Mengejar Kunang-kunang

528 33 21
                                    

Empat kakinya yang bulat beserta tubuhnya yang bulat bergoyang-goyang terlihat bagai bola basket yang bisa berjalan.

Matanya yang unik, sipit seperti sedang tersenyum membuatnya sangat berbeda dari kucing lain.

Jika itu dihadapan Natsume, ia tidak akan membuat suara, "miau." layaknya seekor kucing.

Nyoh Nyoh, Natsume kau aho! Aho!

Plak!

Di lantai tatami itu kaki-kaki gemuk milik Nyanko-sensei membuat sebuah jejak hitam dari sepanjang pintu masuk kamar Natsume hingga menuju jendela.

Kucing tambun itu pergi membawa araknya dan meninggalkan suara gemaan di kamar Natsume beserta rasa perih di pipi Natsume.

Bodoh! Aho! Badan lidi! Muka perempuan!

Setelah pertengkaran hebat yang membawa nama sebuah toko dango, Nyanko-sensei sangat geram ketika ia tahu Natsume tidak membawakan dango pesanan darinya.

"Aku hanya khawatir melihat tubuhmu yang semakin gemuk sensei.." sebelumnya Natsume sudah mengatakan dengan baik dan membuat Nyanko-sensei yang sedang menenggak araknya tersinggung.

"Aho! Aku ini tidak gemuk! Tapi bulat!"

"Hoi!" hingga suara makian terakhir dari Nyanko-sensei yang mengatakannya muka perempuan membawa tubuh gemuk itu melompat ke luar jendelanya. Menghilang bagai asap.

Biarkan sajalah, toh seperti biasa sensei akan pulang lagi sambil membawa cumi-cumi di mulutnya..

"Hoam.. lebih baik aku tidur." sambil meregangkan badan Natsume merasa lebih leluasa sejak Nyanko-sensei pergi dan membuat kamarnya lebih tenang di sore hari. Tanpa kucing gemuk yang akan menyanyi-nyanyi ketika sudah mabuk.

Sebaliknya dengan kenyamanan yang dimiliki Natsume, kucing gemuk itu tengah berjalan di hutan dengan wajah garang sambil sesekali menggerutu.

Tiba-tiba.. Nyamuk-nyamuk melayang ke arahnya mengincar darah di tubuh si kucing gemuk. Serangan nyamuk membuatnya tambah geram. Telapak tangan empuk itu mulai menepuk-nepuk menangkapi nyamuk yang menyerangnya.

Plak! Plak! Plak!

Sepuluh ekor nyamuk berhasil menjadi gepeng karenanya.

"Hish." tangannya memeluk lagi araknya menuju ke arah sungai.

Matahari mulai tenggelam dan berganti menjadi langit hitam. Beberapa pasang mata melihat kucing gemuk itu dari balik semak. Sambil berbisik, "sepertinya ia sedang bertengkar dengan tuan Natsume.", "kalau begitu ayo kita main ke rumah tuan Natsume." sahut siluman berparas kerbau kepada siluman bermata satu.

Sungai, sungai, meminum arak sambil memandang sungai, asiknya, nyoh, nyoh!

Sambil bernyanyi riang dengan wajah yang semakin merah kucing itu bergoyang-goyang di tepian sungai.

Hm?

Nyanko-sensei melihat benda bersinar terang di atas sungai yang tenang. Matanya berkilat-kilat dengan ketertarikannya pada benda bersinar yang terus melayang-layang di sekitar sungai.

Kunang-kunang!

Aku ingin mengejarnya!

Sejak tubuh silumannya tersegel, Nyanko-sensei akan tergerak layaknya seekor kucing jika melihat benda-benda yang bergerak. Seperti capung, belalang dan apapun yang bergerak dan terbang akan dikejarnya.

"Tidak jangan makan aku!"

Nyooh?

Nyanko-sensei mendengar teriakan dari kunang-kunang yang melarikan diri ke tepian. Kunang-kunang itu terbang melarikan diri setelah Nyanko melemparinya dengan kerikil.

Mata sipit si kucing sedikit terbuka.

Ternyata cuma ayakashi lemah

Setelah itu ia menjadi bosan dan melanjutkan minumnya kembali.

Benda bersinar itu menjadi semakin terang hingga membuat Nyanko menoleh kembali padanya.

"Babi gemuk kau tidak akan memakanku kan?" tanya kunang-kunang.

"Kau sedikit bisa bicara ya." balas Nyanko dengan tampang remeh. Lalu ia tersadar akan sesuatu.

"Aku bukan babi!" dengan geram Nyanko mulai mengejar kunang-kunang lagi hingga ke pelosok hutan terdalam.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 19, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Nyanko Sensei!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang