Kim Yoora lagi-lagi hanya bisa bernafas lega, menghirup oksigen sebanyak-banyaknya seolah takut bahwa hari ini terakhir dia menghirup udara gratis.
Hatinya tak pernah selega ini sebelumnya, kejadian beberapa menit lalu masih terus menghantuinya.
Dia menggelengkan kepalanya pelan, meneguk air mineral yang sedari tadi dibelinya setelah berhasil melarikan diri dari permasalahan toilet tadi.Baekhyun?
Entah dimana.
Untuk saat ini biar saja Yoora mengistirahatkan jantungnya yang setadian berlompat-lompat karena pria itu. Dia tidak ingin mati konyol, tentu saja.Dan tiga orang yang hendak mengeksekusi nya tadi tampak tidak menunjukkan batang hidungnya lagi sejak mereka hampir musnah oleh Baekhyun.
Dan pipinya memerah kembali mengingat kejadian tadi.
Dia malu bukan main,
Sampai-sampai ingin berkubang saja.Lalu siluet tubuh tegap hendak mendekatinya, membuatnya terlonjak hendak berlari.
Kalian tahu artinya mati? Kuburan?
Kalian akan mengalaminya sekarang, shit!Hentikan!
Jangan mengganggu Yoora, Brengsek!
Sudah, Baek hentikan!
Sekelebat percakapan tadi menghantui fikirannya.
Mengapa Baekhyun menolongnya?
Mengapa Baekhyun seolah memerangkapnya?
Apa Yoora korban Baekhyun selanjutnya?
Apa dia harus menjauhi pria itu seperti kata Sehun?
Mengapa kami harus menjauhinya, mata setan?
Selanjutnya, Yoora merasakan cengkraman di tangannya dan berbalik menemukan Baekhyun kembali dengan penutup matanya.
Ekspresinya datar, tidak bisa ditebak. Dia memang selalu begitu.Karena dia adalah milikku.
🍀🍀🍀
"Mengapa kau tidak melakukan operasi?"
Satu hal yang selalu menghantui pertanyaan Yoora dalam benaknya adalah mata Baekhyun yang seharusnya di musnahkan. Dia pembawa sial.
Meskipun Yoora mengakui bahwa mata merah mengkilap itu indah. Kau seolah sedang melihat langit lembayung sore ketika menatapnya, lembayung yang teduh, hangat namun kelam.Tapi fakta bahwa mata shinigami membuat hidup pria itu berantakan, membuat Yoora harus membencinya kali ini. Baekhyun selalu sendirian. Terbuang. Tidak dianggap.
Manusia mana yang tahan?
Apa Baekhyun bukan manusia?
"Kau yakin tak ada dokter yang berlari melihatku?"
Baekhyun menggumam pelan, nyaris bisikan. Namun di balkon ini Yoora bisa mendengarnya dengan jelas. Mereka terduduk memandang langit biru setelah aksi tarik-menarik di kantin.
Satu hal lagi yang menjadi pertunjukan para siswa.
Sekali lagi Baekhyun tidak peduli.Asal Yoora tidak terluka.
Hatinya menghangat mendapati raut Yoora yang kesal dan khawatir sekarang. Menatapnya penuh harap.
Kapan terakhir kali Baekhyun di khawatirkan seperti ini?
Entahlah. Dia sendiri yang membuat orang terdekatnya menghilang.Ingatkan orang tuanya yang musnah karena emosi Baekhyun.
Ingatkan Sehun sahabatnya yang menjauhinya.Sekarang Baekhyun hanya punya Yoora. Gadis yang baru dikenalnya beberapa hari ini.
Dan ingatkan Baekhyun untuk tidak membuat Yoora pergi seperti yang lainnya.
"A. Ah. Apa maksudmu dengan milikmu? Aku kepunyaan ayah dan ibuku!"
Seru gadis itu kembali sarkas.Baekhyun menarik ujung bibirnya sedikit. Nyaris tak terlihat.
Namun berhasil membuat Yoora memekiki tertahan."Kau tersenyum!"
Yoora menunjuk wajah Baekhyun yang kembali datar.
Dia malu.Namun setelahnya berdehem sembari menatap Yoora intens.
"Kau tidak bisa kemanapun sekarang. Kau tidak bisa berlari dariku sekarang.
Kau hanya harus menatapku sekarang.
Tidak ada yang bisa menganggumu.
I'll protect you."Dia menjeda kalimatnya sebentar.
Perkataan yang selanjutnya membuat Yoora sesak. Rasanya beribu ton kupu-kupu menggelitik perutnya. Entah. Dia belum pernah merasa sebahagia ini sekarang.
Ingatkan Yoora untuk memeluknya nanti.I love You, Yoora~~
KAMU SEDANG MEMBACA
In Your Eyes
FanfictionMengapa pindah? Ayah terjerat kasus Yoo.. Tapi aku tak ingin kembali ke Korea ayah. Maafkan ayah, nak. . . Kau tak punya otak hah? Berhenti mengikutiku bodoh! Aku ingin berteman denganmu.. Jangan konyol,! Kita sama-sama tak puny...