Prolog

12 5 2
                                    

"Calin, STOP! Ini sama sekali tidak lucu!" Ucap seorang gadis didepannya dengan nada marah

"Ya! Aku tahu itu. Dan, siapa yang bilang aku sedang bergurau? Aku serius!" Balas lelaki bernama Calin, seraya memukul loker sekolah disampingnya.

'duar!'

Sontak, suara pukulan itu membuat semua orang di lorong Redhn High School and Academy menoleh kearahnya.

   Air mata gadis itu mulai membendung, hingga akhirnya tumpah. Ia lalu berlari dari hadapan Calin dengan isakan tangis yang membuat pandangan semua orang mengikuti arah larinya.

Perempuan itu. Arne Bebthee Rixhen, ia gadis remaja biasa berumur 17 tahun.
     Ia berlari ke toilet, seraya mengusap air matanya. Namun, percuma, air matanya itu tak pernah habis, dan tak bisa ia bendung, lagi.
    Ia menatap kosong biasan wajahnya di cermin. Wajahnya memerah, dan air matanya terus mengalir.

"Arne?" Ucap seorang perempuan yang baru saja memasuki toilet. Dengan spontan, Arne mengusap air matanya. Ia menoleh, dan, kembali menangis. Ia memeluk sahabatnya itu, Raine.

"Apa yang terjadi Arne?" Tanya Raine, ia mengusap punggung Arne dengan lembut

"Apa si gendut Jack memukul mu seperti pekan lalu?" Arne menggeleng "Lalu? Siapa?" Raine berpikir "Oh, aku tahu. Pasti si aneh Calin kan? Apa yang dia lakukan padamu? Ia memukul mu juga? Ia membentak mu? Atau——"

"Bukan Raine" Arne melepaskan pelukannya "Calin, ia akan pindah ke Scecity, akhir pekan ini. Untuk selamanya" Jawab Arne dengan Isak tangis

"Hah? Ya ampun Arne! Ku pikir ada hal lain!  Kau membuat heboh koridor sekolah hanya karena si aneh Calin akan pindah?! Hanya itu?!"

"Apa? Hanya itu? Raine, mungkin bagi mu Calin hanya seorang murid aneh yang dingin, dan tampan seperti di dalam novel fiksi. Tapi bagiku, dia segalanya. S E G A L A N Y A!" Tegas Arne

"Iya, aku tahu, tapi apa yang  membuatnya pergi?"

"Ini yang membuatku menangis. Orang tua Calin menjodohkannya dengan Vione"

"Vione Senth Clark? Anak Verthin Senth Clark?" Ucap Raine, terkejut

"Iya, Vione keturunan keluarga Clark. Pembuat robot Thelead. Kau tahu, perintahan di Negara ini tidak akan berjalan tanpa adanya keluarga Clark. Dan Vione, adalah pewaris ke-30, yang akan memegang kendali para Thelead" Tangisan Arne mulai mereda. Ia membasuh wajahnya, dan pergi dari sekolahnya bersama Raine.

   ***

    Calin terus membual pada teman-temannya, Alex, Seth, dan Derk.

"Sudahlah, tak perlu dipikirkan. Calin, kau ini sangat tampan, banyak wanita cantik yang menginginkan mu, menurutku jika mereka harus dibandingkan dengan seorang kutu buku seperti Arne, tentu mereka jauh lebih baik, dan seksi!" Ucap Derk

"Pertama, ya, aku tampan. Kedua, memang banyak wanita yang menginginkan ku. Ketiga, Arne memang hanya seorang kutu buku, tapi dia segalanya bagi ku. Dan yang terakhir... Oh Derk, sekali lagi kau membuktikan seberapa menjijikannya pikiran mu!" Jawab Calin

"Jadi, bagaimana?" Sambar Alex tiba-tiba

"Ya, mungkin memang harus seperti ini. Aku, dan Arne memang harus berpisah sekarang" Ucap Calin seraya mengacak-acak rambutnya

"Oh iya, kau bilang, kau akan pergi ke Scecity karena akan dijodohkan?" Tanya Seth, Calin mengangguk "Dengan siapa?" Sambung Seth

"Vione Senth Clark"

"APAA?!!" Teriak ketiga temannya

"Calin, kali ini, kau tidak boleh menolak! Jika kau menolaknya, kau bodoh! Sangat-sangat bodoh!" Ucap Derk. Sahabatnya yang satu ini memang sedikit—— ya, kalian tahu apa maksud ku.

*****

   Entah mengapa Arne bangun lebih pagi hari ini, padahal ini hari libur, ia seharusnya tetap berada di kasur yang gravitasinya melebihi gravitasi bumi itu. Setelah mandi, ia pergi ke meja makan dan sarapan bersama ibunya, namun ia terus saja memikirkan kejadian di koridor sekolah kemarin.

"Nak?" Ucap ibunya, Rena. Ibunya membuyarkan lamunan Arne

"Ya?" Jawab Arne ketika tersadar dari lamunannya

"Apa kau masih memikirkan Calin?" Tanya ibunya lagi, Arne mengangguk

"Arne. Cinta itu adalah titik. Titik dimana kau pasti akan kembali. Jadi jika kalian memang benar-benar saling mencintai, kalian pasti akan bersama lagi" Ucap ibunya seraya mengoleskan selai cokelat di rotinya

"Tapi Bu, Calin akan pergi dari sini untuk selamanya. Lalu aku harus apa disini? Aku tidak mungkin bisa melarangnya, ibu tahukan, Calin selalu mengikuti perintah ayahnya. Walaupun harus mengorbankan semua tentangnya"

"Ibu mengerti——"

"Ya, ibu hanya mengerti perasaan ku. Tapi tetap saja ibu tidak merasakannya!" Arne memotong ucapan ibunya, ia lalu berjalan cepat ke arah kamar

"Ibu juga pernah muda! Ibu juga merasakan hal yang sama seperti mu! Jika tidak, ibu tidak mungkin berpisah dengan ayahmu!" Ucap Rena, ia menghentikan langkah anaknya itu, Arne hanya menoleh, dan kembali melanjutkan jalannya ke kamar

'jledar'

Arne menutup pintu sangat kencang, dan membanting tubuhnya ke kasur

'Jika aku hanya hidup untuk semua hal tentang perpisahan, untuk apa aku diciptakan? Apa hanya untuk merasakan semua ini?' Pekik Arne dalam hati

Tring!

Ponsel milik Arne berbunyi. Arne lalu mengambilnya.

From: Calin

22-05-2017

Arne, maaf, aku harus pergi sekarang  juga. Ayah memaksaku untuk pergi.

  Ya, aku ingin mengucapkan terima kasih atas segalanya, dan jangan berpikir bahwa aku akan bersenang-senang bersama Vione. Tidak. Aku tidak akan pernah bisa bahagia, kecuali bersama mu. Walalu mungkin akan ada senyuman di bibirku, namun itu hanya demi ayah ku. Ku harap kau mengerti.

Aku mencintai mu, Arne

Arne membaca pesan dari Calin dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Air matanya kembali jatuh.

Bersambung.....

Featherland: The Fear LandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang