1. Muhammad Natta Ibrahim

11 1 0
                                    

Natta POV

Aku membuka smartphone ku yang sedari tadi sudah berbunyi. Line dari adrian. Mengatakan kalau dia masih di jalan, macet. Entah sudah berapa lama aku duduk di parkiran sebuah restoran cepat saji ini, yang jelas aku sudah bisa menyelesaikan 1 surah muraja'ahku. Kemana adrian? Lama sekali...

Janjinya jam 2 siang, tetapi jam sudah menunjukkan pukul 2. 34 pun belum muncul batang hidungnya. Akhirnya kuputuskan menunggu adrian di dalam saja, lagian perutku sudah lapar.

Aku menuju counter cashier dan memesan beberapa makanan dan mocca float tentunya. Setelah menunggu beberapa saat, pesanan ku siap, aku menggiringnya bersamaku mencari tempat. Sebenarnya banyak tempat kosong di restoran ini, tetapi hanya tempat sempit di sudut kiri ruangan itulah yang manarik minatku terlalu besar.

Entah kenapa, hanya melihat jilbab panjangnya saja membuatku ingin duduk dekat dengannya. Padahal belum tentu parasnya cantik. Ah, kenapa aku aneh seperti ini?

Lebih baik aku duduk dekat pintu masuk saja, biar adrian mudah menemukanku. Kulangkahkan kakiku kembali menuju meja didekat pintu. Tapi baru saja kubalikkan badanku, langkahku terhenti. Kembali membalikkan badanku menuju tempat sempit disudut sana tadi. Entah kenapa langkah ini tak mau berjalan sesuai intruksi otakku. Ini... Aneh, aku tak pernah seperti ini, jujur.

Aku mulai mencari meja yang dekat dengan gadis berjilbab pink tadi. Tidak, tidak, bukan dekat, tapi sangat dekat. Tepat di meja sebelahnya. Ah, ada apa denganku? Sungguh memalukan dan aneh.

Aku meletakkan makananku di meja, lalu menarik kursi dan duduk siap melahap semua makanan. Aku bangkit lagi, lupa belum cuci tangan. Saat kuangkat wajah dan badanku bermaksud melihat wajah gadis empunya jilbab pink tadi, namun bangkunya sudah kosong, tidak ada orang. 'mungkin ke toilet'

Kulangkahkan kakiku menuju westafle, dan

Bukk

Bahuku menabrak bahu seseorang. Segera ku angkat wajahku yang tertunduk meminta maaf kepada yang kutabrak ataupun yang menabrakku, entahlah. Yang kutahu dari sepatunya dia perempuan mengenakan rok jeans.

"maaf mbak, saya gak liat jalan tadi". Ucapku lalu mengangkat wajahku melihat ekspresinya. Ternyata wanita itu adalah wanita berjilbab pink panjang tadi, aku menabraknya. Astaghfirullah...

"iya mas, saya juga ndak liat jalan, maaf". Ucapnya lembut, membuat bulu kudukku meremang, suara yang menenagkan dan... sexy. Membuat jantungku berdetak 2x lipat dari biasanya, kenapa ini? Kenapa denganku?

"ndak ada yang sa---". Belum sempat aku menyelesaikan kalimatku dia langsung pergi tanpa permisi tanpa mengangkat wajahnya. Duhai sungguh dia sangat ghadhul bashar, batinku. Wanita dambaan lelaki sholih.

Setelah selasai cuci tangan aku kembali ke tempat dudukku. Aku melihat wajahnya, dan subhanallah aku sudah sering melihat wanita cantik, sering sekali bahkan. Tetapi ini, gadis diseberang kiriku ini sungguh... Wajahnya menenagkan dan tak pernah bosan dilihat.

Matanya yang sedang dengan bola mata coklat gelapnya, alisnya tebal tanpa cetakan, bibirnya yang pink pudar menapampakkan pucatnya wajahnya. Pipinya, duhai pipinya yang ah, sungguh ingin kucubit, dan lihat lengsung pipi itu, sungguh ciptaanmu yang sempurna ya rabb. Masyaallah, dia sangat cantik. Ah tidak, bukan yang tercantik dari yang pernahku lihat, namun dia, sangat pas dengan seleraku. Sungguh aku tak bisa memalingkan mataku dari wajahnya.

Aku tau ini dosa, aku memandang dia yang bukan muhrim dengan intens, ya rabb, kenapa gadis ini begitu sempurna? Ya rabb, jadikanlah dia jodohku ya rabb, aamiin. Doaku dalam hati.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A VERRY  HAPPY WEDDING Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang