B

83 11 0
                                    

Jongin POV

"Hyung..." Aku berusaha membangunkan D.O hyung karena ini sudah waktunya makan malam dan dia belum bangun juga.
"Hyungg~ bangunlah ini sudah waktunya makan malam."
"Hmmmm...😩 Ada apa? Kenapa kau membangunkan ku eoh? Aku sangat mengantuk." Dia bergerak gelisah tidak terima dibangunkan dari tidur nyenyaknya.
"Aku mengerti hyung tapi kau harus makan, jika tidak nanti kau bisa sakit."
"Ah... Arraseo... Kau duluan saja, nanti aku menyusul."
"Baiklah hyung, tapi jangan sampai kau tidak datang." Aku pun meninggalkan D.O hyung dan pergi kemeja makan.

"Yakk... Jongin dimana kyungsoo?" Suho hyung yang sedang mencuci selada bertanya.
"D.O hyung sepertinya kelelahan, tapi dia akan datang sebentar lagi hyung"aku menjelaskan dan duduk di kursiku.
"Apakah D.O sakit kkamjong?" Kini giliran Xiumin hyung yang bertanya.
"Sepertinya tidak hyung"

Selanjutnya datanglah hyung yang lain. Hari ini adalah jadwal Xiumin, Suho, dan Lay hyung yang memasak, tapi karena Lay hyung sedang kembali ke Tiongkok jadi hanya Xiumin dan Suho hyung yang memasak.

"Apa makanannya sudah siap?" Tanya Sehun.
"Yak sehun! Apa-apa an kau bertanya tanpa embel-embel hyung hah?" Chen hyung mengomeli sehun.
"Mianhae hyung😁 aku kan hanya bertanya"
"Sudah-sudah lebih baik kita makan saja, daripada nanti makannya dingin" Baek hyung menegahi.

Kami pun mulai makan, tapi sudah hampir sepuluh menit D.O hyung belum keluar juga. Aku mulai gelisah, aku mengerti bahwa D.O hyung lelah tapi dia tidak boleh sampai tidak makan.

"Kkamjong kenapa kau tidak makan?" Chan hyung bertanya.
"Ahhh... Tidak apa-apa hyung. Aku hanya gelisah d.o hyung belum keluar juga."
"Kau boleh mengkhawatirkan d.o tapi kau juga harus makan jongin-ah" Chen hyung menasehatiku.
"Tenang saja hyung. Sekarang aku akan membawakan makanan dulu untuk d.o hyung. Apa boleh? Setelah itu aku janji akan makan." Aku berpikir untuk membawakan  makanan D.O hyung saja kekamar.
"Baiklah, tapi jangan sampai kamarmu kotor, dan pastikan kau makan setelah itu." Xiumin hyung mengijinkan.
"Ahhh😃 baiklah hyung aku janji." Akupun mempersiapkan makanan untk D.O hyung dan membawanya kekamar.

Kyungsoo POV

Tok... Tok... Tok...
"Hyung aku masuk." Samar-samar aku mendengar suara si hitam kkamjong. Sebenarnya dia tadi membangunkanku, tapi entah mengapa kepalaku sangat sakit jadinya aku tidak berniat bangun, padahal sekarang sudah jadwal makan malam. Lagipula aku masih sangat marah pada jongin, seenaknya saja dia mengataiku namja pabbo tadi.

"Hyung... Bangunlah kau harus makan aku sudah membawakan makanan untukmu." Dia duduk di pinggir tempat tidur sedangkan posisiku sedang membelakanginya.
"Hmmm... Letakkan saja di meja. Aku akan makan nanti. Kau pergi saja"
"Tidak hyung. Aku tidak akan pergi sebelum aku memastikan hyung benar-benar makan."
"Jongin jebal! Pergi saja! Kepalaku sangat sakit, kau jangan membuatnya semakin sakit lagi!" Aku sedikit membentak.
"Hyung... Kau sakit? Kumohon hyung balikkan badanmu sekarang." Dia berusaha membalikkan badanku, aku mencoba untuk tidak berbalik tapi entah kenapa badanku sangat lemas.
"Hyung kau kenapa eoh?" Dia mengecek dahiku.
"..."
"Kau tidak panas hyung. Baiklah lebih baik sekarang kau makan dulu setelah itu aku akan memberikanmu obat." Dia mendudukkanku dan menjadikan bantal sebagai sandaranku.
"Baiklah hyung akkkk... buka mulutmu." Sepertinya dia akan menyuapiku.
"Kkamjong aku ini bukan anak kecil lagi jadi kau tidak usah menyuapiku."
"Tidak hyung kau sedang sakit jangan keras kepala, bisa tidak sehari saja kau bersikap baik padaku eoh?" Mataku membulat lagi-lagi dia mengeluh tentang sikapku padanya. Sebenarnya aku penasaran kenapa dia selalu mengeluh seperti itu. Apa aku memang sejahat itu?
"Mian hyung, tadi siang aku mengataimu namja pabbo. Aku tidak bermaksud seperti itu hyung. Aku hanya kesal karena kau tidak pernah bersikap baik padaku."
"Jongin... Apa aku seburuk itu?"

1 detik

2 detik

3 detik

"A.. a.. apa? 😮 Tidak hyung, bukan itu maksudku. Kau baik bahkan sangat baik. Kau selalu sabar menghadapi kami yang terkadang kekanak-kanakan, kau selalu mengingatkan kami jika kami melakukan kesalahan, masakanmu juga enak, dan masih banyak lagi hyung. Tapi sering kali kau seperti tidak suka jika aku berada di dekatmu. Kau selalu menasehati yang lain dengan kata-kata yang lembut, tapi jika itu aku kau selalu saja marah-marah🙁" Aku tertegun mendengar penjelasan Jongin. Aku mulai menyadari kesalahanku. Kuakui memang seringkali aku marah-marah padanya.

"Mian jongin-ah...😳"
"Apa aku tidak salah dengar hyung... Ma.. maksudku kenapa kau harus minta maaf ? Aku hanya minta agar kau lebih baik lagi padaku. Hanya itu hyung."
"Aku sadar jongin aku sering marah-marah padamu. Jadi aku minta maaf, aku janji akan lebih baik lagi padamu."
"Jinjja? Baik lah hyung... Gwenchana, sekarang kau makan dulu, lalu kau makan obat."

. . .

Akhirnya aku dan Jongin berbaikan, dan sekarang dia sedang tidur disampingku. Ini memang sudah jamnya tidur, dan sebenarnya aku sangat mengantuk karena obat yang diberikan Jongin tadi. Tapi entah kenapa aku tak mau tidur. Aku terus memikirkan tentang perasaanku pada seseorang yang makin tumbuh begitu besar. Siapa dia? Dia adalah Jongin. Ya aku sudah lama menyukai Jongin. Tapi aku tak yakin apakah dia juga menyukaiku bahkan dia mengeluh bahwa aku tak pernah bersikap baik padanya. Aku mengerti dia selalu bersikap baik padaku tapi alasan aku tak besikap baik padanya adalah aku takut jika aku semakin berharap padanya dan akhirnya harapan itu semua sia-sia. Aku sedang tak ingin bermain-main dengan harapan.
Sebenarnya aku juga sangat menginginkan Jongin menjadi kekasihku, tapi tak mungkin suatu hubungan tanpa adanya rasa cinta kan? Aku tak ingin egois...

They never KnowTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang