“Hermonie!” panggilku
“Harry! Oh Tuhan. Selalu aja kamu ngagetin aku. Kenapa sih? Suka banget jahilin orang?”
“Ya, aku suka aja ngagetin orang” kataku sambil tertawa
“Kebiasaan aneh” katanya lalu melanjutkan makan
“Oh iya Her. Besok aku sama Louis mau ketemu sama Niall, mau ikut?” tanyaku kepada Hermonie
“Niall? Siapa dia?” tanyanya dengan wajah lucunya
“Niall Horan. Tidak kenal?” tanyaku heran
Dia menggelengkan kepalanya.
“Anak band. Pemain gitar itu loh. Irish boy” kataku sambil mengelus kepalanya
“Hmmm... Kurasa aku tahu. Tapi... Tetap tidak kenal hahaha” katanya sambil tertawa
Aku tersenyum “Oh Tuhan, kalau saja dia tahu perasaan ku. Cara tertawanya membuat aku ingin mati dengan cepat” batinku
“Harry, kenapa diam?” tanyanya
“Hmmm... Tidak apa-apa. Oh iya, bagaimana kalau sekarang kita ke Zayn? Mau ikut?” tanyaku
“Hmmm... Boleh. Ayooo”
Aku dan Hermonie jalan layaknya sahabat biasa, tetapi dalam hatiku, ada sesuatu yang berbeda tentangnya.
Sesampainya di kelas Zayn, aku melihat dia sedang menggambar sketsa.
“Hai Zayn. Mau ikut ke kelas Louis?” tanyaku kepada Zayn
“Louis? Tadi dia baru saja ke toilet. Mau ikut?” tanyanya kepadaku lalu tertawa
“Oh begitu” kataku
“Zayn, kamu sedang apa?” Hermonie tiba-tiba bersuara
“Hmmm... Aku sedang menggambar tema untuk perpisahan kuliah nanti. Mau ikut?” tanyanya kepada Hermonie
“Hmmm... Memangnya tema nya apa, Zayn?” tanyanya lagi
“Tema nya itu ‘Friendship’. Kurasa itu mudah. Harry, mau ikut?” tanyanya kepadaku
“Hah? Aku? Aku tidak bisa membuat gambar ataupun apa-apa. Hanya mewarnai mungkin” kataku yang mengakui kekuranganku
“Ayolah Harry, tidak seburuk itu juga. Aku juga tidak bisa. Tapi salahkah kalau kita mencoba?” tanyanya yang membuat aku semangat
“Yasudah. Aku ikut. Memangnya kekurangan orang ya?” tanyaku kepada Zayn
“Hmmm.. Iya, kurang 4 orang lagi” katanya
“Gimana kalau kita menambahkan Niall, Liam, aku dan Hermonie?” usulku
“Hmmm, ayo saja. Nanti aku bilang kepada Louis”
Louis tiba-tiba datang dan mengejutkan aku
“Harry! Sedang apa disini?” tanya nya kepadaku
“Ini, mau nemenin Hermonie. Kamu?” tanyaku
“Nemenin Zayn. Oh iya, kita kekurangan orang buat graduation kita. Mau ikut?” tanya Louis
“Itu dia yang mau kita bicarain tadi Lou. Aku mau nambahin Niall, Liam, aku dan Hermonie” kataku
“Oh, kamu mau Her?” tanyanya kepada Hermonie
“Aku sih –-“
“Pasti dia mau. Kalau ada aku” kataku sambil menutup mulutnya ketika dia belum selesai bicara
“Ihhh... Terlalu Percaya Diri. Itulah Harry Styles” katanya
***
Saat pulang sekolah...