Sementara itu, Richie menemui Michael seperti biasa yaitu untuk membuat rencana untuk memisahkan Rakka dan Claudia. Mereka mulai menjalankan misi jahatnya itu sejak sebelum mereka berdua mengalami kecelakaan. Bahkan kecelakaan tersebut termasuk ulah mereka. Untung saja tak ada yang terbunuh.
“gimana si Claudia?” kata Richie pada Michael.
“kayaknya kemungkinan untuk ingatannya balik lagi nggak bakalan mungkin deh! Gue seneng sama keaadaan dia yang percaya kalau gue ini pacarnya.” Kata Michael sambil menyedot es teh manis yang ada diatas meja.
“terus, lu ga takut Rakka tau semua rencana lu? Bisa aja kan Claudia ngomong ke Rakka?” kata Richie. Michael menggeleng kepala.
“nggak, gue yakin nggak bakal!” kata Michael.
“iya deh!” kata Richie.
Setelah pertemuan itu, Michael pergi ke ruangan rawat Claudia. Michael melihat ada sesuatu yang aneh pada Claudia. Dia tak biasanya cuek padanya dan asyik dengan ponselnya.
“kamu lagi ngapain? Biasanya kamu nyambut aku kalau aku ke sini...” kata Michael.
“huh? Emang buat apa? Kamu sendiri abis darimana?” kata Claudia.
“abis makan sama temen-temen!” kata Michael.
“temen-temen atau temen?” kata Claudia yang sedikit menekan kata teman yang kedua.
“kamu ini kenapa sih?” kata Michael.
“jujur aja kamu tadi jalan sama siapa! Aku udah liat semuanya! Jangan kamu pikir aku nggak tau, ya?” kata Claudia yang sedikit berbohong untuk mendapat sebuah kejujuran dari Michael.
“kalau kamu udah tau kenapa nanya?” kata Michael yang balik memarahi Claudia.
“iya, aku mau denger dari kamu sendiri, dan apa alasan kamu kenapa kamu harus bohong sama aku?” kata Claudia. Michael terdiam. “kamu nggak bisa jawab kan? Udahlah tinggalin aku! Aku lagi mau sendirian!” kata Claudia.
Mendengarkan dirinya di usir dari kamar Claudia, dia pergi dari ruangan Claudia dan pergi menuju kamar Rakka. Michael melihat Rakka sedang mengetik-ngetik di ponselnya. Rakka tampak bahagia.
“Rak, tadi lu jadi ke ruangannya si Claudia?” kata Michael sambil duduk dan menatap heran sepupunya yang sangat tampan tersebut.
“jadi.” Kata Rakka yang cuek dan sambil masih memainkan handphonenya.
“terus lu ngomong apa aja? Claudia ngomong apa aja?” kata Michael penasaran karena ia menduga kalau Claudia di beritahu oleh Rakka.
Rakka meletakkan ponselnya dan menatap Michael dengan heran. “kan yang gue ajak ngomong itu pacar gue, buat apa lu tau? Emangnya penting? Terus yang Clau omongin ke gue juga, emangnya penting banget buat lu tau?” kata Rakka sambil menekan kata ‘pacar’.
“gue nanya baik-baik, kenapa lu sewot?” kata Michael.
“lah, gue bingung kenapa lu nanya kayak gitu ke gue. Buat apa lu ikut campur urusan gue sama Clau? Lu kan Cuma sepupu gue, bukan ortu gue! Ortu gue aja nggak pernah tuh ikut campur soal gue sama Claudia!” kata Rakka.
“terserah aja deh! Gue lagi males debat sama lu! Gue mau tidur!” kata Michael yang semakin putus asa, kenapa semuanya seperti kompak untuk mengabaikan dirinya.
“eitsss!! Tunggu! Ini kan ruangan rawat gue, kalo lu mau tidur, ya jangan disini, lu balik aja!” kata Rakka agak mengusir. Rakka terlalu kesal pada Michael.
“well, okay!” kata Michael yang langsung membereskan barangnya dan pulang ke rumahnya tanpa banyak berkomentar.
Sabtu, 12 oktober 2016
Gue udah tau rencana jahat dari Michael yang di bantu sama Richie, ternyata mereka berdua mau pisahin gue sama Claudia. Gue ga nyangka, sepupu gue sendiri jahat sama gue. Dan gue sekarang mau ikutin semua permainan busuk dari Michael.
Claudia. Dia membaik tapi ingatannya nggak. Itulah yang dimanfaatkan sama Michael. Dia sama Michael statusnya sekarang pacaran (tapi Cuma bohongan) ya tetep aja pacar asli Clau ya gue!! XD so funny bro! Keep going!
Rakka sudah tahu tentang semua kebusukan Michael. Dia menganggap sepupunya itu kurang pandai ‘bermain’ dengannya. Dia bukan tipe orang yang mudah dibodohi sekalipun oleh saudara sendiri. Walaupun dia sudah menganggap Michael adalah kakak kandungnya sendiri, dia tak akan segan mencabut omongannya kalau Michael adalah seorang kakak kandung untuknya karena dia telah ‘hampir’ menghancurkan hubungannya dengan Claudia yang sudah berjalan sejak 3 tahun belakangan ini.***
Pagi ini tepat 3 hari Rakka di rawat di rumah sakit, begitupun dengan Claudia. Rakka mulai merasa tidak betah untuk terus berlama-lama di rumah sakit dan dia ingin sekali cepat pulang. Dokter memperbolehkannya untuk pulang, tapi tidak dengan Claudia. Claudia sedang berada dalam masa pemulihan dan 3 hari saja tidak cukup.
“sayangg~!” kata seseorang yang sangat teramat tidak disukai Rakka. Dia adalah Richie. Dia mulai tak menyukai Richie semenjak dia dan Claudia sering bertengkar karena ulahnya. Dan Claudia sedikit menjaga jarak dengan Richie. Dia maupun Claudia merasa risih pada Richie karena selalu jadi pengganggu.
“ih, apaan sih? Lu bukan Claudia, ya! Dan pacar gue Cuma Claudia! Ngerti lu?” kata Rakka yang kesal dan segera berpindah posisi untuk menjauhi Richie.
“kok kamu gitu sih? Kok kamu jahat sama aku? Aku kan kesini bukan buat ribut, aku kan mau jenguk kamu!” kata Richie yang sangat manja pada Rakka. Rakka memutar bola matanya karena kesal.
“huuhhh!! Sebenernya mau lu apa sih?” kata Rakka sambil melipat kedua tangannya.
“mau apa? Maksudnya apa sih? Kenapa kamu nanya gitu?” kata Richie.
“udah, gak usah pura-pura lagi! Gue udah tau rencana lu sama Mich!” kata Rakka sambil berusaha menahan emosinya.
“oke! Oke! Gue jujur ya sama lu... huh...! michael, sepupu lu yang rencanain semuanya! Gue gak terlalu berperan, gue ikut karena gue suka sama lu!” kata Richie.
“karena suka sama gue, huh? Lu udah tau kalau gue ga suka sama lu, gue sayang sama Claudia. Terus gimana lagi?” kata Rakka sambil mengerutkan dahi.
“dan soal Claudia, gue nggak tau kalau Michael sampai punya rencana kayak gitu. Itu bener-bener di luar rencana yang dia omongin ke gue.” Kata Richie.
“arrgghhh!! Gue mau sendiri dulu! Bye!” kata Rakka yang meninggalkan Richie. Sedangkan Richie tak bisa lagi menahan tangisnya yang sejak tadi dia tahan.
Rakka pergi dengan kekesalannya yang sudah di ubun-ubun. Dia pergi dari ruangannya menuju ke ruangan Claudia. Di jendela kamar Claudia, dia melihat Claudia yang sedang berbicara dengan seseorang dan tampaknya Claudia terlihat sangat marah pada orang tersebut.
“dia ngomong sama siapa?” ujar Rakka dalam hati. dan dia berusaha untuk melihat dengan siapa wanita yang di sayanginya itu berbicara. Dan ternyata lawan bicara Claudia adalah sepupunya sendiri, Michael.
“what the f-?! Ngapain dia di situ?” kata Rakka pelan. Rakka kembali ke ruangannya dan memastikan apakah Richie masih ada di dalam sana atau tidak. Karena, di otaknya sudah terancang sebuah rencana yang akan menggagalkan rencana Michael untuk menghancurkan hubungannya dengan Claudia.
“Richie! Gue mau minta bantuan lu, jangan pergi dulu!” kata Rakka.
“eh? Oke deh! Bantuan apa?” kata Richie.
“gini... gue mau lu bikin Claudia benci banget sama Michael, dan bantu ingetin dia pelan-pelan kalau gue ini pacar dia, dan bukan Michael! Lu tau, kan gimana rasa sayang gue ke Claudia? Gue minta tolong banget sama lu! Gue gak mau kehilangan Claudia!” kata Rakka. Walaupun ia kesal karena Richie pernah bekerjasama dengan Michael, tapi, dia yakin kalau Richie bisa memulihkan keadaan hubungan Rakka dan Claudia.
“gue takut...” kata Richie sambil menundukkan kepalanya.
“takut? Takut apa? Takut kalo lu bakal di masukin penjara sama Michael.
“...” tak ada satu kata pun yang terucap dari mulut Richie. Dia terlalu takut dengan ancaman yang di berikan Michael.
“huuhh...! Richie, kalo lu di pihak gue, gue akan menjamin kalo lu gak akan masuk penjara, malah si bajingan itu yang bakal masuk penjara!” kata Rakka meyakinkan Richie. Richie terlihat sedang mempertimbangkan kata-kata Rakka. “mau ya?” kata Rakka lagi
“oke! Tapi bener kan gue ga akan masuk penjara karena Michael?” tanya Richie yang hanya dijawab dengan sebuah anggukan dan senyuman tipis dari wajah tampan Rakka yang selalu berhasil membuatnya selalu tergila-gila.
***