22 - Kebahagiaan

1.1K 90 5
                                    

Sejak sadarnya Jinri dan setelah pemeriksaan intensif dari dokter, Siwon dan Tiffany tak pernah sekalipun beranjak dari samping gadis kecil itu. Mereka selalu mendampingi dan menemani Jinri. Senyum dibibir ketiganya bahkan tak sedikit pun redup. Saat ini mereka tampak asyik bercanda satu sama lain, bahkan mereka tak menyadari banyak anggota keluarga yang datang untuk menjenguk Jinri.

"Ekhem..." suara deheman Donghae membuat mereka menghentikan candaan mereka, "Kalian ini! Kami juga ingin menjenguk Jinri."

"Donghae Uncleeee... kemarilah!" Jinri berteriak kegirangan melihat uncle kesayangannya. Meski semalam sudah bertemu, dia tidak leluasa untuk bertemu dan berceloteh dengan Donghae. Itu karena larangan Siwon, yang terus menyuruh Jinri istirahat.

Tiffany mundur selangkah membiarkan Donghae mendekat pada Jinri diikuti Sooyeon dibelakangnya. "Hai baby, kau merindukan uncle??"

"Tentu, oh...uncle membawa apa??" Jinri tahu Donghae menyembunyikan sesuatu dibalik punggungnya.

"Taraaa...." Donghae mengeluarkan sebuah boneka Gajah berwarna biru.

"Wah..elephant. Gomawo uncle." Jinri tersenyum sangat manis, mata sabitnya semakin terlihat indah.

"Yapp.... cepat sembuh. Dan uncle akan membawamu ketempat yang penuh boneka."

"Benarkah??" Mata Jinri berbinar, gadis kecil itu memang sangat menyukai boneka. "Uncle, siapa aunty cantik dibelakang uncle ini??" Jinri menanyakan Sooyeon, yang sejak tadi tak beranjak dari belakang Donghae.

"Ahh... Jinri kenalkan ini Sooyeon aunty. Dia calon istri uncle. Bagaimana apa Sooyeon aunty cantik???"

"Sangat cantik seperti Mommy. Annyeong aunty, Jinri imnida"

Sooyeon tersenyum, "Annyeong Jinri~ya. Kau juga sangat cantik."

"Tentu saja. Itu karena eomma juga sangat cantik. Iyakan Mommy?? Daddy??" Siwon dan Tiffany kompak tersenyum. Mereka memang sepakat untuk menceritakan tentang Sunye, ibu kandung Jinri. Meski harus ada bagian yang mereka buang dari cerita itu, biar bagaimanapun Jinri tetap berhak tahu siapa ibu kandungnya.

"Gantian...gantian.. aku juga ingin bertemu keponakanku." Sooyoung menyela kehangatan pembicaraan Donghae, Sooyeon dan Jinri.

"Aishh..kau ini mengganggu nona Choi"

"YAKK..."

"AUNTY JANGAN BERTERIAKKK...!!" Jinri mengintrupsi Sooyoung, dia memang tak menyukai jika auntynya itu sudah berteriak.

"Kau juga berteriak Nona muda Choi"

"Tapi suaraku tak semelengking aunty.. Kalau aunty berteriak semua pasien di lantai ini akan semakin sakit.." dengan polosnya Jinri menjawab Sooyoung

"Mwo???"

Semua orang dalam kamar itu tertawa terbahak, melihat perdebatan antara Sooyoung dan Jinri.

"Itu benar, noona. Kau jangan berteriak atau.."

"Atau apa Minki~ya??" Tatapan Sooyoung menggambarkan Siaga 1 untuk Minki.

"Ti..dak..hehe.. Baby bagaimana kabarmu?" Minki mengalihkan pembicaraannya dengan menanyakan kabar Jinri.

"Baik uncle. Eugh..Uncle mewarnai rambut menjadi hitam???

"Apakah jelek??" Dengan polosnya Jinri mengangguk,

"Uncle lebih cocok dengan rambut pirang. Kalau Minho uncle lebih cocok dengan rambut hitam."

"Baiklah stylist Choi, uncle akan menggantinya."

Tiffany tersenyum bahagia dari tepi jendela sudut ruangan, dia memang memilih memberikan kesempatan untuk yang lain bisa melihat Jinri.

"Kau bahagia???" Tiffany menoleh dan mengangguk,

VIELEN DANK! PAST, PRESENT, FUTURE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang