Awal Perkenalan

47 7 5
                                    

"Woi Ra! Lo udah ngerjain tugas dari Bu Eka belom? Kalo belom mau nyontek bareng gak?" teriak seorang gadis, terlihat dari Nametag nya, ia bernama Nasya

"Yaelah Sya, baru gua napas, baru naro tas, bentar dong," gadis itu mendengus pelan

Sambil menyeka keringatnya, ia segera mengambil buku tulis yang ada di dalam tas nya
"Eh iya,  Sya! Siasain bangku ya, buat gua nyontek!" lanjut gadis itu lagi

Ya, beginilah rutinitas anak SMA jaman sekarang, PR yang seharusnya dikerjakan dirumah, karena keadaan malas diselingi kepepet justru malah dikerjakan di sekolah

Rutinitas ini tidak lepas dari seorang murid bernama Ara Haroeminindya. Biar lebih asik, panggil aja Ara.

Gadis yang ceria, bisa dibilang terlalu ceria. Tetapi jangan pernah sekali-kali membuat ia marah karena ia bisa menjelma menjadi harimau Siberia yang akan menerkammu kapan saja.

Dia sudah beberapa bulan ini bersekolah di SMA Panutan Bangsa. Tak terasa sudah banyak teman yang bergaul dengannya. Karena selain easy going, ia termasuk pribadi yang siap mendengar keluh kesah teman temannya. Tetapi dari sekian banyak teman yang Ara punya, hanya satu yang melekat pada nya, ia bernama Nasya Kusumaningrum. Gadis yang bisa dibilang seheboh Ara, walaupun ia lebih cuek dan lebih cantik dari Ara sendiri.

Kring!!! Kring!!! Kring!!!!

Bel masuk pun berbunyi, terdengar suara langkah sepatu hak tinggi di lorong kelas, salah satu teman sekelas Ara menengok keluar pintu kelas dan berteriak,

"Duduk woi duduk! Bu Eka udah otw kesini!"

Segerombolan murid yang sedang menyontek pun panik dan langsung berhamburan menuju bangku nya masing-masing.

Ara yang sudah siap di tempat duduk nya tiba-tiba merasa ada yang mencolek bahu nya,

Seorang cowok yang sedang memainkan pensil langsung terkekeh saat Ara menengok ke arahnya,
"Ra, udah ada info Kak Dian belom?"

Ara mendengus kesal, "Adaaa, udah tar dulu apa dai, itu Bu Eka udah kesini tuh udah gih sono"

Cowok itu hanya manggut-manggut, akhirnya terlihat seorang guru berkulit putih dan berhak tinggi memasuki kelas dan memulai pelajaran

•••

Murid SMA Panutan Bangsa tumpah ruah memenuhi kantin. Ada yang memesan makanan, ada yang mengobrol  heboh, ada segerombol cowok yang bersiul heboh saat ada cewek cantik, bahkan ada sekelompok cewek yang beramai-ramai ke toilet.
Tidak terkecuali Ara, dia pun bersemangat menuju kantin.

"Nasyaaaaa cepetan ayo gua laper nih!!! Buruan!!!"

"Iya iya elah tunggu bentar bawel," lirih Nasya

Hap!

Ternyata ada tangan yang menahan langkah Ara,
"Eits eits eits, tar dulu. Mau kemane Lo? Kan tadi mau ngasih tau gua info Ayang beb gua?!" ternyata tangan yang menahan Ara adalah teman nya yang tadi mencolek bahunya. Dengan pensil yang bertengger manis di daun telinganya, ia berbicara sambil nyengir lebar

"Sett dah Badaiii!!! Gua mau istirahat aja susah bener dah! Tar dulu dong kesian nih cacing gua, udah miscall dari tadi!"

Ternyata nama cowok itu, Badai

"Yahh yaudah cepetan balik ya, awas lu gak kesini lagi"

"Omaygat ini kok gua yang disuruh cepetan sekarang malah gua yang dicuekin ya?! Ayo ah Ra buruan gua udah laper nih, gak hoax!"

•••

Sambil mengunyah fishroll, Ara memulai pembicaraan

"Jadi gini Dai, Kak Dian mau kuliah di luar kota, Lo yakin mau lanjut sama dia? Dia juga bilang ke gua, kasian katanya kalo Lo mau maksain lanjut"

Badai tersentak, "serius Lo Ra? Pantesan dia jauhin gua akhir-akhir ini. Lagian belom tentu kali Ra, dia bakal bisa kuliah di luar kota"

"Loh, Lo jangan doain pacar Lo kayak gitu dong"

"Ya abisnya Ra, dia kan kalo kayak gitu seolah-olah ngerasa gua gak sanggup LDR an sama dia. Lagi pun masih di Indonesia kali, jadi gua gampang ngehubungin dia."

"Tuh ya, gua tuh paling males deh kalo Lo lagi pesimis kayak gini, ya jangan gitu lah, mungkin maksud dia mending putus daripada lanjut, kepisah jarak tapi nyakitin"

Badai mengacak rambutnya,
"Yaudahlah Ra, gua ke toilet dulu ya. Mau cuci muka."

Ara memberi senyum simpul dan Badai pergi menjauh.

Omong - omong soal Badai dan Ara, mereka menjadi dekat seperti ini karena sosok yang sedari tadi mereka bahas, Kak Dian. Dia itu pacarnya Badai.
Awalnya, Kak Dian yang notabenenya senior ekskul Ara ini sedang berjalan menuju gerbang saat pulang. Disitu ia juga ditemani Ara. Tiba-tiba, Badai menembak Kak Dian di depan Ara. Otomatis, Badai menganggap Ara dan Kak Dian itu teman dekat, dan kebetulan Ara satu kelas sama Badai, jadi jika Badai ingin tau kegiatan Kak  Dian, ia bisa menanyakan dengan bebas sama Ara.
Sedikit info juga, Badai ini murid moodcracker Atau pemecah suasana. Ia tergolong murid yang jujur dan bisa mengeluarkan semua pikirannya yang bisa dibilang absurd, ditambah lagi bumbu gombal yang ia tambahkan bisa bikin pipi cewek bahkan guru wanita pun merona dibuatnya.

Badai Yang MenghangatkanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang