“... 2 orang yang di yakini adalah sepasang kekasih menjadi korban dalam kecelakaan maut tersebut. Keduanya selamat dan telah di evakuasi ke Rumah Sakit terdekat. Keduanya kini telah di tangani oleh Dokter.”
Rakka membaca koran yang di beli oleh kakak sepupunya yang bebetulan menemaninya di rumah sakit tempatnya di rawat. Kakak sepupunya sedang pergi ke toko yang tak jauh dati rumah sakit tersebut untuk membeli sesuatu.
“Claudia?” seru Rakka saat melihat foto korban wanita yang berada di dalam koran tersebut. Rakka langsung mencoba bangun dari tempat tidurnya dan berniat untuk mencari kekasihnya yang bernama Claudia tersebut.
Saat mencoba bangun, kakak sepupunya yang bernama Michael masuk ke dalam ruangan rawatnya dan mencoba untuk menghadangnya.
“Rak... eh.. eh.. tunggu..! lu mau kemana? Lu belum sembuh banget!” kata Michael. Rakka menghempaskan tangan Michael.
“gue mau cari cewe gue! Dimana dia, Mich?” tanya Rakka tampak khawatir terhadap kondisi Claudia.
“lu tenang aja, Rak, dia udah dirawat sama Dokter di sini, lu istirahat aja, nanti kalau lu udah membaik lu baru tengok dia ke kamarnya!” suruh Michael.
“tapi, gue mau ketemu cewe gue, Mich!” kata Rakka.
“iya, Rak! Gue tau... nanti lu bisa liat dia kok! Gue tau lu khawatir, tapi dia udah di tangani Dokter.” Kata Michael.
“tapi, dia gak apa-apa kan?” tanya Rakka.
“kalau itu gue ga bisa kasih tau biar lu aja yang liat sendiri, oke?” kata Michael.
“yaudah, percuma gue ngotot, lu ga bakal kasih tau, iya kan?” kata Rakka.
Rakka menyerah dan tidak ingin melanjutkan perdebatannya dengan sepupunya yang lebih tua darinya 1,5 tahun tersebut.
***
Setelah Claudia sudah bisa di jenguk, Rakka menjenguk Claudia. Dan sebelum itu Michael mengatakan banyak hal perubahan yang tidak akan di sukai Rakka tentang Claudia.
“Bro, sebelum lu ketemu sama cewe lu, gue mau kasih tau sesuatu sama lu, dan mungkin aja nantinya lu ga suka dengan kenyataan ini. Dan gue minta lu buat tetep calm, oke?” kata Michael.
“tenang aja, Mich! Gue siap mendengarkan kok kalau tentang Claudia!” kata Rakka.
“gue baru di kasih tau sama dokter kalau si Claudia itu amnesia.. then she maybe not remember all about you, jadi dia gak akan inget semua tentang lu, tentang hubungan kalian dan kenangan-kenangan kalian berdua.” Kata Michael.
“apapun yang terjadi nantinya, gue bakal tetep berusaha buat bikin dia inget lagi sama gue! Gue udah janji sama kedua orang tuanya yang udah meninggal 2 tahun lalu!” kata Rakka.
“oke, tapi gue gak ikut ya ngejenguk Clau, gue mau pergi sama Richie, mungkin ntar jam 2 baru balik!” kata Michael.
“Richie? Richie temennya Clau? Sejak kapan lu deket sama dia? Bukannya kalian juga baru kenal banget ya?” kata Rakka penuh curiga. Setahu Rakka, sepupunya ini adalah tipe orang yang sangat pemilih kalau tentang perempuan, tapi sekali dia mendapat satu perempuan yang masuk ke dalam tipenya, dia pasti akan meninggalkan gadis yang sebelumnya jadi perempuan yang di sukainya bahkan sudah menjadi pacarnya. Michael adalah seorang playboy.
“emang kenapa? Bukannya itu hak gue ya, mau deket sama siapa aja? Kenapa? Lu cemburu gue deket sama...” kata Michael yang terpotong oleh Rakka.
“lu kenapa jadi ngajak ribut, hah? Gue kan nanya baik-baik. Terus kenapa lu bilang gue cemburu lu deket sama Richie? Sorry ya, ambil aja! Gue gak suka cewek pengganggu kayak dia!” kata Rakka. Rakka langsung meninggalkan Michael sendirian di kamar rawatnya.
***
“Claudia? Kamu baik-baik aja kan, sayang?” tanya Rakka.
“maaf, kamu ini siapa ya? Kenapa tiba-tiba kamu masuk ke sini?” kata Claudia.
“aku... aku Rakka! Kamu masa nggak inget sama aku?” kata Rakka.
“maaf, tapi aku memang nggak kenal sama kamu! Dan aku udah punya pacar, jadi tolong jangan panggil aku dengan sebutan sayang!” kata Claudia.
‘pacar? Katanya dia lupa ingatan, kenapa dia inget kalau dia punya pacar tapi dia nggak inget gue?’ pikir Rakka.
“boleh aku duduk di situ?” kata Rakka.
“iya, boleh aja!” kata Claudia.
“kamu bener nggak kenal sama aku?” kata Rakka setelah duduk tepat di samping Claudia dan melanjutkan pembicaraan dengan sandiwara. Karena dia terpaksa melakukannya.
“iya, beneran aku nggak kenal sama kamu!” kata Claudia.
“oke. Dan tadi kamu bilang kalau kamu punya pacar, aku boleh tau siapa namanya?” kata Rakka.
“namanya Mich! Memangnya kenapa? Kamu temannya Mich ,ya?” kata Rakka.
“Michael?” tanya Rakka yang di jawab anggukan oleh Claudia. “aku sepupunya Mich.” Kata Rakka lagi.
“oh, sepupu... kamu juga di rawat di sini?”
“iya, aku kecelakaan.”
“wah, kita sama! Aku juga kecelakaan. Itu kata Mich.”
“oh iya, Mich cerita kok sama aku!” kata Rakka sambil menahan amarahnya karena tingkah Michael yang mengaku sebagai kekasih Claudia.
“Mich nggak pernah cerita tentang kamu ke aku!” kata Claudia.
‘itu karena dia mau ngerebut kamu dari aku! Pacar kamu tuh aku, Clau! Please remember this!’ kata Rakka dalam hati.
“hmm, gitu ya?” kata Rakka.
“iya. Mich kemana?” kata Claudia.
“dia pergi sama Richie tadi katanya!” kata Rakka.
“richie? Cewek?” kata Claudia.
“haha.. kok pertanyaan kamu gitu? Richie itu sahabatmu!” kata Rakka.
“aku ga ingat, maaf!”
“kenapa kamu minta maaf? Kamu nggak salah apapun sama aku kok, Clau!”
“perginya udah lama?”
“sebelum aku ke sini.”
“benarkah? Kenapa mereka hanya pergi berdua?”
“aku juga nggak tau, aku males ngurusin dua orang itu, itu urusan mereka! Oh ya, aku balik dulu ya ke kamarku, aku mau ngemil sambil lanjutin novel aku!” kata Rakka yang seolah tak peduli pada Michael dan Richie yang sedang bertemu di cafe tersebut.
“wah, kamu hobi nulis ,ya? Aku baca novelnya nanti kalau sudah selesai ,ya?” kata Claudia.
“iya, bye! Oh ya, ntar kita chattingan aja, oke?” kata Rakka yang lalu meninggalkan Claudia di kamarnya. Claudia mengangguk dan tersenyum.
***