumah dia hanya sepuluh langkah dari rumahku.

     "Kamu aja, aku mau beres-beres, Mason." ucapku sehalus mungkin, aku berusaha membujuknya.

     Mason sangat susah disuruh kalau sudah bertemu dengan tiga beruang itu.

     Pada akhirnya Mason hanya mengetik lewat pesan. Aku hampir lupa minta email Arnaud ke Sage, maksudku aku tetap ingin berteman dan memiliki koneksi dengan dia.

     Sepuluh menit kemudian Sage datang, dia langsung menghampiriku dan memberiku secarik kertas. "Itu emailnya. Kamu udah dekat sama dia?" tanya Sage yang menghampiri adikku yang sedang menonton.

    Aku setengah menggeleng setengah mengangguk dan itu membuat Sage hanya tertawa kecil kemudian mendorong bahuku pelan. "Sudah sana kamu beres-beres, aku mau main game sama Mason." ucap Sage yang kemudian sudah duduk di samping Mason.
 


     "Kamu mau tau sesuatu tidak, Rose?"
Langkahku terhenti saat Sage menyebut namaku. Aku sudah naik ke atas tangga dan menunggu kata-kata selanjutnya.
Namun Sage hanya menambahkannya singkat, "nanti saja lah."

***

      Aku membuka laptopku setelah selesai beres-beres. Orangtuaku sudah pulang begitu juga dengan Sage. Aku baru saja ingin membuka email saat aku melihat handphoneku bergetar. Pesan dari Sage.

Sage
Lain kali aku kasih tau. Jangan marah hehe

     Aku tidak membalas pesannya dan hanya fokus pada emailku.
Aku kemudian mencoba mengetik sebuah pesan untuk Arnaud. Namun anehnya, aku bingung harus memulainya seperti apa. Dan pada akhirnya aku hanya menulis kalimat pendek.

To: arnofournier
From: greannerose

Hai, Arno.
Sebetulnya aku jarang buka email, kalau pakai chat biasa saja gimana?
Oh ya, Sage titip salam untukmu.

     Aku kemudian memandang laptopku sekilas. Aku tidak menyangka emailku langsung dibalas. Apa iya dia sesering itu membuka emailnya?

From: arnofournier
To: greannerose

Halo?
Boleh, kita chat seperti kemarin di Prancis.
Salam balik untuk Sage..

     Aku menatap layar handphoneku, belum ada pesan dari Arnaud. Ah yang benar saja, kenapa aku jadi seperti orang yang menunggu begitu ya.

Arnaud Fournier
Hai, aku sedang baca novel. Kamu sedang apa Rose?

     Apa Arnaud itu kutu buku ya? Rasanya dia selalu saja terdengar sedang baca ini itu. Jujur, aku juga suka baca novel, tapi frekuensi membacaku kalah dengan dia.

Roseanne G
Kamu suka sekali novel ya. Aku sedang mengetik pesan untukmu, sepertinya hehe..

     Aku sebenarnya bingung, jadi kutulis saja seperti itu. Pikiranku masih tertuju pada perkataan Sage tadi siang. Apa yang mau dia kasih tahu padaku?

Sage
Kamu sedang chat dengan Arno?

     Sage tiba-tiba mengirim pesan. Pada awalnya kupikir itu Arnaud.

Roseanne
Iya, ada apa Sage?

     Biasanya Sage jarang mengirim pesan untukku 
pada malam hari. Tapi hari ini dia melakukannya.
Dia rindu padaku, ya?
Tidak. Aku hanya bercanda.

Sage
Bukan apa-apa

     Ah, Sage kenapa aneh sekali. Baru kali ini aku tidak bisa mengerti maksud dia.
Mataku sudah tidak kuat, sepertinya aku harus segera tidur.

Sage
Rose kamu sudah tidur ya?

🌼🌼🌼



Voir Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang